3. SEKEDAR RASA PEDULI (Revisi)

1.2K 35 0
                                    

Jangan lupa vote sama komennya ya ❤

-oOo-

Sudah seminggu setelah insiden Zafran yang mengantar Dania, Dania tidak pernah bertemu dengan Zafran lagi. Dania hanya sesekali melihat Zafran yang datang ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor sportnya, atau melihat Zafran sedang makan di kantin dengan teman-temannya.

Namun sore ini berbeda, saat Dania sedang bersepeda di sekitar rumahnya dengan tujuan olahraga. Dania melihat orang yang menurutnya sudah tak asing baginya akhir-akhir ini sedang adu mulut dengan seorang pria paruh baya di depan sebuah pemakaman di area perumahannya.

Terlihat jelas kedua orang itu emosinya sangat membara, dan tak ada yang mau mengalah. Sampai ada kejadian yang membuat Dania membulatkan matanya, Zafran ditampar dengan keras oleh pria paruh baya itu. Setelahnya pria itu masuk ke mobilnya dan berlalu begitu saja, meninggalkan laki-laki yang akhir-akhir ini sedikit mengacaukan pikiran Dania seorang diri.

"Kak Zafran, ngga papa?" tanyanya saat sudah berada di depan Zafran dengan menuntun sepedanya. Zafran terkejut bukan main bagaimana bisa Dania selalu muncul tiba-tiba seperti hantu tanpa suara dan tanpa diduga seperti ini.

"Ga usah kaget gitu kali kak, kak Zafran ngga papa?" tanya Dania sekali lagi, Zafran hanya menjawab dengan gelengan kepala. Dania yang mengerti dengan situasi langsung menarik lengan Zafran untuk mengikutinya ke taman yang letaknya tak jauh dari situ.

Dania menyenderkan sepedanya pada pohon yang ada di dekat bangku taman, "Kakak duduk dulu, Aku mau beli es krim dulu" Dania berjalan dengan cepat ke arah penjual es krim yang ada di depan pintu taman.

"Pak es krim coklatnya 2 ya" pesan Dania "Siap neng" balas bapak penjual es krim. "Ini neng es krimnya" penjual itu mengulurkan dua cone es krim coklat di tangannya, "Berapa pak ?" tanya Dania "8.000 neng" ucap sang penjual. Dania mengambil selembar uang berwarna ungu dari saku celana triningnya "Ini pak uangnya, kembaliannya buat bapak aja" ujar Dania. "Loh beneran neng ? Matur nuwun atuh neng" bapak penjual es krim itu berterimakasih pada Dania.

Setelah selesai membeli es krim, Dania kembali ke Zafran yang tengah menunggunya. Dia mengulurkan tangan kanannya yang memegang salah satu es krim ke wajah Zafran. Zafran yang mengerti maksud gadis itu langsung peka mengambil es krim itu, tak lupa dengan mengucapkan terimakasih.

Setelah Zafran menerima es krim yang diberikannya, Dania langsung duduk di sebelah Zafran. Keduanya sama-sama menikmati es krimnya masing-masing, tanpa ada yang mau membuka suaranya.Sampai akhirnya es krim yang mereka makan habis tapi mereka berdua masih enggan untuk berbicara.

Suasana awkward mulai terasa, karena keduanya tidak tahu apa yang harus dilakukan dan mereka tidak memiliki kesibukan. Zafran yang enggan berbicara dan Dania yang tak tau harus berbicara apa.

30 detik terlewati dengan keheningan, Dania sudah tidak tahan untuk tidak membuka suaranya"aaaaaa......" teriak Dania, Zafran langsung berdiri "lo kenapa?" tanyanya dengan panik. Sementara Dania senyum-senyum gak jelas "Ehehe... gapapa kok kak, Aku cuma mau teriak aja" Zafran langsung melongo mendengar jawaban Dania, dalam batinnya nih cewek gapapa.

"Kak lo tau nggak" ucap Dania membuka obrolan, "nggak" balas Zafran cepat "Iiihhh Dania belum ngomong..." Dania memajukan bibirnya menandakan bahwa dia sedang kesal. Zafran menarik sudut bibirnya sebentar, imut banget sih nih cewek batinnya. Eh apa sih Zafran, jangan mikir aneh-aneh lo.

"Ya udah ngomong" ucapan Zafran itu sukses membuat Dania kembali antusias untuk bercerita "Dulu tuh aku pernah main sepeda waktu kecil sama temen aku, aku kan keasikan ngobrol sama temen aku sampek ga sadar kalo jalan didepan tuh belok, akhirnya aku sama sepeda aku kecebur got yang ada di samping jalan itu. Diliatin banyak orang lagi. Maluuu..."

BR(OK)EN HEART [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang