Dua

4.9K 757 53
                                    

Be aware if typos!

.
.
.
.

Lisa mengusap foto dirinya dengan Jennie yang diambil sebulan lalu, tepat saat ulang tahun Lisa yang ke 25. Dihari itu Jennie memberikan kalung motif kupu-kupu pada Lisa. Kalung yang sama dengan yang ia miliki.

Air mata menggenang di manik bulat Lisa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Air mata menggenang di manik bulat Lisa. Pemikiran tentang Jennie, orang tua serta pernikahan yang tak pernah dibayangkannya membuat Lisa merasa sesak.

Tak perlu diragukan lagu rasa sayang Lisa kepada Jennie dan kedua orang tuanya. Bahkan jika dia harus mengorban dirinya untuk menebus kebahagiaan mereka Lisa pun rela.

Tapi disudut terdalam hatinya, ia memimpikan masa depan sesuai keinginannya. Menikahi seseorang yang ia cintai dan hidup bahagia hingga tua. Pernikahan bukan sesuatu yang sederhana.

Janji yang dibuat dengan Tuhan tidak akan semudah itu dipatahkan. Sedih senang harus tetap dijalani penuh dengan komitmen dan tanggung jawab. Melewati hari demi hari bersama hingga menua bersama.

Pernikahan yang dijalani sepasang manusia yang saling mencintai saja tidak mudah. Apalagi pernikahan yang dilakukan karena keterpaksaan dua anak manusia yang tak punya pilihan.

Membayangkannya saja membuat Lisa takut.

Lisa mengerjapkan matanya beberapa kali saat mendengar handle pintu ruangannya diputar. Ia berbalik dan mendapati seorang desainer dan beberapa asistennya berdiri diambang pintu menenteng sebuah gaun peach yang terlihat mewah dan elegan.

"Maaf Nona, kita harus fitting segera untuk membentuk gaunnya agar lebih pas di tubuh anda"

Lisa menatap gaun yang cantik itu dengan perasaan tak gembira. Keindahan dan keanggunan busana itu tak sedikitpun menggugah Lisa untuk bahagia. Ia mengangguk pasrah kemudian berdiri dari kursinya. Menanggalkan kimono yang tadi di pakainya.

"Gaun ini sudah diukur sesuai dengan bentuk tubuh Nona Jennie, kulihat anda sedikit lebih tinggi. Jadi kita harus menyesuaikannya kembali" tutur desainer itu seraya membantu Lisa mengenakan gaunnya.

Lagi-lagi tak ada jawaban, kecuali sebuah anggukan menurut dari Lisa. Apapun yang akan dilakukan sang desainer pada gaun itu Lisa tak perduli. Ia pasrah, apapun tentang pernikahan ini hanya akan mendapat persetujuan dari Lisa.





Sementara di satu sudut ruang yang lain seorang pria tak hentinya menenggak whisky Dia terus mengisi tubuhnya dengan cairan beralkohol.

Entah sudah berapa gelas ia minum yang jelas matanya mulai memerah. Wajahnya yang barusan dipoles tipis dengan make up pun tampak kusut.

"Cukup" pria yang lain berdiri menghampiri lantas menahan tangannya agar tidak memasukkan kembali whisky ke mulutnya. Ia sadar sahabatnya itu akan mabuk jika dibiarkan begitu saja.

"Kau bisa mabuk" tukasnya sambil mencoba merebut gelas whisky dengan paksa.

Tetapi pria itu menepis tangannya, "bagus bukan jika aku mabuk, Xu Minghao" tanyanya sambil tersenyum sinis.

The Substitute: Secret GardenWhere stories live. Discover now