TAEYONG menatap lurus pada wajah Lucas yang sedang duduk di kursi samping tempat tidur, sementara Jaemin sudah tertidur di sofa ruang rawat inap Taeyong. Jaehyun memutuskan untuk pulang beberapa menit yang lalu karena tidak bisa meninggalkan Jeno terlalu lama, Jaehyun masih memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga anak semata wayangnya.
Lucas mengenggam erat tangan Taeyong, iris hitamnya terlihat redup. "Tolong katakan padaku siapa yang membuatmu seperti ini Hyung.." bisiknya pelan.
"Aku sudah mengatakan bahwa aku tidak mengingat apapunㅡ"
"Bohong." potong Lucas cepat, ia mengalihkan pandangan ke arah lain, "Hyung berbohong, aku mohon Hyung, aku tidak bisa melihatmu terus terluka seperti ini. Kau selalu menyembunyikan semuanya dariku."
Kedua kelopak mata Taeyong terpejam, menahan diri agar tidak menangis di hadapan Lucas; Alpha-nya. Dada Taeyong terasa sesak, ia memang menyembunyikan sesuatu dan Taeyong tidak berniat untuk memberitahukan hal tersebut pada siapapun. Taeyong tidak mau membuat orang-orang di sekitarnya terluka hanya karena ia membuka mulut, mengatakan tentang siapa yang melakukan hal ini padanya.
Taeyong tidak mau membuat Lucas terluka karena mengetahui fakta yang sebenarnya. Selama ini ia selalu menyembunyikan rasa sakit seorang diri, tidak membiarkan Lucas atau Jaemin mengetahui apapun karena Taeyong tahu, bahwa ia pantas mendapatkannya.
"Lukeㅡ"
"Aku mohon," Lucas kembali menatap Taeyong dengan air mata yang menuruni pipi, lelaki tinggi itu terlihat frustrasi. "Hyung tidak tahu sakit yang kurasakan ketika melihat Hyung tidak sadarkan diri dengan darah yang bersimbah di sekitar Hyung. Itu sangat menyakitkan Hyung, melihat Omegaku sendiri terluka."
Akhirnya pertahanan Taeyong runtuh, ia membuka kedua kelopak mata dan menangis di hadapan Lucas. Taeyong melepaskan genggaman tangan mereka, tangannya terulur untuk mengusap air mata yang mengalir di pipi Lucas. Sungguh, Taeyong tidak bisa mengatakan apapun dan ia tidak mau. Semuanya terlalu rumit, seharusnya sejak awal Taeyong tidak perlu bertemu dengan siapapun di hidupnya. Jaehyun serta Lucas, atau sebaiknya Taeyong memang tidak perlu hidup sejak awal.
"Luke.."
"Bisakah Hyung mempercayaiku? Sekali saja?" gumam Lucas pelan, ia menangkup tangan Taeyong yang ada di pipi, "aku akan membuat siapapun membayar hal ini, aku tidak mau melihat Hyung terluka lagi, jadi tolong katakan padaku siapa yang melukai Hyung."
Taeyong mengigit bibir bawah dan menggeleng. "A-aku tidak bisa.. Jika aku melakukannya, Jaemin akan terluka. Kau pun bisa terluka, aku tidak mau."
"Tapi aku tidak bisa melihatmu terluka Hyung!" nada suara Lucas meninggi, ia meremas pelan tangan Taeyong, "tidak masalah bila aku harus terluka, asal Hyung baik-baik saja."
Sungguh, selama ini Lucas merasa bahwa ia tidak becus menjaga Taeyong, ia selalu membuat lelaki cantik itu terluka dan sialnya Lucas tidak bisa mencari tahu siapa yang telah melukai Taeyong. Yang Lucas inginkan hanya kebahagiaan. Ia, Taeyong dan Jaemin, menjadi satu keluarga utuh yang bisa saling menjaga. Namun Lucas juga sadar bila hal tersebut tidak mungkin terjadi. Ini semua terlalu rumit.
Taeyong mengusap air mata yang mengalir di pipi. "Maaf.." bisiknya pelan, tanda bahwa ia memang tidak bisa mengatakan apapun.
Lucas menunduk, mencoba menahan laju air mata meskipun ia tidak bisa. "Jika Hyung tidak bisa mengatakan apapun padaku, tolong katakan sesuatu pada Jaehyun Hyung, aku mohon. Hyung selalu mempercayai Jaehyun Hyung melebihi apapun, aku yakin dia bisa membantu." ujarnya seraya menahan rasa sesak di dalam dada.
Mendengar itu Taeyong terdiam. Ia mengalihkan pandangan ke arah Jaemin, memperhatikan malaikat kecilnya yang masih terlelap. Ia tidak mau sesuatu yang buruk menimpa Jaemin, itu hanya akan membuatnya hancur berkeping-keping. Taeyong lebih baik menerima semua rasa sakit ini daripada harus membiarkan Jaemin terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time《Jaeyong》✔
Fanfiction[Omegaverse] [Romance] [Mature] ❝Takdir itu sangat lucu ya?❞ •BXB || YAOI || GAY || HOMO •Jaehyun x Taeyong •Don't read if u don't like bitches