Chapter 19

3.7K 571 13
                                    

Happy reading ;)

☆☆☆

Draco mengira dirinya atau Harry akan baik-baik saja jika pergi keluar dari rumah. Dia berfikir untuk mengajak Harry berkeliling beberapa kota di pulau ini, tapi Harry lebih dulu mengajaknya untuk olah-raga. Draco pikir tidak akan terjadi apa-apa pada mereka berdua karena dia membawa tiga orang bodyguard, tapi semua dugaannya salah besar. Ia lalai dalam menjaga Harry sehingga Harry hilang dalam pengawasannya dan berakhir kehilangan kesadaran.

Draco terlalu panik untuk memperdulikan siapa yang menyakiti Harry. Dia segera menggendong Harry dan berlari ke parkiran mobilnya. Salah satu bodyguardnya dengan cekatan membukakan pintu mobil dan membawa mobil tersebut ke rumah sakit terdekat.

Harry hanya mengalami sedikit shock dan luka kecil di beberapa bagian, setidaknya ucapan dari dokter membuat Draco merasa lega karena Harry tidak mengalami hal yang serius.

"Cari tahu orang yang melukai Harry dan aku ingin dia mendapat sanksi." Ujar Draco pada salah satu bodyguard yang sedari tadi menemaninya.

"Mr. Kowalski sedang mengurus perihal tersebut, Tuan." Jawab sang bodyguard.

"Segera beritahu aku jika kalian menemukan identitasnya." Ujar Draco.

Dia duduk di kursi kecil samping ranjang, menatap plester yang menutupi luka Harry. Suara dering ponsel Harry membuat Draco mengalihkan pandangannya ke nakas tempat ponsel tersebut berada.

Terlihat nama id call penelpon adalah 'aunty narcissa'. Lega karena yang menelpon adalah ibunya, Draco segera mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo, Mom."

"Draco? Di mana Harry?" Tanya Narcisaa kebingungan.

"Dia di rumah sakit. Harry di serang saat kami keluar rumah." Jelas Draco secara singkat.

"Astaga! Bagaimana keadaannya sekarang?"

"Dia masih pingsan dan ada luka kecil saja."

"Apa pelakunya salah satu fans obsesif mu, Draco?" Tanya Narcissa.

"Aku belum tahu."

"Baiklah. Perketat keamanan rumah, aku tidak ingin ini terjadi lagi."

"Baik, Mother."

Dengan itu Draco mengakhiri panggilannya. Dia meletakkan ponsel tersebut kembali ke nakas.

"Tuan, saya bawakan kopi untuk anda." Sang bodyguard menyodorkan segelas kopi yang di belinya di kantin rumah sakit.

Draco menerima kopi tersebut dan meminumnya sedikit, rasanya biasa saja tidak seperti kopi yang biasa dia minum tapi kafeinnya cukup untuk membuatnya terjaga.

Saat jam mulai menujukkan pukul dua siang, Harry mulai bangun dari pingsannya. Draco dengan sigap memencet tombol di samping ranjang untuk memanggil dokter. Dokter pun segera ke ruang rawat Harry bersama seorang suster yang membawa sebuah clip board. Draco memberikan ruang untuk dokter tersebut agar dapat memeriksa Harry.

"Apa anda masih merasa sakit?" Tanya dokter tersebut.

Harry mengangguk dan memegangi kepalanya.

"Pusing?"

Harry mengangguk lagi.

"Tak apa, pusingnya akan segera hilang," ujar sang dokter, kemudian dokternya beralih kepada Draco. "Saya akan memberikan anda salep untuk luka di pipi dan tangan, jangan lupa untuk mengolesnya dua kali sehari sampai lukanya kering. Apa perlu salep untuk bekas lukanya?"

JUST FRIENDWhere stories live. Discover now