Hari ini adalah hari pernikahan Eiliyah dan Kendra, mereka akan melangsungkan ijab kabul dikediaman orang tua Eiliyah lalu dilanjut resepsi disebuah hotel berbintang. Rumah orang tua Eiliyah sudah ramai oleh kerabat dekat yang menghadiri acara ijab kabul. Eiliyah telah selesai di rias dan mengenakan kebaya pengantinnya masih berada di dalam kamar bersama Sofia.
"Ei, belum terlambat kalau lo mau berubah pikiran" ucap Sofia.
"Semua sudah terlambat sejak gue menerima lamaran Mas Kendra" jawab Eiliyah tanpa menoleh.
Sofia menatap punggung Eiliyah yang sedang berdiri di dekat jendela, memandang keluar sana.
Malam itu setelah diberitahu oleh si kembar jika Agam pergi menemui Eiliyah untuk mengungkapkan perasaannya, Sofia segera datang ke rumah Eiliyah. Apapun keputusan sahabatnya itu, Sofia akan mendukungnya.
Sofia menunggu dengan cemas di dalam kamar Eiliyah, begitu pintu kamar terbuka dan melihat raut kesedihan di wajah Eiliyah membuat Sofia tau keputusan apa yang dipilih oleh sahabatnya.
Eiliyah berlari memeluk Sofia sambil menangis. "Ternyata dia juga cinta sama gue Sof, selama ini gue gak bertepuk sebelah tangan. Agam juga cinta sama gue"
"Jadi... Lo sama Agam?"
Eiliyah menggeleng. "Gue akan tetap nikah sama Mas Kendra"
"Tapi lo cinta Agam dan dia juga cinta lo, kenapa lo masih harus meneruskan pernikahan ini?"
"Gue gak mau ngecewain keluarga gue dan Mas Kendra. Gue gak mau egois dengan hanya mementingkan perasaan gue sendiri"
"Manusia itu emang egois Ei, semuanya kayak gitu kok jadi gak ada salahnya kalau lo juga bersikap egois demi kebahagian lo sendiri. Kenapa lo harus bersama orang yang gak lo cinta sementara sekarang lo udah tau kalau Agam juga cinta sama lo. Gue gak mau lo nyesel"
"Gue justru akan sangat menyesal kalau sampai mengecewakan keluarga gue, gue gak bisa menyakiti Mas Kendra"
"Terus gimana sama perasaan lo ke Agam?"
"Gue akan berusaha melupakannya dan belajar mencintai Mas Kendra"
Enggar dan Erlan saling melirik, sungguh mereka tidak tega melihat kondisi Agam saat ini. lingkar matanya hitam, seperti kurang tidur. Wajahnya juga tampak pucat.
"Lo gak apa-apa?" tanya Erlan.
Agam tidak menanggapi.
Saat ini mereka sudah berada di rumah Eiliyah, di depan sana Eiliyah duduk berdampingan dengan Kendra yang akan menjabat tangan Fadrus, ayah kandung Eiliyah. Agam duduk diantara Enggar dan Erlan, si kembar itu sengaja duduk disisi Agam untuk berjaga-jaga takutnya sahabat mereka itu berulah. Dari Sofia, si kembar tau jika Eiliyah memutuskan untuk tetap melanjutkan rencana pernikahannya dengan Kendra. Agam sendiri tidak mengatakan apapun, pemuda itu mengunci rapat mulutnya.
Agam menatap kearah kedua mempelai saat Kendra hendak mengucapkan ijab kabul, meski hatinya sakit tapi Agam tetap tidak memalingkan wajahnya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Eiliyah Arani Pranaja binti Bapak Fadrus Pranaja dengan maskawin tersebut dibayar tunai"
"Sah"
"Sah"
Agam memejamkan matanya menahan luka dan kesedihan, di depan matanya gadis yang dia cintai kini telah sah menjadi milik pria lain. Hatinya patah dan semua itu karena kebodohannya sendiri.
***
Agam berdiri disalah satu sudut ruangan, pandangannya tidak lepas dari sepasang pengantin baru yang siang tadi telah melangsungkan ijab kabul. Keduanya tampak bahagia bersalaman dengan tamu yang datang. Eiliyah tampak sangat cantik, Agam ingat gaun pengantin yang Eiliyah kenakan saat ini adalah gaun pengantin yang beberapa waktu lalu fotonya pernah Sofia kirim ke grup chat mereka. Saat melihat foto itu Agam sempat berkhayal jika dia yang menjadi pengantin prianya tapi melihat sosok Kendra kini berdiri mendampingi Eiliyah di pelaminan, menampar Agam dengan sebuah kenyataan menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone?✔️ (PDF)
General FictionKami sudah saling mengenal semenjak terlahir ke dunia, mulai berteman semenjak mengerti akan kehidupan.. Bertahun-tahun menjalani persahabatan dengannya dan entah mengapa tiba-tiba perasaan itu muncul. Cinta.. Bagaimana aku akan mengatasimu? Aku ter...