Part 11

26.1K 4K 610
                                    

JAEHYUN menatap kosong ke arah Ten yang sedang mempresentasikan sesuatu, meeting tengah berlangsung namun Jaehyun sama sekali tidak bisa fokus karena apa yang semalam Jeno ceritakan cukup menganggu hati serta pikirannya. Itu juga membuat kenangan manis serta pahit bersama Taeyong kembali bermunculan.

"Jadikan aku milikmu untuk yang terakhir kalinya."

"Jaehyun aku mencintaimu, kau tahu itu kan?"

"Sebesar apapun perasaanku padamu, kita berdua tidak akan pernah bisa bersatu. Meskipun aku masih ingin bersamamu, menghadapi kejamnya takdir bersama."

Apa yang Taeyong ucapkan ketika Jaehyun memutuskan untuk meninggalkan Korea benar-benar memenuhi pikiran. Senyuman, tawa manis dan tatapan Taeyong terbayang di dalam kepala. Jaehyun bisa melihat bagaimana cantiknya seorang Lee Taeyong saat sedang tersenyum manis. Namun memikirkan hal tersebut hanya menimbulkan rasa sakit di dalam dada.

Jaehyun harus sadar bila Taeyong sudah tidak menjadi miliknya dan selamanya, lelaki cantik itu tidak akan pernah menjadi milik Jaehyun karena takdir tidak berpihak kepada mereka berdua.

"Director Jung?"

Tubuh Jaehyun tersentak ketika ada seseorang yang menepuk bahu, lamunannya terganggu, iris cokelat Jaehyun menatap orang-orang yang sedang berkumpul di meja rapat, tengah menatap ke arahnya. Jaehyun berdehem pelan sebelum menoleh ke samping; menatap Ten yang sepertinya sudah selesai mempresentasikan program rapat hari ini.

"Ya?"

"Do you have something to tell us?" tanya Ten dengan lembut, ia memberikan tatapan lembut ke arah Jaehyun, seolah mengetahui sesuatu.

Jaehyun menggeleng lalu menatap lurus ke depan. "Nothing, meeting over." setelah mengatakan itu ia berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan ruangan.

Menimbulkan cukup banyak pertanyaan dari orang-orang yang ikut rapat hari ini. Ten hanya bisa tersenyum lalu mengikuti langkah kaki Jaehyun, ia tidak tahu kenapa Jaehyun terlihat begitu terganggu akan sesuatu sejak tadi pagi. Ten memang mengetahui beberapa hal, tapi Ten pikir Jaehyun sudah mencoba melupakan semuanya.

"Jaehyun.."

"Kau tidak memiliki sopan santun?" tanya Jaehyun dengan nada datarnya, ia berbicara tanpa menoleh, terus berjalan menuju lift agar bisa kembali ke ruangannya.

Ten tersenyum kecil. "Kupikir kita teman?"

Jaehyun mendengus lalu menekan tombol lift dan masuk ke dalam ketika pintu terbuka. Tidak memperdulikan Ten yang masih menatap ke arahnya, Jaehyun tidak memiliki urusan apapun, ia hanya ingin menenangkan diri sendiri agar pikiran rasionalnya kembali.

"Tentang Dia ya? Kau masih belum melupakannya?"

"Bukan urusanmu."

Ten menghela napas jengah lalu mengikuti langkah Jaehyun untuk keluar dari lift dan berjalan cepat masuk ke dalam ruangan. "Listen to me Jaehyunㅡ"

"Cut it," potong Jaehyun cepat, ia masuk ke dalam ruangan dan membiarkan Ten masuk bersamanya. Jaehyun mendudukan diri di sofa sebelum melonggarkan dasi di leher. "Don't say anything about that."

"I should, Johnny tell me something about him." kali ini Ten tidak berbicara sebagai sekretaris, tapi sebagai teman dari seorang Jung Jaehyun, sahabat lamanya, "kau menyuruhku membeli tiket penerbangan ke Korea pagi tadi, itu tandanya kau sudah siap untuk bertemu dia."

Kedua kelopak mata Jaehyun terpejam, ia menyandarkan punggung pada sofa, tidak ingin berbicara dengan Ten. Jaehyun tidak mau tahu, ia sudah berusaha semampunya untuk melupakan Taeyong, membuang keinginan tentang 'mari menculik Lee Taeyong dan pergi ke negara lain'. Jaehyun tidak bisa mengambil Omega dari Alpha begitu saja, keduanya bisa merasakan sakit.

One More Time《Jaeyong》✔Where stories live. Discover now