CHAPTER 22

4.2K 530 70
                                    

Ela masuk ke kamar Aiza dan melihat kedua gadis itu sedang tertidur pulas sementara Agam berbaring disebelah Eiliyah sambil memandangi wajah gadis manis itu bahkan dia tidak menyadari kehadiran Ela disana. Ela geleng kepala melihat Agam yang diam-diam memandangi Eiliyah.

"Ekhem"

Agam terkejut lalu menoleh melihat Ela berdiri di depan pintu kamar. "Mama kok berdiri disitu?" tanya Agam salah tingkah.

"Kalau emang suka, bilang. Jangan Cuma dipendam entar malah nyesal sendiri ujungnya" ucap Ela mengabaikan pertanyaan Agam yang dia tau hanya basa basi saja.

"Mama ngomong apaan sih?"

"Ngaku deh Gam, kamu suka kan sama Ei?"

"Mama ngaco" Agam bangkit berdiri berjalan kearah Ela. "Ei Cuma sahabat Agam, gak akan pernah lebih dari itu Ma" setelah menegaskan hal itu Agam keluar dari sana.

"Dasar munafik" dengus Ela kemudian dia membangunkan Eiliyah dan Aiza untuk ikut makan malam bersama.

***

"Gimana Ei masakan Mama?"

"Masakan Mama selalu enak, Ei suka"

"Nambah ya Ei, gak usah malu-malu"

"Iya Ma"

"Katanya Ei kamu dijodohin sama Kendra anaknya Pak Ivan?" tanya Andre.

Aiza yang sedang minum langsung tersedak mendengarnya.

"Pelan-pelan Za" Ela mengusap punggung putri bungsunya.

"Beneran Kak Ei, kakak dijodohin?" tanya Aiza heboh.

Eiliyah mengangguk lalu menoleh pada Andre. "Papa kenal Mas Ken?"

"Kenal, dia rekan bisnis Papa. Kemarin itu Papa ngumpul sama Pak Ivan dan Ayah kamu terus mereka bilang bakal besanan, awalnya Papa kira Ardhan yang mau dijodohin ternyata kamu Ei"

"Kamu yakin mau nerima perjodohan itu Ei? Inikan sudah bukan zamannya Siti Nurbaya lagi pake jodoh-jodohan segala" ujar Ela.

Eiliyah tersenyum, perkataan Ela sama seperti yang dikatakan oleh Agam. Mereka sama-sama menjadikan Siti Nurbaya sebagai contoh.

"Ei yakin kok Ma, Mas Ken juga orangnya baik"

Agam mendengus kasar. "Lo itu baru kenal sama dia, sekarang aja bilang baik karena belum tau jelas aslinya gimana"

Eiliyah menatap tajam Agam, ingin dia menyumpal mulut pemuda itu tapi dia menahan diri karena tidak enak pada Ela dan Andre.

"Kendra itu memang aslinya baik Gam, Papa udah lumayan lama kenal sama dia. Orangnya humoris tapi bertanggung jawab dengan pekerjaannya, dia juga pekerja keras, gak banyak tingkahlah pokoknya" kata Andre menyela.

Ela melirik Agam yang tidak lagi berkata apapun tapi dapat dilihatnya rahang putranya itu mengeras seperti menahan kekesalan.

Usai acara makan malam itu Eiliyah pamit pulang dengan diantar oleh Agam.

"Sering-sering main kesini ya Ei" pesan Ela memeluk Eiliyah.

"Iya Ma, Ei pamit ya" Eiliyah mencium tangan Ela dan Andre sebelum naik ke atas motor Agam.

"Papa ngapain sih tadi promosiin si Ken Ken itu?" protes Ela setelah Eiliyah dan Agam pergi.

"Siapa yang promosi Ma? Papa kan Cuma bilang apa adanya aja tentang Kendra, memang apa salahnya?" tanya Andre tidak mengerti.

"Ya salahlah. Papa gak ngertiin perasaan Agam banget" gerutu Ela.

"Emang Agam kenapa?" tanya Andre.

FriendZone?✔️ (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang