TPP 24

5.7K 612 56
                                    


Malam itu Rendi baru aja pulang dari kerja paruh waktunya kala ia melihat Linggar sedang mengambil beberapa pakaian dari dalam lemari.

"Loh...Gar...elo udah keluar dari rumah sakit...??"
Pekik Rendi girang sambil menyerbu masuk mendekati Linggar.

"Ia...sakit begitu ga' bakalan bisa bikin gue tumbang..."

"Bukannya tadi elo udah pingsan ya...???"

"Berisik..."
Dengus Linggar dengan wajah memerah menahan malu.
Pemuda itu menutup pintu lemarinya setelah ia mengambil beberapa potong pakaian.
"Ngomong-ngomong...makasih buat yang elo lakuin tadi..."
Ucap Linggar sambil berlalu tanpa menatap Rendi.
"Besok, gue traktir kalau elo mau..."

Mata Rendi melebar...ini pertama kalinya Linggar bersikap baik ke dia.
"Ok...gue tunggu...traktirannya..."
Sergah Rendi bahagia.

Linggar hanya berdehem untuk menanggapi ucapan Rendi barusan.
Ia terlihat masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Rendi memilih berjalan menuju tempat tidurnya dan perlahan ia menjatuhkan dirinya di sana untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Mata pemuda itu terpejam namun bibirnya terus bergumam sambil tersenyum bahagia.

"Akhirnya...gue bisa deket sama Linggar, gue ga' tau kenapa.
Rasanya dari awal lihat dia gue udah suka sama dia..."
Rendi membuka matanya, ia menyentuh dadanya yang berdebar dengan sangat cepat.
"Barusan gue bilang suka...???
Gue...???"
Rendi mengacak-acak rambutnya dengan perasaan frustasi.
"Guekan udah punya Irwan...kenapa gue jadi punya perasaan begitu ke Linggar...???"

Bunyi ketukan di pintu tiba-tiba memecahkan lamunan Rendi.
Suara seseorang yang sudah sering ia dengar memanggil nama Linggar di balik pintu membuatnya bergegas bangkit dari rehatnya lalu berjalan ke arah pintu.
Perlahan ia membukanya dan terlihat Galang dengan dandanan yang kece berdiri dengan gagah di hadapannya.

"Malem Ren...Linggarnya ada...??"

"Dia lagi mandi"
Jawab Rendi sambil menyingkir dari ambang pintu dan mempersilakan Galang untuk masuk.
"Elo sama dia mau kemana...?"

"Cuma mau jalan-jalan bentar sambil nyari makan...
Elo ga' keluar...??"

"Nggak...gue baru pulang kerja, apa lagi gue punya tugas yang harus gue kelarin malam ini"

Galang mengangguk seraya berjalan ke arah tempat tidur Linggar sebelum akhirnya ia duduk di sana.
"Ngomong-ngomong gue mau ngucapin terima kasih karena udah bawa Linggar ke rumah sakit tadi siang..."

"Ia...sama-sama..."

Galang terdiam, pemuda itu memperhatikan Rendi yang baru saja duduk di ranjang miliknya sendiri sebelum akhirnya angkat bicara lagi.
"Em...Ren..."

"Iya...??"
Tanya Rendi yang melihat ekspresi Galang yang tiba-tiba serius.
Bahkan matanya menajam saat melihat ke arahnya.

"Cowok lo, si Irwan udah cerita soal elo ke Linggar..."

Mata Rendi melebar, ia terkejut dengan apa yang barusan ia dengar.
"Ma...ma...maksudnya apa...?? Irwan itu bukan cowok gue.
Dan memangnya dia ngomong apaan...???"

Galang tersenyum geli.
"Elo ga' usah nyembunyiin itu, gue sama Linggar juga pacaran kok..."

"Apa...!!!!"
Pekik Rendi tak percaya.
Sepertinya rasa sukanya pada Linggar menguap seperti udara dari dalam dadanya.
"E...e..elo sama Linggar pacaran...???
Bukannya kalian sepupuan ya...?"

"Emangnya Linggar bilang begitu ke lo...??"

Rendi mengusap-usap tengkuknya dengan mengeluarkan wajah bego.
"Enggak juga sih...itu cuma kesimpulan yang gue tarik waktu liat kalian berdua deket"

Totem Pro Parte (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang