D&T

2.1K 194 36
                                    

Than POV

"Babe, Disini!" Suara itu membuatku memalingkan wajahku otomatis. Dav tersenyum lebar dan melambaikan tangannya. Aku bisa merasakan wajahku memerah ketika semua orang memandangku. Syukurlah, bar ini memang dipesan untuk acara reunian angkatanku, jika tidak, aku yakin para wanita akan menatap tajam ke arahku ketika mendengar perkataan Dav. Dan besok namaku akan ada di kolom gosip.

Aku berjalan canggung ke arah Dav dan duduk disebelahnya.

"Ai Asshole, bagaimana bisa kamu lebih terlambat dari pada Dav yang seorang superstar"

Aku bahkan belum meletakkan barang-barangku ketika Goxd memulai protesnya.

"Karena aku seorang budak. Pekerja kelas bawah. Budak tidak punya pilihan kapan dia harus datang dan pergi" jawabku sambil meletakkan tasku di sandaran kursi.

"Budak dengkulmu. Kamu menghasilkan tiga kali penghasilanku. Kalau kamu budak, lalu aku apa? Cacing tanah?" protes Ter membuat semua orang di meja kami tertawa, begitu juga denganku. Rasanya menyenangkan bisa berkumpul seperti ini. Banyak hal berubah diantara kami, ada yang sudah menikah, bertambah berat badan, atau pindah kota. Tapi sifat dan tingkah laku mereka tetap sama, seperti saat kami SMA.

"Apa kamu sudah makan? Aku menyisakan makanan untukmu?"

Deg

Aku memegang telingaku ketika mendengar Dav bicara tepat di telingaku. Dan ketika aku memalingkan wajahku, wajah Dav hanya berjarak satu inchi dariku. Hidung kami bahkan hampir bersentuhan. Aku bisa dengan jelas melihat ekspresi khawatirnya. Alis tebalnya bertautan dan mata tajamnya menatapku lurus

Deg deg

Satu hal lain yang juga tidak berubah adalah rasa ini.

Deg deg

Rasa cintaku pada Dav

Aku menelan ludahku dan mendorong Dav menjauh dariku.

"hehehe... Te-terima kasih. Kamu memang sahabat terbaik" ujarku sambil menarik piring steak ke hadapanku. Dav bahkan sudah memotong steak tersebut. Aku mencoba menyendokkan sepotong kecil steak ke mulutku. Dav tersenyum tipis dan menatapku.

"Apapun. Untukmu babe" ujar Dav sambil mengusap kepalaku lembut. Dia mengatakannya dengan sangat mudah.

Perkataannya membuatku hampir tersedak steakku. Tuhan, Dav aka Darvid Kreepolrerk adalah hal terburuk dan terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku.

******

Namaku Thanapon Jarujitranon. Aku dan Dav sudah berteman sejak kecil. Tidak ada masa dimana kami berpisah satu sama lain. Bahkan ada lelucon yang mengatakan bahwa, wanita yang ingin berkencan dengan Dav harus mendapatkan izin dariku, istri pertama Dav. Dav tidak pernah menanggapi serius perkataan teman-teman kami. Dav bahkan membalas lelucon mereka dengan memanggilku "babe" di depan teman-teman kami. Panggilan itu menjadi kebiasaan diantara kami.

Aku juga, tidak pernah menganggap hubunganku dan Dav lebih dari sekedar teman. Jadi, aku membiarkan dia memanggilku "babe" sesuka hatinya. Sampai suatu saat Dav mulai benar-benar berkencan. Saat itu aku menyadari perasaan lain. Perasaan ingin memiliki Dav lebih dari sekedar teman. Perasaan tersebut membuatku semakin bersalah. Aku merasa berdosa karena telah memikirkan hal yang tidak sepantasnya aku pikirkan terhadap temanku, Jadi Aku mulai mengencani wanita untuk membuat pikiranku teralihkan dari Dav. Aku bahkan mulai menjauh darinya tapi tidak peduli berapa banyak wanita yang aku kencani atau berapa kalipun aku mencoba menjauh dari Dav, Dav selalu menemukan cara untuk kembali ke sisiku dan aku kembali jatuh hati kepadanya. Lagi dan lagi.

"Pacar mungkin bisa putus tapi sahabat untuk selamanya" itu yang selalu Dav katakan padaku.

Hah~

L💋VEWhere stories live. Discover now