Bab 17 : Feeling ✔

1.9K 101 28
                                    

Vanilla merebahkan badannya ke atas kasur empuk yang sudah ia nanti nanti sejak tadi pikirannya mengenai ucapan Karin yang tidak ia mengerti sama sekali sampai sekarang masih menghantui kepalanya dengan rasa penasaran yang amat tinggi. Di mainkan nya jari jemari kecil yang sudah ia poles sebelumnya menggunakan cat kuku atau nama lainnya kutek. Sedang asyik-asyiknya meratapi langit kamar tiba-tiba pintunya terbuka dan menampilkan Raga yang sedang menatap nya dengan tatapan yang sulit ditebak.

"Kenapa?" Tanya Vanilla sambil membenarkan posisi badannya.

"Lu marah?"

Vanilla menaikan alisnya, "marah? Kenapa gua harus marah?"

"Gara-gara tadi?"

"Apaan sih Ga, gue gapapa pergi sana!"

Raga melangkahkan kaki nya maju dan mendekatkan mukanya ke wajah Vanilla.

"Heh curut!" Raga menyentil dahi Vanilla pelan, "ini rumah gue kok gue yang di usir?"

Vanilla mengerucutkan bibirnya, "rese!"

"Biarin aja gini-gini gua banyak kali yang suka."

"Dih? Siapa yang suka sama lu?"

Raga mengangkat alis,"banyak, termaksud lu kan?" Ucapnya menggoda Vanilla.

Vanilla sontak kaget dan langsung menyangkal omongan Raga dengan sedikit gugup.

"Geer! Si-siapa juga yang suka sama Lo!"

"Loh? Padahal gue cuman bercanda, kok lu kayak orang yang lagi ke gep terang-terangan ya?" Ucapnya kembali menggoda Vanilla.

"Ih Raga! Mending Lo keluar deh!"

Vanilla membalikkan bahu Raga dan mendorong punggungnya itu untuk menuju pintu agar segera keluar.

"Heh kutil! Kurang ajar lu ye!"

"Bodo amat! Jangan balik lagi lu."

"Eitss--sebentar," Raga membalikkan badannya, "dasar gembel!" Raga mengacak-acak rambut Vanilla dan segera pergi kebawah sebelum cewek itu menabok-nabok habis dirinya.

Vanilla menggeleng kepalanya tanda tak paham dengan sikap Raga yang sangat susah sekali ia tebak terkadang Raga akan bersikap seolah-olah ia adalah seseorang paling penting di hidupnya dan terkadang Raga akan bersikap seolah olah Vanilla hanya sebagai teman biasa tanpa ada rasa apapun seperti tadi Raga secara tidak sadar membuat Vanilla terjatuh dengan pesona dan sifat manisnya itu. Dulu Vanilla menyukai Raga bahkan perasaan itu bisa di bilang masih ada sampai saat ini Vanilla tahu bahwa Raga menyukai Karin makanya ia menahan perasaan nya untuk Raga lagipula ia tidak mau hubungan persahabatan nya ini hancur karena sebuah perasaan yang seharusnya tidak tumbuh diantara mereka.

"Vanilla!!!"

Vanilla kembali bangkit dari kasur empuknya itu, ia sudah sangat kesal sekarang karma Raga meneriaki namanya dari bawah entah apa lagi yang cowok itu akan perbuat dengan dirinya. Ia memilih untuk beranjak menuruni tangga daripada seisi rumah ini akan hancur akibat baku hantam antara Vanilla dan Raga.

"Gausah teriak teriak badak!"

"Yeh lu kalo gak di teriakin mana denger."

Vanilla menabok lengan Raga, "gue gak budeg."

"Yaudah gausah nabok setan."

"Bacot, bacot, jadi tujuan lu manggil gua kesini apa?"

"Disuruh mama nemenin gue beli barang."

"Di mana?"

"Mall lah yakali mau ke pasar malem- malem."

"Sumpah deh Ga, gue ngantuk lu sendiri aja ya bye gua ke atas." Baru ia ingin melangkah tangan besar milik Raga sudah berada di lehernya dan Vanilla tertarik begitu saja sampai ia terhuyung ke belakang untung saja dada besar milik Raga menghalangi dirinya untuk bertemu lantai.

[RPS#1] RAGA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang