Koloni

1.5K 92 24
                                    

"Dalam setiap koloni, selalu ada Sang Ratu untuk dilayani."
-S.R-
.
.
.

R-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Aku mohon..." Tubuh yang sudah melemah itu hanya bisa tergeletak tak berdaya saat ujung dari katana yang berlumuran darah diarahkan kelehernya. "Ampuni aku..." semangat hidupnya tak lagi terpancar. Tak ada lagi kata umpatan, yang ada hanya mengiba belas kasihan dari sosok bertubuh tinggi yang kini menatapnya datar tanpa emosi.

"Kami sudah memberimu kesempatan bicara..." ucap sesosok remaja laki-laki yang berdiri dibalik pria tinggi yang mengacungkan pedang. "Tapi kau menyia-nyiakannya paman. Sayang sekali..." tambahnya dengan nada kekanakan. "Benar begitu kan Jin Hyung?" lanjutnya, merujuk pada sosok bertubuh tinggi dihadapannya.

Seokjin tak memberikan respon berarti saat remaja lelaki itu menyebut namanya. "Jika kau bicara, maka semuanya belum terlambat..."

Pria yang disebut paman itu mulai menangis. Air matanya terasa asin dan pahit bercampur keringat dan darah yang melumuri wajahnya yang babak belur. "Aku benar-benar tidak tahu apapun soal ibu dari Kim Taehyung, selain dia adalah wanita penghibur dimasa mudanya..." pria itu terisak.

Seokjin menjauhkan ujung katananya dari leher pria itu. "Kau tidak memberitahu kami jika ibu dari Kim Taehyung adalah mantan wanita penghibur sebelumnya..."

Pria yang babak belur itu tercekat, menyadari jika dia baru saja membocorkan rahasia yang coba dia jaga dengan nyawanya. Kini tak ada jalan kembali.

"Nah sekarang..."Dengan perlahan Seokjin berjongkok disamping pria sekarat itu dan mencengkram wajahnya dengan kuat. "Beritahu aku semuanya..."

***********

"Hyung kenapa kau membiarkan orang itu hidup?" Tanya remaja lelaki itu. Dia masih merasa kesal saat mainannya baru saja dilepas begitu saja.

"Mark, kau tahu bagaimana cara semut bekerja?" ucap Seokjin sambil membersihkan pedangnya.

Mark mengedikkan pundaknya. "Tak ada hubungannya denganku, Hyung..."

Seokjin tersenyum. "Coba pikirkan, jika seekor semut menemukan makanan maka dalam waktu cepat semut lainnya akan datang. Kau tau kenapa?"

Mark terlihat enggan, namun dia ikut berpikir. "Karena semut itu berbagi informasi dengan kawanannya?" nada bicara Mark seakan menerka-nerka.

"Tepat!" timpal Jin singkat. "Ketika kita membiarkan satu target lepas, dia tak akan tinggal diam. Instingnya akan membuatnya ingin berbagi infomasi dengan kawanannya, dan saat itu terjadi..."

"Bukan hanya seekor semut yang bisa kita tangkap, tapi seluruh kawanannya..." Mark meneruskan ucapan Jin, seakan telah memahami filosofi dibalik ucapan Hyung-nya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALWAYS ON THE RUN [Taejin] [Jinkook] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang