Trabble : A Story From Another Book

11 7 2
                                    

Alkisah, di negara antah-berantah, lahirlah dua orang putri. Bagaikan pinang yang dibelah dua, kecantikan mereka tidak bisa dibandingkan. Annisa Vol Venxieta adalah putri yang lahir pertama dan diakui sebagai kakak dari Elsia Vol Venxieta.

Kedua putri ini akur satu dengan lain, dan mereka saling berbagi, apapun itu. Kebiasaan itu terbawa sampai mereka dewasa.

Suatu hari, sang raja ingin menikahkan Annisa dengan seorang pangeran dari negeri tetangga untuk menjalin perdamaian. Annisa tidak terlalu peduli dengan pernikahan yang sudah diatur itu. Dia menerimanya tanpa ada paksaan.

Hanya saja, Elsia tidak terima. Elsia lebih mengenal pangeran itu bahkan mereka berdua sudah saling mencintai.

Elsia protes kepada ayahnya. Namun ayahnya tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Dia juga bertanya kepada sang kakak dan pangeran, hasilnya mengecewakan.

"Maafkan aku, wahai adikku tersayang. Tapi ini adalah keputusan sang ayah, sekaligus raja dari negara ini. Aku hanya bisa menurut."

"Apa kakak lupa dengan janji kita?"

"Kakak tidak lupa. Tapi, janji tersebut tidak bisa aku tepati untuk hal ini."

"Bagaimana denganmu, pangeran? Apakah kamu mengkhianati cinta suci kita?"

"Maafkan aku, aku tidak bisa melakukan apapun."

Ucapan itu, membuat tangis Elsia meledak. Dia kabur dari istana dan berhasil menggagalkan pernikahan kakaknya. Ayahnya merasa bersalah dan menyuruh pasukannya untuk mencari sang putri.

Sang pangeran juga ikut membantu menemukan putri. Karena kedekatan mereka, pangeran paham kemana sang putri pergi.

Sebuah hutan rimbun yang selalu tertutup kabut. Penduduk sekitar menyebutnya "hutan kematian". Namun tidak untuk pangeran.

Setelah masuk cukup dalam, berbekal tanda yang mereka buat di setiap batang pohon sebagai pemandu. Pangeran menemukan Elsia, berdiri, memandangi pohon besar di depannya.

"Kenapa kamu kesini? Bukannya kamu lebih memilih kakakku?"

"Setelah kupikir lagi, aku tidak bisa menipu perasaanku sendiri."

Perkataan itu membuat Elsia berlari ke pangeran dan memeluknya dengan erat disertai tangisan bahagia.

Namun, sang kakak juga muncul.

"Aku akan menepati janjiku, seperti biasanya."

November CeriaWhere stories live. Discover now