20. Am I Wrong?

2.6K 346 11
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Namjoon dan Jungkook selalu melakukan hal yang sama dipagi hari. Semuanya berjalan dengan baik seperti yang sudah-sudah. Sarapan pagi kali ini adalah semangkuk sereal untuk Jungkook dan nasi goreng untuk Namjoon. Ya, sepertinya Namjoon memang butuh tenaga lebih untuk beraktivitas.

Tapi Jungkook merasa ada yang sedikit aneh. Semalam kakaknya pulang dalam keadaan mabuk dan juga tidak sadar. Namjoon yang dia kenal adalah orang yang selalu bisa menemukan jalan keluar dari setiap masalah. Jungkook juga sangat jarang bahkan hampir tidak pernah melihat kakaknya mabuk. Lalu malam kemarin menjadi malam yang membuat Jungkook susah untuk memejamkan mata dalam lelap karena terlalu memikirkan Namjoon.

"Hyung, semalam kau kenapa? Apa ada yang kau fikirkan?"

Inilah Jungkook dengan segala sifat halus dan kepolosan yang dia punya. Jungkook tidak pernah paham bahwa orang dewasa seperti Namjoon justru akan berbohong jika dia diberikan pertanyaan semacam itu dalam situasi dirinya harus memilih antara Jungkook atau pekerjaannya.

"Tidak, Kook" jawab Namjoon singkat.

Jungkook lebih dari sekedar tau kalau Namjoon saat ini sedang berbohong. Dia sudah mengerti karena Jungkook juga pernah berbohong pada Namjoon tentang kecelakaan yang dulu dia dan orang tuanya alami.

Tidak, bukan. Awalnya kecelakaan selanjutnya yang terjadi adalah ulah preman yang dengan tega mengambil ginjalnya secara paksa.

Baik, itu sudah cukup. Pagi hari bukan waktu yang tepat untuk Jungkook mengingat semuanya. Dia harus tetap menjaga mood dengan baik.

"Hyung pulang larut hari ini?" tanya Jungkook lagi dengan suara yang khas dan nada yang dia buat sendiri.

"Hyung absen hari ini"

Namjoon langsung mendorong kursinya dan pergi begitu saja.

Yang jelas bagi Jungkook memang ada yang tidak beres.

Namjoon mengunci pintu kamar dengan perlahan. Jungkook menatap pintu itu sebentar. Kepalanya sedang berisi banyak kemungkinan.

Ting!

Pesan masuk diponsel Namjoon yang tergeletak begitu saja. Jungkook segera mengambil ponsel tersebut karena melihat pesan itu dari Hoseok dan pastinya itu tentang pekerjaan.

Jungkook perlahan berjalan menuju kamar Namjoon untuk mengetuk pintu tapi sebelum itu terjadi panggilan dari Hoseok mencegahnya.

Jungkook sempat bimbang. Berulang kali Jungkook memandang pintu kamar Namjoon dan ponsel milik kakaknya berulang-ulang. Dengan semua kebimbangan yang dia punya Jungkook mengetuk pintu kamar Namjoon pelan lalu meminta ijin.

"Hyung, mungkin telfon dari Hoseok Hyung ini penting. Aku boleh mengangkatnya nanti akan aku sampaikan kalau Hyung-ie sedang tidak enak badan"

Jungkook sudah menunggu jawaban Namjoon tapi tidak ada. Dia menjawab panggilan Hoseok dan meletakan ponsel itu di telinga kirinya.

"Namjoon-ah. Tidak apa kalau kau menolak untuk pergi minggu depan tapi setidaknya jangan ajukan surat pengunduran diri seperti ini! Kau gila! Atasan sedang uring-uringan mencarimu! Ayolah, coba fikirkan kembali! Jangan mengambil keputusan sepihak seperti ini!

"Hyung-ie akan pergi kemana, Hoseok Hyung?"

Sempat ada jeda yang tidak berarti diantara mereka.

"Hyung-ie kenapa?!" desak Jungkook dengan raut khawatir yang makin menjadi-jadi.

"Namjoon memgundurkan diri hari ini, Jungkook. Kami baru melihat surat pengunduran dirinya dimeja"

"Alasannya?"

Jungkook makin tidak sabar.

"Apa alasannya Hoseok Hyung?!"

Jungkook sempat mendengar helaan nafas pasrah diseberang sana lalu dia mendengar jawaban yang membuatnya bingung.

"Namjoon harus pergi ke Australia karena atasan kami memberikan rekomendasi padanya. Sepertinya Namjoon menolak dengan caranya sendiri"

"Tolong, tolong jelaskan lebih rinci lagi Hoseok Hyung"

Setelah suara lirih yang Jungkook nadakan dengan air mata yang dia usap kasar, Jungkook memohon dengan sangat pada sahabat dari kakaknya itu.

"Namjoon harus pergi saat kau operasi donor ginjal minggu depan, tepatnya hari kamis pukul 8 pagi"

Jungkook mematung. Dia hanya membutuhkan waktu satu detik untuk memutus sambungan telfon dangan Hoseok.

Jungkook kemudian menatap kembali pintu kamar Namjoon dengan lekat. Lalu dia berujar dengan suara pelan, "aku tidak akan membiarkan Hyung-ie jauh dari mimpi dan kebahagiaanmu, Hyung"

Sedangkan dibalik pintu yang sedari tadi Jungkook tatap, Namjoon sudah menyandarkan tubuhnya dengan raut wajah kosong dan kedua manik yang mulai berkaca.

Namjoon sudah mendengar kalau Hoseok menghubunginya namun ketika Jungkook yang menjawab panggilan itu, Namjoon tidak berusaha menghalangi kebenaran. Namjoon tidak akan menutupi apapun dari Jungkook.

Sebenarnya, itu yang dia ajarkan secara tidak langsung pada adiknya.

Tapi Namjoon tau, Jungkook juga memiliki sifat yang keras kepala sama seperti dirinya. Jungkook juga memiliki semangat untuk berdebat dalam apapun.

Termasuk pilihannya sekarang.[]

Euphoria (NamKook) || FinWhere stories live. Discover now