(23) TELL ME THE TRUTH

54 14 0
                                    

"Segalanya akan kembali baik-baik saja. Aku percaya. Hanya saja, kepercayaanku selalu berakhir dengan rasa kecewa."

- Fyura Starlyn


"Aksa, gue udah bilang berap--"

Tubuh itu kehilangan tumpuan saat berusaha menghindari sosok yang baru saja menyusulnya ke rooftop. Genangan darah tercipta saat tubuh itu menyentuh aspal. Seketika suasana berubah mencekam. Semua orang di bawah sana panik tak terkira.

Sedangkan Fyura masih tetap bersembunyi. Gadis itu terlalu takut untuk sekedar berlari. Seluruh tubuhnya lemas dan detak jantungnya tak terkendali. Lagi, ia harus menyaksikan seorang manusia pergi.

Tangan Fyura baru saja hendak meraih saklar lampu kamarnya saat tangan lain terlebih dahulu menekan saklar dan membuat lampu ruangan itu menyala.

"Mimpi buruk lagi?" tanya Rosa khawatir saat dilihatnya Fyura tersentak bangun dari tidurnya dengan napas terengah.

Rosa mengulurkan gelas berisi air putih yang baru saja diambilnya dari dapur apartment Fyura. Ia memang sering terbangun tengah malam saking hausnya.

Malam ini, Rosa menginap di tempat Fyura karena orang tuanya sedang di luar kota. Ia terlalu membenci kesunyian. Seakan ia akan mati ditikam kesepian.

Tanpa menjawab pertanyaan Rosa, gadis berpiyama abu-abu itu meminum air putih tersebut hingga tersisa setengahnya.

Setelah menghabiskan sisa air yang diminum Fyura, Rosa duduk di sebelah Fyura dan menatapnya prihatin. "Lo harus kuat ya, Ra."

"Ra, atau mungkin mimpi buruk lo bisa ilang setelah lo cari tau siapa dan ada apa dengan cewek di mimpi lo itu?" tebak Rosa yang tak ditanggapi Fyura.

"Kalau kak Badai dateng ke rooftop, dan dia juga dateng ke makam, apa lo nggak pernah berpikir kalau dia ada hubungannya sama cewek yang ada di mimpi lo?"

Fyura mengernyit. Ia memang sedang memikirkan kemungkinan tersebut, tapi tiba-tiba pikiran lain mengganggunya.

"Kalau cewek itu ada hubungannya sama kak Badai, apa mungkin juga kalau cewek itu juga ada hubungannya sama kak Antares?" tanya Fyura ragu.

Tak ada jawaban. Rosa sama bingungnya dengan Fyura. Mereka ingin tahu kebenarannya tapi tidak tahu harus berbuat apa.

"Ra, lo ajak kak Antares ketemu dan tanya apa dia kenal cewek itu."

🎭

Apartment mewah di hadapannya membuat Antares sedikit ragu. Namun, berdasarkan pesan yang dikirimkan Nara, gadis itu meminta Antares menunggunya di lobi apartment.

Dengan langkah gusar, Antares memasuki gedung apartment itu dan duduk di lobi setelah mengirim pesan pada Nara bahwa ia sudah sampai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan langkah gusar, Antares memasuki gedung apartment itu dan duduk di lobi setelah mengirim pesan pada Nara bahwa ia sudah sampai.

Tak lama, gadis itu muncul di hadapan Antares dengan dress mini dan make up tebal, membuat Antares risih sebenarnya, tapi raut dingin pemuda itu selalu menyelamatkan perasaannya agar tak disadari orang lain.

"Kita nyari tempat makan yang deket aja ya? Aku ada pemotretan nanti," ucap Nara yang langsung direspon Antares dengan bangkit dari duduknya dan menuju mobilnya.

Mereka mengendarai mobil masing-masing untuk menuju sebuah restoran yang Nara inginkan. Walaupun Nara ingin sekali satu mobil dengan Antares, tapi sebagai perempuan, ia harus menjaga sikap. Ia tidak ingin terlihat murahan di mata Antares.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah restoran cepat saji.

"Karena lo juga lagi buru-buru, gue to the point aja ya," tegas Antares saat mereka baru saja duduk. Bahkan Nara baru saja hendak meraih buku menu di depannya.

"Aku masih ada waktu buat makan dan ngobrol sama kamu kok," jawab Nara dengan percaya diri. Ia memang sudah lama ingin duduk berdua dengan Antares, untuk sekedar meredakan kerinduan, juga perasaan masa lalunya yang terabaikan.

Antares menggeleng

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Antares menggeleng. "Gue nggak ada waktu."

"Gue mau lo jelasin tentang ini," perintah Antares sambil meletakkan sticky note--yang ia temukan di kamar Oceanna-- ke atas meja.

Nara terbelalak. Tidak tahu jika sticky note itu akan sampai ke tangan Antares.

"Aku pikir dia udah buang itu. Kok bisa di kamu?" tanya Nara gelagapan.

"Jawab, Nara!" pinta Antares dengan nada tegas. Gadis di hadapannya sampai ketakutan. Jelas terlihat bahwa Antares sedang marah.

"Waktu itu aku sama dia berantem gara-gara aku ketahuan suka sama kamu. Terus aku tunggu dia di rooftop buat minta maaf, tapi dia nggak dateng," jelas Nara.

Sayangnya, pernyataan Nara tak membuat Antares percaya begitu saja. Pemuda itu terlanjur menaruh curiga padanya.

"Sticky note ini lo kasih--"

"Tepat di hari kematiannya. Aku juga bingung, Res, kenapa dia malah loncat dari rooftop padahal aku udah nungguin dia lama dan aku udah balik ke kelas," potong Nara, menjelaskan kebingungannya kala itu.

"Dia beneran loncat? Lo yakin?" Antares memicingkan mata, memasang senyum miring. Ekspresi yang belum pernah Nara temukan pada Antares selama ini.

"Emangnya apalagi, Res? Dia nggak sengaja jatuh, gitu? Kamu masih susah nerima kenyataan ya?"

Antares menatap Nara lekat-lekat. Gadis ini. Gadis yang Antares curigai ini membuat Antares semakin curiga.

"Lo nggak nyesel gitu?" Antares kini bangkit dari duduknya. Namun, pemuda itu masih tetap berdiri di hadapan Nara. Menanti jawaban apa yang akan keluar dari mulut Nara.

Raut wajah gadis itu seketika memucat. Ia terus menunduk sampai Antares benar-benar pergi. Antares pergi dengan kecurigaan yang sepenuhnya masih mengarah pada Nara.

Hi! Happy weekend, everyone!!!

Gimana part ini? Ada yg curiga sama Nara juga? Atau ada yg punya kecurigaan lain?
Whatever, kita nantikan saja part selanjutnya hahahaha

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak vote dan komentar setelah membaca cerita ini ya. Bantu share juga kalau mau muehehehe

Dan terima kasih banyak untuk kalian yang selalu setia nungguin update cerita ini dan memberikan support untuk kami. Kalian the best❤

Sampai jumpa hari kamis ya!

-16 November 2019

Salam,

-EkaWR_ & henrilst

A Letter to MyselfWhere stories live. Discover now