Bagian 1

1.3K 122 24
                                    

Eiji menatap langit langit kamarnya, cahaya matahari menembus masuk ke dalam ruangan sunyi itu.

Sudah sebulan sejak kepulangannya dari Amerika, luka di perutnya belum sembuh sempurna dan dia masih bisa merasakan beratnya pistol saat berada di tangannya atau bagaimana kerasnya bunyi yang ditimbulkan saat pelatuknya ditekan. Mungkin sedikit gila, namun Eiji mengakui jika ia merindukan semua itu.

Eiji bangkit dari tempat tidurnya, menatap selimut bewarna merah yang menutupi sebagian tubuhnya. Warna merah gelap namun sangat nyaman saat dilihat, warna yang sama dengan jaket yang selalu
dikenakan Ash.

'Ash' Eiji menarik selimutnya, menggulungnya menjadi gumpalan besar lalu memeluknya dengan erat  "Ash" ujarnya pelan hampir tak terdengar.

Air matanya turun hanya dengan mengingatnya, bagaimana Ash yang selalu terlihat manja saat bersamanya dan seakan menjadi orang lain saat diluar. Eiji merindukan semua itu.

"Okumura! Ayo bangun! Ibu sudah menyiapkan sarapan untukmu"

Berbeda, terkadang Eiji berharap saat ia terbangun dari tidurnya di pagi hari Ash akan ada di sampingnya dan menyambutnya dengan senyuman.

"Eiji Okumura!" Suara itu semakin keras
memanggilnya.

Menghembuskan nafas dengan kasar, Eiji turun dari ranjangnya. Berjalan lunglai keluar dari kamarnya.

"Aku datang" Ujarnya dengan tanpa semangat yang dapat terdengar dari nada suara itu.

Eiji masuk ke kamar mandi, hampir tak sadar jika ayah dan ibunya menanti di meja makan.

"Okumura, selamat pagi" Sapa lelaki bertubuh tinggi tegap dengan rambut hitam legam dan mata senada.

"Oh ayah ibu, selamat pagi" sekilas senyum tersirat di bibir itu, Eiji kembali melangkah menuju ke kamar mandi.

Menatap dirinya yang setengah telanjang dari pantulan cermin, luka bekas peluru itu masih berbekas. Eiji mengusap luka itu sambil terus berdoa agar bekas luka itu tidak akan pernah hilang.

"Okimura, apa kau baik baik saja?" Tanya perempuan yang terlihat mirip dengannya

"Aku baik baik saja ibu" Eiji kembali tersenyum meskipun matanya tidak demikian.

Eiji menatap kedua orang tuanya, mereka berdua adalah yang terbaik di dunia ini dan Eiji meyakini hal itu. Ayahnya adalah orang yang bekerja di kantor pajak sementara ibunya adalah mantan atlet lompat tinggi. Ia selalu kagum dengan bagaimana mereka berdua bisa membesarkan Eiji dengan penuh kasih sayang dan selalu menyemangatinya apapun yang terjadi.

"Okumura ada apa? Apa masakannya tidak enak?" Perempuan berambut coklat itu menyadari Eiji yang terus diam menatap makanannya.

"Aku hanya....."

"Okumura, aku tahu kau masih memikirkan temanmu itu. Tapi kau tidak boleh terus murung seperti ini" nyonya Eiji menyemangatinya.

"Entahlah Bu, aku akan mengajak Buddy jalan jalan" Eiji berdiri dan berjalan meninggalkan ruang makan.

"Apa aku salah mengatakan hal itu?" Tanya ibunya saat Eiji sudah tak disana

"Tidak, dia hanya butuh waktu untuk terbiasa" Berbeda dengan ibunya, tuan Okimura adalah tipe orang yang lebih bisa tenang.

___

"Woof woooff" Buddy menggonggong saat melihat banyaknya kupu-kupu yang berterbangan di taman hari ini.

"Aku tau, mereka sangat indah. Benar kan Buddy?" Anjing dengan bulu tebal bewarna coklat itu sudah berada di keluarganya sejak ia kecil, bulunya hangat dan lembut. Buddy juga sangat pintar dan mudah untuk dilatih.

BESIDE YOU [Ash & Eiji Next Story'] |Completed✓|Where stories live. Discover now