(28) DEPRESSION GIRL

69 17 9
                                    

"Menjadi patah bukanlah hal yang mudah. Aku ingin menceritakannya padamu, menceritakan betapa aku hancur dan tak ada yang mau mendengarnya, tapi tak apa. Aku akan baik-baik saja."

-Fyura Starlyn

Fyura menyusuri deretan rak buku yang menjulang tinggi di perpustakaan favoritnya. Perpustakaan yang terletak tepat di sebelah toko buku favoritnya juga. Tangannya terhenti pada sebuah buku bersampul kuning yang pernah ia baca.

Memori Fyura terlempar pada kejadian beberapa bulan lalu. Kala itu, Antares memberinya sebuah sticky note yang mengantarkannya pada seorang psikiater yang tak lain adalah ayah dari Antares.

Helaan napas berhasil lolos dari bibir mungil Fyura. Ia masih ingat dengan jelas bagaimana Antares berusaha membantunya. Lalu sekarang, pemuda itu mejauhinya.

Fyura kini berjalan menuju toko buku, lalu berjalan pada deretan komik-komik best seller. Tangannya menyentuh sebuah komik yang pernah Antares beli saat bersamanya. Salahkah jika Fyura berharap Antares kembali menemuinya? Fyura masih membutuhkan pemuda itu. Setidaknya, sebagai seorang teman.

Pergerakan Fyura terhenti saat matanya tak sengaja menangkap sepasang sepatu yang tak asing.

Wajahnya sontak mendongak dan matanya langsung bertubrukan dengan sepasang mata gelap milik Antares. Sosok yang tengah memenuhi pikirannya itu benar-benar nyata di hadapannya.

Namun, belum sempat Fyura mengalihkan pandangannya, pemuda itu sudah berlalu dari hadapannya.

"Kak Antares!" Teriakan Fyura langsung menjadi pusat perhatian. Fyura tidak peduli. Ia hanya ingin meminta maaf pada Antares.

Tanpa diduga, Antares kini memutar tubuhnya dan menghampiri Fyura.

"Saya hampir lupa buat mengatakan ini sama kamu," ucap Antares, menyisakan jeda untuk kalimat berikutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Saya hampir lupa buat mengatakan ini sama kamu," ucap Antares, menyisakan jeda untuk kalimat berikutnya.

"Saya udah kasih nomor hp kamu ke papa. Nanti papa yang akan rutin ngecek kondisi kamu."

Hanya itu.

Antares segera berbalik meninggalkan Fyura yang tengah susah payah mencerna ucapan Antares.

Itu berarti, kak Antares udah nyerah buat bantu aku?

Gadis itu tersenyum miris. Bagaimana bisa Fyura lupa bahwa kehadiran Antares tak lain adalah karena perintah Dokter Ferdy? Bagaimana bisa Fyura malah terbawa perasaan dan menganggap Antares adalah satu-satunya bantuan yang ia punya?

Fyura kini berjalan linglung keluar dari toko buku. Perasaannya sungguh kacau. Antares mengacuhkannya. Tak peduli bagaimana sakit yang dirasakan Fyura.

A Letter to MyselfWhere stories live. Discover now