1. Grup Chating

2K 255 10
                                    

Satu ⭐ darimu sangat berharga untukku 😘.
Happy reading.

"Ta, jangan lupa undangannya besok disebar ya."

"Hanya untuk  guru dan beberapa alumni penting aja kan?"

"Iya, sebagian aja, sebagian besarnya kan udah di broadcast di sosial media dan grup alumni."

"Oke, apa lagi tugas gue buat besok?" Aku yang sudah menenteng sling bag  siap-siap untuk pulang.

"Jangan lupa pastiin lagi guess star  yang udah diundang, jangan sampai batal di saat-saat terakhir."

"Emang pernah kejadian dibatalin tiba-tiba kaya gitu?"

"Tahun pertama kita mengadakan reuni, bintang tamunya batal datang, makanya kali ini lo harus pastiin."

"Oke siap, kalau gitu gue balik ya."

"Gak nginep di rumah gue aja, hotel lo jauh lo dari sini, atau lo bisa nginep di asrama sekolah dari pada cape bolak-balik." Ini sudah kali keberapa dia membujukku selama tiga hari aku disini.

"Gue bawa mobil Gi."

"Justru itu, karena bawa mobil lo pasti capek kan?" Dia masih tetep ngotot.

"Thankyou perhatiannya Giana sayang, tapi gue lagi kangen kasur hotel gue, sayang udah bayar mahal-mahal kalo dianggurin."

"Terserah lo deh, hati-hati ya." Dia pada akhirnya menyerah seperti kemarin-kemarin tapi besok pasti dia akan melakukannya lagi.

Perempuan cantik, aktif dan pemaksa itu adalah Giana sahabatku sejak SMA, sampai sekarang terhitung delapan tahun aku bersahabat dengannya, bawaannya yang selalu ceria, aktif dan mudah bergaul dengan siapa saja memberi efek positif bagiku yang introvert.

Ku langkahkan kaki dan memandangi aula yang sudah dihiasi kain-kain panjang berwarna abu dan dan biru, ada deretan kursi yang masih terlipat rapih di samping pintu masuk, ada panggung yang baru setengah jadi dan beberapa alat musik yang sudah ada diatasnya, juga ada tumpukan bunga untuk di dekorasi besok pagi.

Masih ada sisa dua hari lagi masa persiapan menuju hari H, acara reuni akbar sekolah yang diadakan lima tahun sekali. Tidak seluruh alumninya diundang, hanya sepuluh angkatan terakhir saja, mengingat aula sekolah ini yanh tidak terlalu luas jelas tidak akan mampu menampung seluruh alumni seandainya di undang semua angkatan.

Ini juga pertama kalinya aku menginjakan kaki di sekolah ini setelah aku lulus, bahkan aku memutus semua komunikasi dengan teman-teman seangkatanku kecuali Giana, sampai satu tahun terakhir.

Aku menghembuskan nafas berat begitu aku menyusuri lorong sekolah ini, ingatan tentang interaksi pertamaku dengannya muncul secara tiba-tiba, rasanya hal itu baru saja terjadi kemarin padahal sudah beberapa tahun berlalu.

"Hei... Kuncir kuda! nama lo Renata kan?"

"Ya?" Aku menoleh bingung pada teriakan keras di ujung lorong.

"Yang lo lihat kemarin itu gak seperti yang lo bayangin."

Aku masih berusaha mencerna kata-kata yang baru saja dia ucapkan. "Maksudnya?"

"Elo kan orang yang ada di balik pintu kelas kemarin, ngintip?" Dia mencodongkan wajahnya dan memelankan suaranya di kata terakhir.

Ada jeda beberapa saat sebelum aku kembali bersuara. "Gue gak ngerti maksud lo,"

"Terserah, tapi pokoknya kalau sampai ada gosip aneh-aneh tentang gue, elo adalah orang yang pertama yang akan gue cari."

Gara-gara REUNIWhere stories live. Discover now