3. Suatu Hari di Musim Panas (1)

9.5K 875 97
                                    

**

Lan XiChen  tersenyum. Selanjutnya ia tak tahu harus bagaimana, ia merasa hubungan mereka sangat unik. Mungkin perkataan 'orang itu' benar. Andai saja Pemimpin Sekte Jiang sedikit lebih hangat menujukan pada dunia bahwa hubungan mereka benar-benar dekat, ia yakin mereka akan benar-benar menjadi Dua Pride YunMeng Jiang yang legendaris.

Namun dengan begitu banyak cerita yang sudah dijalani, kesalahpahaman, terlalu rumit dan tidak bisa dikatakan sederhana sama sekali. Baik Jiang Cheng maupun Wei WuXian sudah memiliki jalannya sekarang. Entah merindukan atau membenci, tidak ada yang benar-benar bisa menyatukan kembali kecuali diri sendiri.

Sesaat hening sebelum Lan XiChen tersenyum melihat kehadiran seseorang, "WangJi,"

"Saudara."

Wei WuXian tidak menyadari kehadirannya sebelum ini, jadi ia sedikit terkejut. "Lan Zhan?"

"Mn." Lan WangJi.

"Ah, sudah selesai rupanya. Kalau begitu aku harus segera kembali." Wei WuXian dan Lan WangJi memberi hormat.

Sepeninggal Lan XiChen, Lan WangJi memeluk Wei WuXian dari belakang.  Wei WuXian menoleh dan mencium pipi Lan WangJi sekali dengan lembut, lalu ia terkekeh dan menepuk tangan di perutnya.

"Jangan pikirkan," Lan WangJi berbisik dengan suara dalam, sampai Wei WuXian hampir mabuk.

Wei WuXian  tersenyum lebar, ia mengangguk, "Tentu saja, Lan Zhan."

Wei WuXian berbalik menghadap Lan WangJi, meraih mahkota bunga dikepalanya dan berjinjit meletakan mahkota itu diatas kepala Lan WangJi. Dan ia tersenyum mengelus wajah sempurna didepannya, "Tampan, tampan sekali HanGuang-Jun. Apakah aku pernah mengatakan hal ini sebelumnya?"

Lan WangJi masih menjaga ekspresinya yang tenang, namun ia menarik kepala Wei WuXian kedadanya. Tanpa berkata, Wei WuXian bisa melihat warna merah muda di telinga dan lehernya juga detak jantungnya berpacu keras. Ia tertawa, keras namun teredam dada hangat Lan WangJi. Dan tidak mengatakan apa-apa.

Siang telah menjelang  sore, Wei WuXian bangun dari tidur siang nya karena ia merasa gerah. Ia melihat sekeliling tapi tak mendapati Lan WangJi disekitarnya. Lalu ia pergi keluar Jingshi menuju mata air dingin tanpa melepas baju dalam nya, ia menceburkan diri disana. Dingin yang merayap kedalam tubuhnya membuat ia mengantuk, dan hasilnya dahinya terkantuk dan memerah. Wei WuXian meringis mengusap dahinya yang memar. Lalu melanjutkan acara berendamnya dengan nyaman.

Hingga tanpa sadar ia mulai tertidur lagi. Tidak tahu berapa lama, ia mulai terbangun ketika seseorang memanggil namanya.

".. Ying,"

"..Wei Ying,"

"Uh,..Lan Zhan?" Wei WuXian menguap lebar, lalu ia menggosok pipinya. Ia baru menyadari bahwa jari-jarinya sudah mulai mati rasa. Ia meringis.

Lan WangJi meraih bahunya,"Wei Ying, kamu bisa sakit."

"Lan Zhan, tadi sangat panas kau tahu?" Wei WuXian menenggelamkan separuh wajahnya.

Pupil matanya menajam Lan WangJi berkata, "Ada apa dengan dahimu?"

Wei WuXian menyentuh dahinya, tanpa sadar sedikit berpikir. "Tidak ada, aku mengantuk tadi dan tidak sengaja terkantuk batu." ia terkekeh. Ia baru menyadari bahwa Lan Wangji juga memiliki pakaian pada tubuhnya, ia hanya melepas jubah luar miliknya. Lekuk tubuhnya hampir tercetak seluruhnya, membuat siapapun yang melihat akan merasa gerah.

 Lekuk tubuhnya hampir tercetak seluruhnya, membuat siapapun yang melihat akan merasa gerah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[END] LOTUSWhere stories live. Discover now