tanda bahaya

41 6 0
                                    

Sudah menjadi agenda tahunan di Wolfdolf, setiap menyambut pergantian musim, walikota mengadakan acara Camp is Fun di padang luas yang berhadapan langsung dengan jurang serta hutan. Acara yang sangat di nanti-nanti para pemuda setempat tentu menjadi animo tersendiri bagi para pelancong yang ingin merasakan perkemahan berbeda dari biasanya. Karena di perkemahan tersebut menyediakan banyak kegiatan yang sangat di sukai para pemuda pecinta andrenalin.

Di sana mereka akan diajak berburu hewan liar di hutan, yang tentu saja mengantongi ijin dari pemerintah setempat. Kemudian ada kegiatan mendaki, panjat tebing dan mengarungi arum jeram di sungai. Dan yang jadi idola para remaja adalah penjelajah cinta, dimana setiap pasangan yang sedang dalam tahap pendekatan akan di suruh menjelajah hutan guna menemukan bendera cinta, ada beberapa bendera cinta yang di sebar secara acak, untuk pasangan yang berhasil menemukan bendera, mereka akan mendapat hadiah makan malam romantis serta liburan penuh cinta ke pulau di tengah samudra pasifik.

Selebaran mengenai camp sudah beredar penjuru wilayah, dan dalam sekejap segera menjadi buah bibir di kalangan anak muda. Mereka antusias menghubungi pihak panitia untuk mendaftar. Tak terkecuali Melanie. Sudah sejak dulu dia menunggu momen ini, kini setelah cukup umur untuk ikut, dia paling cepat mendaftar dari siapapun, bahkan kakaknya tak tahu jika Melanie diam-diam mendaftarkannya juga, tentu Greg ikut serta, karena dia turut menyumbang uang pendaftaran.

Pada siang hari yang sejuk karena cuaca sedang mendung. Greg memberanikan diri mengetuk pintu kamar Wendi. Agaknya hubungannya bersama gadis teman kecilnya ini tidak mendapat kemajuan, karena semenjak Greg menginap di rumahnya, terhitung sejak semalam. Wendi selalu mengurung diri di kamar. Jarang keluar dan kalaupun keluar hanya jalan saja tanpa mengajak bicara maupun bertegur sapa. Aneh, padahal dulu saat bicara via telepon Wendi terdengar semangat. Apa ini ada hubungannya dengan cowok bernama Nick itu? Atau jangan-jangan mereka pacaran.

Tidak, Greg segera menepis prasangkah itu. Menurutnya sikap Wendi seperti ini murni karena rasa malu serta canggung.

Tok.... Tok.... Tok...

Greg mengetuk, berhenti sejenak memberi waktu untuk Wendi berjalan. Benar saja, tak lama suara klek terdengar. Daun pintu bergerak dan dibaliknya muncul kepala Wendi dengan rambut berantakan.

"Hai," sapa Greg grogi.

Wendi memaksa bibirnya tersenyum. Berhadapan langsung dengan Greg, untuk saat ini sedang dihindarinya. Alasannya tentu hubungan yang kian buruk dengan Nick.

"Apa kau sibuk?" Greg mencoba mengajak bicara.

Wendi tahu dan cukup tahu, Apa yang Greg lakukan sekarang, hanya saja situasinya sudah tidak sama seperti dulu. Hatinya sudah ada Nick, andai saja Greg tahu itu.

"Sedang menyelesaikan tugas kampus," jawab Wendi beralasan.

"Butuh bantuan?" tawar Greg.

Wendi membuka mulut namun tak satu pun kata terucap. Dia bingung, niat untuk membohongi Greg, malah jadi Dejavu baginya.

"Apa kau lapar Greg?" tiba-tiba sebuah ide melintas.

Guna menutupi kebohongannya dia menawarkan diri membuat makanan untuk Greg, hanya inilah yang membantu posisinya saat ini.

Greg sumringa. Hatinya girang bukan kepalang.

"Tentu, memangnya kau mau masak apa?"

"Biasanya Roti dengan selai buah," sahut Wendi sambil melangkah keluar kamar.

"Aku suka selai buah, jadi setelah makan, apa kau bisa membawaku berkeliling di tempat ini?"

Greg tidak menyia-nyiakan kesempatan baik ini begitu saja. Secepat mungkin, dia harus bisa memenagkan hati Wendi.

Ketika Werewolf Jatuh CintaWhere stories live. Discover now