CHAPTER 16

3.4K 451 24
                                    

Eiliyah menatap pantulan dirinya di cermin, keadaannya begitu kacau. Kedua matanya bengkak dan wajahnya tampak pucat. Berkali-kali Eiliyah membasuh wajahnya tapi tetap saja tidak ada perubahan yang berarti. Kesedihan itu masih tercetak jelas di wajahnya. Untunglah hari ini tanggal merah jadi dia libur kuliah jadi tidak harus bertemu dengan siapapun. Eiliyah hanya ingin mengurung diri di kamar saja.

"Sudahlah Ei, ini bukan pertama kalinya dia mengenalkan pacarnya. Ini juga bukan pertama kalinya lu patah hati" Eiliyah berkata pada dirinya sendiri sambil menghapus air matanya yang tidak juga berhenti mengalir.

Terdengar suara ketukan pintu. "Ei, masih tidur ya? Kok gak keluar-keluar dari kamar? Bunda nyuruh sarapan tu" seru Ardhan dari balik pintu kamar Eiliyah.

"Ei gak laper Bang" sahut Eiliyah.

"Kamu kenapa Ei?" tanya Ardhan yang tiba-tiba sudah berdiri dibelakang Eiliyah, Ardhan masuk begitu saja ke kamar adiknya dan mendapati Eiliyah dalam keadaan kacau.

"Abang kok main masuk kamar Ei aja sih" protes Eiliyah berusaha menutupi kesedihannya.

"Mata kamu kenapa bengkak gini? Kamu habis nangis?" tanya Ardhan,

"Enggak. Ini gara-gara Ei semalaman begadang nonton drama korea jadi bengkak gini deh matanya. Kan mumpung hari ini Ei libur kuliahnya Bang" jawab Eiliyah beralasan.

Ardhan menatapnya seksama, Eiliyah yang ditatap abangnya seperti itu tentu saja menjadi salah tingkah. Dia tidak ingin jika Ardhan sampai tau jika memang dia habis menangis.

"Kamu gak bohongin abang kan?" tanya Ardhan masih menatap Eiliyah dengan tatapan menyelidik.

"Iyaa Bang, ngapain juga sih Ei bohong. Udah Abang keluar gih dari kamar Ei. Ei ngantuk, mau tidur, jangan bilang Bunda ya Bang. Entar Ei kena marah lagi gara-gara begadang nonton drama korea" Eiliyah mendorong pelan punggung Ardhan keluar dari kamarnya.

"Ya udah, kamu tidur aja lagi. Kurang-kurangin deh Ei begadangnya" pesan Ardhan.

"Iyaaaa Abang" jawab Eiliyah lalu menutup pintu kamarnya setelah Ardhan keluar dari kamarnya.

Ardhan masih berdiri di depan pintu kamar Eiliyah, dia menatap pintu kamar adik semata wayangnya itu dengan tatapan sendu. "Sampai kapan kamu mau nangisin Agam sih Ei? Kenapa kamu gak juga menyerah" gumamnya. Ardhan sebenarnya tau jika Eiliyah berbohong saat mengatakan jika matanya bengkak karena begadang nonton drama korea. Ini bukan pertama kalinya Eiliyah seperti ini. Sama seperti si kembar Mahya dan Sofia, Ardhan pun sebenarnya mengetahui tentang perasaan Eiliyah terhadap Agam. Tatapan cinta Eiliyah terhadap Agam sangat jelas terlihat oleh orang-orang disekitarnya, mungkin hanya Agam satu-satunya yang tidak menyadari cinta Eiliyah terhadapnya.

***

Agam sedang bermain basket bersama si kembar Mahya, sejak kuliah mereka memang sudah jarang bermain basket, hanya sesekali mereka melakukannya di saat senggang.

"Gimana lu bisa kenal sama Bianka?" tanya Enggar yang sebenarnya sudah penasaran sejak pertama kali Agam memperkenalkan Bianka pada mereka sebagai pacarnya, tapi Enggar tidak ingin melukai perasaan Eiliyah lebih jauh lagi dengan menanyakan hubungan Agam dan Bianka di depan Eiliyah.

Agam tersenyum lebar saat mengingat pertemuan pertamanya dengan Bianka. "Jadi waktu itu gue rencananya mau nyamperin lu ke fakultas kedokteran eh gak sengaja gue nabrak Bianka. Terus kita kenalan deh" cerita Agam.

"Cih, drama alay banget cara kenalan lu. Basi" cibir Erlan.

"Lah emang beneran kayak gitu kejadiannya. Perlu lu tau, film, sinetron, ftv, drama, novel dan sejenisnya itu, kebanyakan kejadiannya emang terjadi dikehidupan nyata makanya bisa menjadi inspirasi dalam cerita" ujar Agam.

FriendZone?✔️ (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang