[✓] DEARGYU

[18] Want to know

"Jadi... Kau yang membuat Guanlin dan Chenle dipindahkan?"

Aku mengangguki pertanyaan Beomgyu.

"Tapi kenapa?" Tanyanya lagi.

"Kenapa harus bertanya? Bagus, 'kan, jika mereka tidak ada di sekolah ini? Jadi tidak ada yang mengganggumu."

Beomgyu terdiam, yang dikatakan olehku mungkin membuatnya kembali berpikir. Aku terkekeh pelan saat melihatnya.

"Cepat makan lagi." Aku kembali menyodorkan Pastry yang sengaja ku bawa untuk diberikan kepada Beomgyu. Saat ini, kami berdua berada di tribun lapangan basket.

"Aku sudah kenyang," Balas Beomgyu.

"Apa? Kau baru saja memakan satu."

"Satu saja sudah cukup membuatku kenyang."

"Beomgyu-ah, kau tahu? Kau itu harus banyak makan agar lebih terasa sehat, coba lihat wajahmu, begitu pucat, aku tidak mau jika kejadian kemarin terulang," jelasku yang sedikit kesal karena sikap Beomgyu.

Beomgyu yang semula tak memandangku lantas mengalihkan perhatiannya kepadaku.

"Kau... mengkhawatirkanku?"

Pertanyaan Beomgyu membuatku kikuk di tempat.

"Te— tentu saja! Kita kan teman. Aku tidak akan membiarkan temanku sakit lagi. Itu sangat menyedihkan!"

"Tapi—"

"Sudah! Cepat makan, aku tidak mau tahu, Pastry ini harus habis. Kasihan kepada bibiku yang sudah membuatnya."

Beomgyu yang awalnya menolak tak mau makan lagi, akhirnya kembali menerima Pastry yang ku sodorkan. Aku tersenyum senang saat Beomgyu kembali memakannya.

"Beomgyu-ah," panggilku, membuat Beomgyu kembali menolehkan kepala.

"Bolehkah... Aku mengetahui sesuatu darimu?" Tanyaku dengan ragu.

Beomgyu mengerutkan alis. Mulutnya yang sedang mengunyah makanan pun semakin melambat. "Apa?" Tanyanya kemudian.

Aku yang ingin berbicara langsung merasa tidak enak, dan aku menggaruk tengkuk yang sama sekali tak gatal.

"Itu... aku ingin tahu..." Aku menggantungkan kalimat. Tidak tahu lagi, apa aku harus berkata jujur bahwa ada sesuatu yang membuatku penasaran, atau memilih untuk tidak melanjutkan pertanyaan ku itu.

"Katakan saja, jangan ragu," ucap Beomgyu tiba-tiba, membuatku tersadar.

Aku tertawa kaku. "Tidak apa-apa?" Tanyaku.

Beomgyu tersenyum. "Katakan saja, apa yang ingin kau katakan."

"Sebenarnya dulu... Kau—"

"Bicara normal saja, tidak usah di putus-putus seperti itu, nanti aku tidak bisa memahaminya." Aku terperangah, menatap mata Beomgyu yang baru saja menegurku.

"Dulu... Kau mempunyai masalah apa dengan Guanlin dan Chenle?"

◍◍◍

Aku melangkahkan kaki di koridor begitu jam pelajaran berakhir. Sore ini, aku terpaksa pulang tanpa Jisung, karena sepupuku itu sedang tidak enak badan.

Aku mengembuskan napas, pikiranku tiba-tiba tertuju kepada Beomgyu. Tadi, saat aku bertanya hal itu, dengan senang hati, Beomgyu mau menceritakannya dan itu membuatku mendapat jawaban dibalik semua perlakuan Guanlin terhadap Beomgyu.

"Suha-ya."

Aku reflek menoleh ke belakang setelah mendengar panggilan yang begitu jelas ditelingaku. Kulihat, di belakang sana ada Minkyu yang berjalan menghampiri dengan senyum khasnya.

"Minkyu-ah, kenapa?" Tanyaku setelah Minkyu berdiri di sebelahku.

"Jisung sakit apa?"

"Dia demam," jawabku.

"Ohh, sayang sekali, padahal aku menunggunya untuk kumpul club Dance," jelas lelaki itu.

Aku tersenyum simpul, lalu kembali melangkah di koridor bersama dengan Minkyu di sebelahku.

"Kau yakin tidak mau bergabung?" Tanya Minkyu lagi. Aku menoleh ke arahnya, lalu menggeleng sambil tersenyum.

"Tidak."

"Masuk saja, ayo. Nanti aku ajarkan Dance," balas Minkyu. Aku terkekeh, bagaimana pun aku tidak ingin bergabung.

"Tidak, aku tidak mau."

Minkyu mempoutkan bibirnya, membuatku merasa gemas.

"Baiklah, aku tidak akan memaksa."

"Bagus kalau begitu," balasku dengan niatan bercanda.

"Suha-ya."

Aku dan Minkyu menoleh bersamaan ke belakang, dan ku lihat seseorang berjalan menghampiri dengan senyum indahnya. Choi Beomgyu.

+×+