Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
***
Namjoon menyandarkan punggung dan kepalanya sambil memainkan tabung kecil berisi obat yang masih disimpan olehnya. Obat yang dia temukan dari tas Jungkook. Dia tidak salah kan untuk mengecek barang adiknya sendiri?
Namjoon menatapnya sekali lagi, ini obat apa? Dari mana Jungkook mendapatkannya?
Semua itu berputar dalam otak cerdas milik Namjoon. Dia yakin ada banyak hal yang tersembunyi dan kejadian dua tahun lalu adalah puncak-puncaknya.
Namjoon meraih ponselnya dan menghubungi Yoongi. Dia yakin hanya orang itu yang bisa dia minta untuk menjelaskan segalanya.
"Hyung kau sibuk sekali? Jungkook masih disana?" tanya Namjoon setelah panggilannya sudah tersambung.
"Jungkook sudah berangkat kuliah mungkin satu jam yang lalu"
"Aku ingin datang sebelum cafe tutup. Aku ingin menanyakan beberapa hal"
"PTSD"
Namjoon harus mendengarkannya lagi. Dia tau mungkin sinyal sedang tidak bagus dan telinganya pasti salah.
"Jungkook melihat dan mengalami kecelakaan dengan orang tuamu. Terkadang gejalanya bukan hanya saat malam hari dirumah, saat dia bekerja juga. Hanya itu yang aku tau. Akan lebih baik jika kau bertanya langsung padanya dan memastikan sendiri"
***
"Jungkook, aku tidak bisa. Ingat kau hanya punya satu ginjal. Kau ingin membahayakan nyawamu?"
Jungkook menundukkan kepalanya makin dalam. Dia juga teramat bingung, dia tidak ingin tambah sakit tentu saja.
"Hyung gejalanya semakin sering. Tidak hanya mimpi buruk terkadang aku tidak bisa mengendalikan ingatanku pada kejadian itu" keluh Jungkook pada dokter yang sudah menanganinya lebih dari satu tahun lamanya ini.
Dokter dengan nama lengkap Park Jimin ini sedang menengadahkan kepalanya sambil menarik nafas kasar.
"Kook, kau hanya perlu jujur pada seseorang. Bukan mengandalkan obat. Kook aku tidak mau kau mendapatkan masalah lebih dari ini" jawab Jimin saat dia sudah menatap kembali Jungkook yang terkesan meminta tolong padanya.
"Aku takut, Hyung"
Jimin tau PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder memang menakutkan. Dia sendiri sebagai dokter psikologi sering melihat gejala yang lebih parah dari yang Jungkook alami. Kejadian yang menimpa Jungkook juga tidak bisa dianggap enteng.
