04

5.4K 969 158
                                    

"Lo sakit?"

"Kata siapa?"

"Tadi sore Minhee sms gue. Udah minum obat?"

"Udah."

Hyunjin cuma ngeliatin Yunseong yang sekarang lagi ganti baju.

"Lo mau kemana? Istirahat dulu."

"Si brengsek bikin ulah lagi."

Saat Yunseong ingin memakai jaket, tiba-tiba Hyunjin menahannya.

"Bisa ga sih ga perlu ngurusin dia? Lo ngurus diri sendiri aja kadang masih susah. Contohnya sekarang lo sakit. Muka lo pucet, pake acara mau keluar nyamperin ayah lo segala."

"Bukan urusan lo."

"Jelas ini urusan gue. Lo sepupu gue Seong. Gue ga mau lo kenapa napa jadi please diem di rumah jangan bikin semuanya jadi rumit."

Yunseong akhirnya ga jadi pergi. Dia balik ke tempat tidur buat rebahan. Hyunjin agak lega sih, setidaknya kali ini Yunseong mau dengerin ucapannya.

Ibu Yunseong udah lama meninggal sementara Ayahnya masih suka bermain wanita di luar sana. Orang kaya bebas gitu kan mau ngapain aja. Tapi Yunseong ga terima lihat ayahnya kayak gitu. Sejak awal beliau emang ga cinta sama istrinya bahkan sampe ibu Yunseong meninggal beliau seolah ga terusik. Yunseong pikir dengan mengganggu kesenangan ayahnya selama ini mungkin bisa membalaskan dendam sang ibu.

Waktu kejadian Yunseong ditampar di pinggir jalan juga karena dia udah ganggu ayahnya yang lagi shopping sama cewek seumuran Yunseong. Kemana pun ayahnya pergi, Yunseong pasti tau karena asisten pribadi beliau selalu membocorkan. Sekarang tergantung Yunseong ingin beraksi atau tidak.

Keesokan harinya...

Minhee celingak celinguk karena keadaan rumah sepi. Seneng dong, akhirnya Minhee bisa kerja dengan tenang. Tapi kesenangannya lenyap begitu melihat sosok Hwang Yunseong di dapur sedang memasak.

"Sore kak."

Yunseong diem aja ga bales sapaan Minhee.

"Kakak masak apa?"

Yunseong masih diem lebih tepatnya pura-pura ga denger. Kesel dong Minhee digituin. Dia pun pergi dari dapur dan memutuskan bersih-bersih di ruang tengah lebih dulu.

"Nyebelin banget ga sih?! Apa salahnya cuma jawab satu kata doang?! Besok-besok gue ga akan ngajak ngomong lagi!" kesal Minhee.

Alat penyedot debu itu Minhee gerakkan dengan kasar untuk meluapkan emosinya. Beberapa saat kemudian hpnya berdering dan Minhee segera menerima telpon yang ternyata dari bibinya.

"Halo tante?"

"Nanti malem jam 8an kamu sibuk?"

"Ngga."

"Mau ikut sama tante ga?"

"Kemana?"

"Pokoknya ikut aja. Nanti juga kamu tau."

"Iya deh."

"Jangan telat pulang ya."

"Iya."

Tumben banget bibinya ramah biasanya beliau jutek gitu ke Minhee. Rada miriplah sama Yunseong tapi bedanya bibi Minhee mau nerima keberadaannya dan nanggung biaya hidupnya selama ini.



×××



Pukul 8 malam seperti yang dikatakan bibinya, sekarang Minhee berada di dalam taxi menuju suatu tempat. Beliau masih ga mau bilang kemana tujuannya. Minhee cuma bisa diem karena ga mau bikin bibinya kesel.

Akhirnya mereka tiba di sebuah hotel bintang 5. Minhee jadi makin bingung kenapa bibinya malah ngajak ke hotel.

"Kita ngapain kesini tante?"

Beliau cuma senyum tipis kemudian narik lengan Minhee untuk ikut masuk. Mereka naik lift menuju lantai 15 tanpa suara. Sumpah Minhee ga tau ada apa sebenernya.

"Kamu masuk ke kamar 1509 dan jangan kemana mana sebelum tante suruh."

"Eh? Tapi kenapa?"

"Udah jangan banyak nanya. Kamu harus nurut sama tante. Kamu lupa siapa yang biayain hidup kamu selama ini?"

"A-aku ga lupa kok."

"Yaudah buruan masuk," kata beliau sambil menyerahkan cardlock untuk membuka pintu.

Minhee pun melangkah dengan perlahan menuju kamar 1509. Dia menoleh ke belakang sebentar untuk memastikan kalo bibinya masih di sana. Akhirnya Minhee benar-benar masuk ke kamar tersebut dan bibinya pun pergi ke arah lift sambil tersenyum lebar.

Di dalam kamar, Minhee kelihatan takut. Meskipun kamarnya mewah tetep aja Minhee ga bisa nganggep ini menyenangkan. Ga mungkin bibinya memberi hadiah menginap di hotel mewah. Minhee tau gimana kondisi keuangan bibinya saat ini.

"Gue mau pulang," gumam Minhee sambil duduk di pinggir ranjang king size itu.

Ga lama kemudian terdengar suara seseorang mengetuk pintu. Buru-buru Minhee membukakan karena dia pikir itu pasti bibinya. Tapi ternyata...

"A-anda siapa?"

Seorang pria berusia 40an menggunakan setelan jas abu-abu masuk ke kamar itu sambil menatap Minhee dengan aneh. Minhee reflek mundur hingga pria itu menutup pintu kamar membuat Minhee semakin takut.

"Jadi kamu yang namanya Kang Minhee? Boleh juga, ga salah saya bayar mahal ke tante kamu."

"Hah? M-maksud anda apa? Tante saya?"

Pria itu semakin maju membuat Minhee terpojokkan dan jatuh terduduk di ranjang. Sumpah Minhee takut banget sekarang. Dia pengen kabur tapi pria ini ga ngasi celah untuknya.

"Jangan panggil anda dong. Panggil om aja hm? Om pengen nyoba satu malam sama cowok manis kayak kamu kira-kira gimana ya rasanya," kata pria itu sambil membuka jas dan melonggarkan dasinya.

Jijik! Minhee berniat berontak tapi pria itu malah mendorong lalu menindihnya.

"Lepasin!! Toloong!!" teriak Minhee berusaha mendorong tubuh pria itu agar menjauh darinya.

"Tenaga kamu kuat juga ternyata."

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu lagi. Kali ini lebih keras dan terkesan tidak sabaran. Awalnya pria itu tidak peduli tapi karena ketukannya tidak berhenti akhirnya dia melepaskan Minhee.

Minhee yang hampir nangis berusaha mengumpulkan tenaganya untuk bersiap kabur. Begitu pintu terbuka betapa kagetnya Minhee melihat siapa yang ada di luar sana. Dia... Hwang Yunseong?

"Kamu lagi?!" teriak pria itu begitu melihat Yunseong.

"Sampe kapanpun pria seperti anda ga akan gue biarin hidup dengan tenang. Kali ini siapa lagi ceweknya?"

Yunseong pun menangkap sosok Minhee yang berdiri dengan mata berkaca-kaca di dalam sana. Kaget, kenapa Minhee bisa ada di kamar hotel dengan ayahnya?

"Oh jadi sekarang mainnya sama cowok? Dasar bajingan," ledek Yunseong kemudian menatap ayahnya dengan tajam.

"Pergi dari sini sebelum aku panggil security!"

"Panggil aja, dengan begitu semua orang akan tau gimana menjijikannya anda sebagai seorang ayah."

Beliau ingin menampar Yunseong tapi Yunseong sudah lebih dulu menahannya. Yunseong pun menghempaskan tangan sang ayah kemudian memaksa masuk untuk menarik Minhee keluar dari kamar itu.

"Hwang Yunseong! Kembalikan milikku!!" teriak ayahnya yang membuat Yunseong semakin kencang menarik Minhee kabur dari sana.





Bersambung

Learn to Meow | HwangMini ✔Where stories live. Discover now