Together

51 5 0
                                    

Hal terkecil bisa menjadi kebahagiaan terbesar ketika kau berada diantara orang terkasih


Dua minggu sudah sejak pertemuan Rehan dengan Farhan. Tak ada masalah yang terjadi setelahnya. Termasuk ketidaktahuan Tuan Adijaya, yang kemudian pergi sehari setelah itu. Ia hanya tau kalau bisnis mereka yang ada di luar kota mengalami krisis, sehingga mengharuskan ayahnya sendiri yang menangani.

Entah Rehan harus bersyukur atau tidak, yang jelas sekarang ia bisa leluasa bertemu dengan Farhan. Seperti saat ini, ia tengah menunggu sang kakak di ruangannya. Jika kalian pikir Rehan di klinik Farhan, jawabannya adalah salah. Karena ketika ia pergi ke klinik, para perawat mengatakan kalau kakaknya ada jadwal operasi di rumah sakit tempatnya bertugas. Alhasil ia segera menuju kemari setelah diberi tahu alamat lengkapnyanya.

Sudah lebih dari satu jam Rehan menunggu, namun itu tak membuatnya jengah sedikit saja. Karena game yang ada di ponselnya tak pernah mati.




Cklekk!




Rehan mengalihkan pandangannya dari ponsel setelah mendengar pintu terbuka. Ia pikir itu adalah Farhan kakaknya, namun ternyata seorang dokter muda yang sepertinya mencari kakaknya.

Mengerti bukan hanya ada dirinya saja yang ada di ruangan itu, dokter muda itu lantas mendekat pada Rehan. Ia mengamati pemuda yang ada di ruangan seniornya ini. Lalu menyapanya setelah mengerti tatapan bingung dari pemuda tersebut.

"Oh... hai! Apa kau adiknya Dokter Farhan?" Rehan terkejut mendengar dokter muda itu yang ternyata mengenalnya.

"Apa kita sudah pernah mengenal sebelumnya?"

"Jadi benar ya...sebenarnya senior sering menceritakan tentang adik laki-lakinya. Lalu setelah melihatmu aku langsung terpikirkan dengannya. Dan benar saja, kalian seperti pinang dibelah dua."

Rehan hanya mengangguk seraya tersenyum kaku, mendengar penjelasan dokter muda itu. Istilah yang terucap terlalu miris ditelinganya.

"Namaku Azriel Pradana, dokter magang disini sekaligus junior Dokter Farhan." Azriel ramah sambil mengulurkan tangan.

"Rehan Adijaya." Rehan menyambut uluran tangan Azriel.

Ramah itulah kesan pertama Rehan pada Azriel. Sejak bertemu lagi dengan Farhan, Rehan jadi mengenal beberapa teman yang dekat dengan kakaknya. Termasuk Dokter Felicia yang merupakan kekasih dari kakaknya, sekaligus yang membantu kakaknya mendirikan Klinik Permata. Juga teman pucat kakaknya yang bernama Danielsisekretaris ayahnya. Mengingat namanya membuat Rehan menggelengkan kepalanya singkat.

"Kau baik-baik saja?" tanya Azriel melihat gelagat aneh dari pemuda dihadapannya ini.

"Ah...iya, aku baik-baik saja Dokter," jawab Rehan gelagapan setelah menyadari tingkah konyolnya.

"Jangan terlalu formal begitu, panggil saja Kak Azriel. Lagipula melihatmu seperti melihat adikku sendiri," ucap Azriel masih dengan senyuman.

"Adik gundulmu!" sela seseorang yang ternyata adalah Farhan.

"Oh...hai senior!" sapa Azriel gugup seperti maling yang tertangkap basah. Farhan hanya menanggapi sekilas Azriel lalu beralih pada adiknya yang masih terdiam.

"Apa dia menggigitmu?" tanya Farhan pada adiknya.

"Ye?" cengo Rehan.

"Yak! Senior kau pikir aku ini macan kumbang sampai berani menggigit adikmu."

"Siapa tau kau akan menculiknya, agar aku memberimu nilai bagus." Azriel terdiam sejenak menimbang ucapan yang baru saja dilontarkan Farhan.

"Itu bukan ide yang buruk." Farhan mendelik tajam dan memberikan toyoran maut andalannya.

"Sebelum kau melakukannya, aku akan terlebih dulu mengulitimu."

"Hehehe...Aku hanya bercanda senior," balas Azriel cengengesan. "Kalau begitu aku pergi dulu, sepertinya kalian membutuhkan waktu berdua. Lagipula aku hanya akan menyerahkan ini." Ia memberikan tumpukan kertas yang sedari tadi digenggamnya itu pada Farhan, sebelum melesat dan menutup pintu dengan keras.

"Dasar junior tidak waras," gerutu Farhan.

Farhan menghembuskan nafasnya lelah setelah meladeni junior gilanya itu. Ia mengembalikan fokusnya pada Rehan yang sedari tadi hanya memperhatikan. Ia menarik pelan tangan adiknya dan membawanya duduk di sofa.

"Apa kau membolos." Pertanyaan tanpa filter yang tertuju pada Rehan yang masih mengenakan seragam sekolah.

"Apa aku terlihat seperti murid nakal?" Farhan terkekeh pelan. Adiknya mudah sekali terpancing candaan.

"Pihak sekolah memulangkan para siswanya lebih cepat, karena ada hal penting yang harus mereka rapatkan."

"Lalu sahabat bantetmu?"

"Aku melarikan diri darinya. Dia sudah seperti binatang buas yang siap menerkamku."

Farhan terkekeh kecil mendengar cerita Rehan tentang sahabat bantetnya itu yang tak lain tak bukan si Darell Wijaya. Sebenarnya sekarang Darell tak terlalu gemuk berkat program dietnya, namun karena tingginya yang tak mendukungmembuat gelar itu abadi baginya.

Farhan menyandarkan badannya pada sofa. Hari ini sangat melelahkan. Ia harus bergelumum di ruang operasi selama empat jam lebih.

Dalam diam Rehan memperhatikan wajah kakaknya yang terlihat lelah. Ia tau kakaknya sekarang sedang sibuk dan tak seharusnya ia mengganggu kakaknya.

"Aku akan mencari makan dulu," pamit Rehan.

Namun sebelum benar-benar beranjak Farhan langsung menahan tangan adiknya. Ditariknya lagi adiknya untuk kembali duduk. Ia lalu memejamkam matanya.

"Tidak perlu, tadi kakak sudah memintanya pada perawat."

Rehan menurut lalu mendaratkan kepalanya di pundak sang kakak. Farhan membuka matanya perlahan, melirik adiknya yang juga tampak kelelahan.

"Ada apa?" tanya Farhan.

Rehan menggeleng, "Hanya sedikit pusing."

"Kalau begitu istirahatlah disana." Farhan menunjuk ranjang kecil yang hanya muat satu orang di sudut ruangan.

Rehan menggeleng lagi. "Kakak saja,aku akan menunggu makanan saja." Farhan tersenyum, Rehan ternyata mengkhawatirkannya. Farhan beranjak menuju ranjang itu setelah Rehan menarik kepalanya kembali.

Dari sofa Rehan memperhatikan kakaknya yang sudah terlelap. Ia lalu mendekat dengan membawa selimut tipis yang ada di ujung sofa. Lalu menyelimuti kakaknya dengan pelan tak ingin menggangu waktu tidur Farhan.

"Aku menyayangimu kak."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

@putrimarcel77

[END] Butterfly : Hope For HappinessWhere stories live. Discover now