🎵11~ melodie D'Amour🎵

42.8K 2.2K 109
                                    


||•Lihat doi sama pacar itu ternyata lebih seram daripada lihat hantu•||
~Rania


~ Melodie D'Amour ~

🎵🎵🎵

Seminggu setelah kejadian Rania diseret paksa oleh El, gadis itu benar-benar tidak pernah menunjukan batang hidungnya di depan laki-laki itu membuat Melati bangga sekaligus terharu karena Rania bisa menjauhi El. Parahnya lagi Melati sampai rela mentraktir teman sekelasnya makan di kantin dengan harapan niat baiknya ini bisa mempertahankan keputusan Rania untuk menjauhi El. Akhirnya.

Rania menghela berat, membentur-benturkan kepalanya di meja, kemudian tertawa sebentar kembali membenturkan kepalanya. Gadis itu tidak merasakan sakit sama sekali, keningnya sudah sangat merah. Melati yang melihatnya bergidik ngeri.

"Mel...." Rania menghadap Melati, memperlihatkan raut wajah kacaunya.

Melati mengernyit bingung. "Kenapa? Laper?"

Rania menggeleng, gadis itu menggaruk kepalanya sebentar. "Gue mau nanya" ucapnya.

"Kalau pertanyaan lo serius gue jawab, kalau nggak berhenti sahabatan sama gue" ancam Melati.
Mata Rania membulat, temannya ini benar-benar sadis. Rania tidak heran kenapa Melati bisa jomblo selama ini padahal gadis itu memiliki wajah yang cantik.

"Yaudah nggak jadi" ucap Rania pasrah.

"Becanda elah"

Rania kembali bersemangat, menatap Melati penuh kebahagiaan. "Keluarga lo ada yang jadi dukun?" tanyanya cepat dan antusias.

Mendadak kepala Melati pusing, gadis itu memijat pelipisnya. "Kalau keluarga gue ada yang jadi dukun, dari dulu gue santet lo Ran. Ya allah!!"
Decak Melati kesal.

"Kalau gitu nanti pulang sekolah temenin gue ke dukun"

Melati menghela nafas, mencoba untuk sabar. Ingat, Rania adalah sahabatnya jadi ia tidak boleh berbuat kasar. Tapi untuk moment selanjutnya Melati tidak yakin bisa mengontrol dirinya.
"Ngapain?"

"Mau pelet El, kebetulan gue punya banyak foto dia"

Melati menyerah, ia melambaikan tangan ke atas.
"Serah lo!"

🎵🎵🎵

Rania berjalan dengan lesu menuju ruang musik. Jam pelajaran masih berlangsung, tapi ia harus kesana karena mendapat panggilan dari Bu Erika, kata beliau sudah menemukan pengganti Edo yang akan menjadi teman duetnya. Tentu Rania senang karena ia tidak perlu repot-repot mencari.

Sesampainya di depan ruang musik, Rania membuka pintunya perlahan, menyembulkan kepalanya kedalam sebelum masuk. Tidak ada orang di sana kecuali bu Erika, gadis itu lantas masuk ke dalam.

"Pagi bu" sapa Rania lesu.

Bu Erika melirik kemudian tersenyum. "Sini duduk"

Rania menurut saja. "Latihannya sekarang bu? Biasanya pulang sekolah"

"Nggak, ibu cuma mau kasih informasi kalau susunan acaranya sedikit di ubah. Awalnya kamu tampil sekali menjadi dua kali, penampilan pertama saat pertengahan acara kamu akan bernyanyi berdua. Dan penutup kamu akan bernyanyi solo"

Rania sedikit terkejut. Bagaimana bisa? Duet saja ia masih merasa gugup, apalagi tampil solo. Mengingat semua murid Sma nya yang akan menonton belum juga para guru.

"Kok gitu bu? Kenapa nggak yang lain aja tampil solo, kenapa harus saya?" tanya Rania sedikit tak terima.

"Ibu cuma mau yang terbaik untuk ekskul musik, ibu nggak mau guru-guru pembimbing ekskul lain meremehkan ekskul musik, untuk itu ibu tunjuk kamu langsung sebagai wakil dari ekskul musik karena ibu yakin kamu pasti bisa" jelas bu Erika panjang.

MELODIE D'AMOUR [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang