Part 8

30.3K 4.3K 612
                                    

SUARA dentingan gelas yang berasal dari dapur berhasil membuat Taeyong terbangun dengan jejak air mata di sudut. Ia memimpikan kenangan lama yang berusaha ia tutup dengan rapat, kenangan indah yang sialnya tidak akan pernah bisa ia lupakan. Taeyong menoleh ke arah samping, tersenyum kecil saat melihat Jeno yang tertidur lelap.

Menghirup napas dalam, Taeyong akhirnya turun dari kasur dan berjalan menuju dapur. Pemakaman tadi siang berjalan lancar, Jungwoo memang sudah tidak bisa di selamatkan. Taeyong bisa melihat kekosongan di dalam iris cokelat Jaehyun sejak kepergian Jungwoo. Ia tahu bahwa Jungwoo sangatlah berharga bagi Jaehyun, karena mereka adalah sepasang mate yang terikat oleh takdir.

Taeyong tersenyum miris ketika sebuah angan-angan melintas di dalam kepala. Apakah jika waktu itu mereka tidak pergi ke taman bermain, Jaehyun masih akan tetap bersamanya sampai detik ini? Tapi sepertinya tidak. Jaehyun mungkin bisa bertemu Jungwoo di manapun. Tidak ada gunanya mengharapkan sebuah hal semu, Taeyong dan Jaehyun memang bukan pasangan sejak awal.

"Jaehyun?" iris hitam Taeyong menatap lurus pada Jaehyun yang berdiri di dekat kulkas dengan satu botol soju di tangan.

"Aku membangunkanmu?"

"Tidak," ini adalah kebohongan, Taeyong tidak mau mengiyakan hal tersebut. "Aku haus."

Jaehyun mengangguk lalu berjalan menuju kursi meja makan. Ia membuka botol soju dan meneguknya hingga tersisa setengah, membiarkan cairan yang mengandung alkohol itu masuk ke dalam tenggorokan; menimbulkan rasa panas yang sedikit menganggu.

Taeyong menuangkan air di gelas sebelum meminumnya. Ia menghela napas jengah, sungguh, Taeyong tidak ingin melihat Jaehyun hancur seperti sekarang. Tidak baik mengkonsumsi soju di saat pikiran berantakan. Taeyong menarik botol soju dari tangan Jaehyun sebelum memutuskan untuk duduk di samping lelaki tampan itu.

"Jangan mengkonsumsi alkohol."

Jaehyun mendengus. "Kembalikan."

"Tidak."

"Lee Taeyong!"

Bukannya membuang botol itu, Taeyong malah meneguk isinya hingga tandas. Ia tersedak ketika mencoba memasukan alkohol ke dalam tubuh, tenggorokan serta paru-parunya terbakar.

Kedua bola mata Jaehyun membulat. "Kau gila?!" ia menarik botol soju dari tangan Taeyong, terkesiap ketika menyadari bahwa botol tersebut sudah benar-benar kosong, "toleransimu rendah Taeyong! Apa yang kau lakukan?!"

"Jangan menghabiskan waktumu untuk meminum minuman itu lagi. Aku benar-benar akan menghabiskan sisanya di lemari es bila kau bersikeras." gumam Taeyong pelan, ia menopang dagu dengan tangan dan tersenyum kecil.

Jaehyun mengerang lalu menyenderkan punggung pada kursi. Matanya menatap lurus ke arah Taeyong yang mengernyit, lelaki cantik itu terbatuk pelan sebelum memejamkan kedua mata. Jaehyun menghirup napas dalam dan mengusap wajah.

Di tinggalkan oleh Jungwoo berhasil membuat Jaehyun frustrasi. Memang sejak awal ia sudah berencana untuk melepaskan lelaki manis itu, tapi sungguh, ini begitu berat.

"Aku memimpikanmu.." Taeyong bergumam dengan mata yang setengah terpejam, "tentang kita."

Mendengar itu Jaehyun terdiam dengan jantung yang berdegup kencang. Kenangan dimana ia dan Taeyong menghabiskan waktu bersama kembali bermunculan di dalam kepala. Jaehyun berusaha mengubur hal tersebut, ia tidak mau merasakan sesak yang hampir membunuhnya kala itu.

"Aku tidak bisa melupakannya, itu terlalu indah. Bahkan hingga detik ini pun aku tidak bisa melupakannya, aku terlalu mencintaimu. Ini sangat menyakitkan, berpura-pura bahagia ketika melihatmu bersama Jungwoo, atau saat aku tahu bahwa aku mendapatkan mate. Karena yang ada di pikiranku hanyalah dirimu Jaehyun." Taeyong berceloteh, meluapkan seluruh keluh kesah yang ia pendam selama ini.

One More Time《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang