Seekor Kelinci dan Seekor Serigala

3.3K 261 66
                                    


Cerita ini terlalu panjang untuk saya baca ulang so bakal ada banyak salah ketik dan kalimat. Komen saja dan akan saya perbaiki. 

Seluruh foto bukan milik saya

****

Than duduk di kursinya sambil mendengarkan penjelasan pengacara dan direktur keuangan keluarganya.

"Ayahmu berhutang banyak pada Kreepolrerk Co. untuk menyelamatkan perusahaannya pada saat krisis moneter. Kami mencoba melakukan negosiasi dengan Tuan Darvid agar dia bisa mempercayai anda, bahwa walaupun tanpa Tuan New, perusahaan akan baik-baik saja dan kita bisa membayar hutang dan bunganya tepat waktu" Direktur Keuangannya mencoba menjelaskan situasi perusahaan sesimple mungkin kepada satu-satunya ahli waris keluarga Jarujitranon, Thanapon Jarujitranon.

"Tapi dia meminta untuk bertemu kamu secara langsung" ujar Pengacara Keluarganya sambil menatap Than penuh harap "Jangan khawatir, Kami juga akan hadir disana. Anda tidak perlu melakukan apapun"

Than mendengar penjelasan keduanya dengan serius. Dia tidak mengatakan apapun hingga keduanya selesai menjelaskan situasi perusahaan milik ayahnya satu per satu. Than terdiam sesaat setelah keduanya selesai menjelaskan. Dia menimbang-nimbang situasinya, sebelum pada akhirnya dia mengangguk.

Direktur Keuangannya dan Pengacara Keluarganya tersenyum senang

"Tidak perlu khawatir. Paman akan mencoba membuat kamu tidak kehilangan hakmu" jelas pengacara keluarganya. Thanapon tersenyum tipis dan berterima kasih. Pengacara Keluarganya dan Direktur Keuangannya meninggalkan Thanapon sendiri setelah mereka selesai dengan urusannya.

Thanapon terdiam memandang rumahnya yang terasa sepi. Tiba-tiba memori saat dia dan kedua orang tuanya menghabiskan waktu di rumah ini terbayang diwajahnya. Dia adalah anak satu-satunya keluarga Jarujitranon karena itu kedua orang tuannya sangat memanjakannya. Dia mendapatkan semua yang dia mau. Dia tinggal mengatakan apapun dan kedua orang tuanya akan memberikannya. Than tidak menyangka kalau semua yang dia miliki bisa hilang begitu saja dalam semalam ketika kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan. Tidak hanya dia terancam akan kehilangan semua hasil jerih payah ayahnya tapi seluruh keluarganya juga menjauhinya setelah mengetahui betapa besar hutang ayahnya.

Bulir air mata menetes di pipinya tapi Than menghapusnya dengan cepat.

"Tidak masalah Than. Semua akan baik-baik saja" bisiknya pada dirinya sendiri. Than berjanji pada dirinya sendiri di hadapan jasad kedua orang tuanya bahwa dia tidak akan menangis. Dia akan tumbuh menjadi anak yang bahagia seperti yang diinginkan Ayahnya. Karena itu, walau dia tidak memahami soal bisnis, dia akan berusaha mencoba mempertahankan perusahaan ayahnya sekuat mungkin.

*****

Than duduk dengan gugup di sebuah restoran mewah. Dia mengenakan jas slimfit hitam dan kemeja sutra hitam yang terlihat begitu kontras dengan kulit putihnya. Dia menatap jam ditangannya. Pria bernama Darvid Kreepolrerk, yang memiliki perusahaan finansial dan trading terbesar di Thailand, berjanji akan datang pukul 8 tetapi sudah lewat sepuluh menit, Than tidak melihat pria tersebut.

"Dia pasti akan datang" ujar Direktur Keuangan kepada Than.

Than mengangguk dan menatap Handphonenya. Dia melihat pesan-pesan yang dikirimkan kedua sahabatnya, Goxd dan Ter. Mereka menanyakan keadaannya dan kenapa dia tidak pernah muncul di kampus semenjak kematian Ayahnya. Mereka mengkhawatirkan Than. Than tidak mengatakan pada siapapun kalau dia memilih untuk cuti kuliah selama satu semester. Dia tidak bisa memikirkan soal kuliah ketika perusahaan ayahnya diambang kehancuran. Dia hanya membalas bahwa semua baik-baik saja dan mereka tidak perlu khawatir.

L💋VEWhere stories live. Discover now