Dua puluh dua

2.7K 529 38
                                    

Awas Typo!

-- --

Lisa menyeret satu kakinya memasuki rumah. Ia sudah bisa berjalan meski sedikit terseok. Seulgi menyambutnya dan langsung menuntun Lisa.

"Anda kenapa?" tanya Seulgi

"Aku terkilir kemarin" jawab Lisa sambil meringis merasa kakinya sedikit nyeri.

"Sungguh, bagaimana bisa. Apa sudah diobati?" tampak kekhawatiran di raut wajah Seulgi. Ia mendudukkan Lisa di kursi dan berjongkong memeriksa kaki wanita itu yang sedikit bengkak.

"Aku hanya tidak hati-hati makanya sampe terkilir. Tapi Minghao langsung memberiku pertolongan pertama jadi kata dokter tidak serius aku juga sudah diberi obat." terang Lisa disaat bersamaan dengan Wonwoo yang berjalan masuk ke rumah.

"Oh sekretaris Xu rupanya, baguslah kalau begitu. Dia selalu tanggap dan tau harus melakukan apa" Seulgi bangkit kemudian berdiri di samping Lisa.

"Selamat datang tuan muda" sapa Seulgi saat pria itu berada di depannya.

Wonwoo mengangguk singkat, kemudian tatapan matanya langsung terarah pada Lisa. Keduanya saling bertatapan tapi Wonwoo segera membuang muka. Ia menatap lurus kedepan dan berjalan menjauhi Lisa.

Kedua sudut bibir Lisa tertarik kebawah. Kekecewaan menyusupi hatinya. Sejak semalam pria itu terlihat diam bahkan terkesan menghindarinya. Melihat keadaannya yang sakit bukankah Wonwoo harusnya lebih perhatian. Tapi kenapa yang Lisa rasakan malah pria itu terkesan tak perduli padanya.

Belum hilang ingatan Lisa tentang wajah ceria suaminya. Bermain dengan ternak, menunggang kuda, bermain game zombie semua masih belum bias. Tapi Wonwoo bahkan sudah kembali pada kebiasaannya. Yang diam bermuka masam. Lisa benar-benar tak mengerti.

Wanita itu menghela napas, membuat Seulgi yang masih berada di dekatnya penasaran.

"Kenapa nona?"

Lisa menggeleng, ia merasa lelah untuk sekedar bercerita. "Bantu aku ke kamar saja" kata Lisa yang langsung diiyakan oleh Seulgi.

Malam tiba dengan cepat. Kaki Lisa terasa lebih baik. Ia berjalan pelan menuruni tangga sembari berpengangan pada railing. Seulgi yang melihat itu hendak menghampiri Lisa untuk membantunya. Tapi wanita itu memberi kode bahwa dirinya bisa.

"Makanannya lebih banyak dari biasanya" celetuk Lisa saat melihat hidangan diatas meja.

"Nyonya besar akan bergabung untuk makan malam Nona" jawab Lisa sambil menata makanan yang dibawa asisten lain dari dapur.

Bibir Lisa membulat kecil, ia tak tahu mertuanya akan datang untuk makan malam. Tapi memang biasanya ia tak diberi tahu. Seperti tak penting Lisa tau atau tidak.

Seulgi menarik kursi untuk Lisa. Wanita itu mengucapkan terimakasih kemudian dari arah ruang tamu terdengar ketukan langkah kaki yang semakin lama semakin jelas.

Ibunda Wonwoo sudah tiba dan itu memaksa Lisa untuk kembali berdiri. Wanita paruh baya tersebut berjalan lurus ke arah meja makan. Lisa segera membungkukkan badannya memberi salam.

Seulgi menyiapkan kursi untuk nyonya besarnya duduk. Wanita itu duduk di tempat yang biasa dipakai Wonwoo.

"Mana Wonwoo?" tanyanya saat tak melihat putranya di meja makan.

Pandangan Lisa teralihkan, mencari barangkali suaminya sudah ada. Benar saja, pria itu tengah berjalan menuruni tangga.

"Dia sedang kemari, Ibu" ucap Lisa hati-hati.

Memanggil wanita dihadapannya ibu serasa menakutkan. Kalau itu tak berkenan bagi nyonya Jeon mungkin Lisa akan mendapat masalah.

Nyonya Jeon tampak tak bereaksi seperti ketakutan Lisa. Justru fokus mengamati putranya yang kini megambil tempat di sebelah kirinya menghadap Lisa.

The Substitute: Secret GardenWhere stories live. Discover now