BAB 5

247 41 42
                                    

A good marriage is the union of two forgivers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


A good marriage is the union of two forgivers. - Ruth Bell Graham

|

|

Jiyeon merasa dirinya begitu terpuruk dan melihat langit seakan runtuh menimpanya ketika kedua orangtuanya meninggal dalam waktu yang berdekatan. Hanya dalam kurun waktu satu tahun Jiyeon harus merasakan kesedihan yang teramat sangat karena ditinggal oleh mereka. Saat itu Jiyeon baru saja menyelesaikan kuliah. Tinggal wisuda.

Ibunya Jiyeon meninggal karena sakit kanker yang menggerogoti dirinya. Ayahnya meninggal tiga bulan setelah itu. kondisi Ayahnya memang langsung drop begitu ditinggal oleh Ibunya. Beliau menyusul pasangan hatinya ke surga. Bahkan, Jiyeon masih bisa ingat dan mendeskripsikan secara detail perasaannya saat itu.

Hati yang begitu kosong, semangat yang menguap hilang seolah ditarik dengan paksa meninggalkan tubuh, serta kesedihan dan rasa kehilangan yang menggerogoti satu per satu sel saraf di otak. Sebuah kenyataan yang amat menyakitkan bahwa Jiyeon tidak mempunyai orangtua lagi. Mereka tidak akan pernah melihat Jiyeon menikah ataupun menimang cucu mereka. Hanya tinggal Jiyeon dan Kyungri, kakak perempuan satu-satunya.

Rasanya begitu pahit hingga kecut. Sampai air mata yang seharusnya keluar agar dada tidak terasa sesak malah terseumbat di dalam. Dada jadi terasa makin berat.

Seperti itulah yang Jiyeon rasakan saat ini.

Detik ini.

Bersama Myungsoo yang berdiri di hadapannya. Jiyeon yakin Myungsoo juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dia rasakan saat ini. Diri mereka tercabik-cabik mendengar kenyataan itu.

PHK.

Myungsoo kena PHK. Tiga huruf mematikan. Tiga huruf yang paling ditakuti oleh semua orang yang berjuang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Terutama ketika kenyataan ini didapat begitu mendadak.

"Aku tidak.... kenapa bi-?" Jiyeon tergagap. Sungguh tidak masuk di akal sehatnya. Myungsoo pekerja keras. Sudah lama bekerja di perusahaan itu, bahkan laki-laki itu sudah bergabung sejak dirinya lulus kuliah dan bekerja sangat loyal hingga sekarang. Jiyeon sangat tahu Myungsoo berjuang dari nol untuk mendapatkan posisi yang dijalaninya sampai hari ini.

Apakah mereka memecat Myungsoo karena tidak menyukai Myungsoo? Atau, Myungsoo sudah melakukan skandal? Bagi Jiyeon tidak ada dari semua spekulasi itu benar! Myungsoo sangat menikmati dan mencintai pekerjaannya. Suaminya lebih banyak bercerita seputar keseruan dan dinamika yang dijalani. Myungsoo juga orang yang menyenangkan dan jujur. Jiyeon tidak bisa membayangkan kalau ada yang tidak suka pada suaminya.

"Aku tidak mengerti, Oppa...." lagi-lagi Jiyeon tidak bisa meneruskan kata-katanya. Semuanya tertelan kembali. Seperti ada gumpalan di tengah tenggorokannya.

For Better or WorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang