xv. Jung Jaemin

4.8K 453 39
                                    


Jeno dan Jaemin itu kembar. Iya, siapa sih yang tidak tau. Apalagi mereka itu duo visual. Yang satu tampan luar biasa, yang satu lagi juga tampan tapi ada manis manisnya. Fansnya jangan ditanya. Apalagi fans Jeno, maksudnya fans otot Jeno. Hehe

Tapi, sebenarnya tidak semua orang tau kalau Jeno dan Jaemin ini sebenarnya kembar. Kenapa bisa begitu?

Mari kita mundur sebentar ke beberapa tahun lalu. Tepatnya enam tahun yang lalu.

Waktu itu si kembar Jeno dan Jaemin baru saja pindah sekolah, karena papa Jaehyun yang harus pindah. Hari pertama masuk dan perkenalan, tapi saat mereka berkata jika mereka ini kembar, teman-temannya tidak ada yang percaya.

"Tapi kita memang kembar kok" kata Jeno meyakinkan teman-teman barunya waktu itu. Bahkan ibu guru wali kelas mereka juga terlihat bingung.

Kenapa mereka tidak percaya jika Jeno Jaemin ini kembar. "Wajah mereka nggak sama" jawab salah satu teman mereka. Tapi, kembar bukan berarti wajahnya harus sama kan.

"Iya, iya. Kita percaya kok. Sini ayo duduk"

Tiba-tiba suara cempreng dari belakang kelas memecah keheningan. Seorang bocah dengan kulit tannya melambai pada Jeno Jaemin dan menepuk meja di sampingnya.

Lalu setelah waktu itu, Jeno dan Jaemin membuat kesepakatan. Mereka tidak akan mengatakan 'kembar', kecuali hanya teman dekat.

Maka sekarang saat teman-teman dari grub gibah Haechan mewawancarainya tentang hubungannya dengan Jeno dan Renjun, Jaemin ingin sekali mengubur dirinya dalam-dalam.

Sudah Jaemin jelaskan jika Jeno itu kembaran Jaemin, tapi tetap saja ada yang tidak percaya dan terus melontarkan pertanyaan yang intinya sama saja.

"Terus, beneran Jeno sama Renjun jadian? Lo gimana? Nggak apapa kan?"

Ha?

"Mmm, maaf ya. Tapi kayanya gue harus ke kelas sekarang"

Lalu setelah itu Jaemin benar-benar kabur. Meninggalkan sekumpulan manusia kepo, tentang kejelasan hubungan Jeno Renjun.

Kenapa mereka tidak bertanya langsung pada orangnya? Jawabannya, mereka takut. Iya, takut pada Renjun.

.

.

Saat jam istirahat, Jaemin masih harus mendengar siswa siswi yang masih menggosipkan dirinya dan kembarannya. Kenapa sih mereka itu suka sekali mengurusi hidup orang.

Jaemin kini duduk sendiri di pojok meja kantin. Dengan segelas es kopi dan satu plastik cimol. Kenapa sendiri

Setelah bel istirahat berbunyi lima belas menit yang lalu, Renjun sudah lebih dulu diseret Jeno entah kemana. Sementara Haechan kabur ke perpustakaan. Rajin sekali? Bukan kok. Haechan sedang ada rapat dengan grub gibahnya di perpustakaan.

Lalu Jaemin yang tidak tau mau berbuat apa memilih untuk berjalan sendiri ke kantin. Mengisi perut. Sekalian, siapa tau bertemu kak Mark-nya.

Kak Mark-nya ya

Tapi, tapi sudah lima belas menit Jaemin duduk, kak Mark-nya belum juga terlihat. Belum lagi suara bisik-bisik yang sampai ke telinga Jaemin. Aduh, panas kuping Jaemin.

Inginnya Jaemin pergi saja meninggalkan kantin. Tapi, tapi juga tidak tau harus kemana dan berbuat apa.

Sedang asik memikirkan ingin berbuat apa, tiba-tiba bangku di depan Jaemin diduduki seseorang. Jaemin sampai harus mendongak untuk melihat orangnya.

"Hai" sapanya

Jaemin mengangguk untuk menjawab. Terlalu malas hanya untuk sekedar mengeluarkan suaranya.

"Sendirian aja? Pada kemana?"

Jaemin mendengus. "Kak Lucas juga sendirian aja. Nggak sama kak Mark?"

Lucas-yang duduk di depan Jaemin itu mengedikkan bahunya. Mencomot cimol Jaemin tanpa dosa lalu memakannya.

"Tadi sih, Mark kayanya ke ruang guru. Gatau ngapain" jawab Lucas kembali mencomot cimol Jaemin.

Merasa bahaya mengancam sekantong plastik cimolnya, Jaemin segera menyambarnya dan mendekapnya erat. Karena jika dibiarkan, sekantong cimolnya akan ludes ditangan manusia yang mengaku berasal dari wakanda itu.

"Temen-temen lo pada kemana?"

"Tadi sih Renjun diseret Jeno, gatau kemana" jawab Jaemin acuh. Kembali memakan cimolnya yang sudah terselamatkan.

"Haechan?"

"Kirain udah lupa sama Haechan" sungut Jaemin

Lucas di depan Jaemin meringis. Mengusap tengkuknya.

"Haechan lagi di perpustakaan"

"Tumben rajin" gumam Lucas. Tapi masih terdengar oleh Jaemin

"Lagi rapat dia, bukan belajar"

Lucas mengangguk dengan berkata 'oh' pelan. Lalu tangannya mengeluarkan entah bungkusan apa. Menyodorkannya pada Jaemin.

Sebelah alis Jaemin terangkat. Lucas tidak sedang ingin mendekatinya kan?

"Nitip kasihin ke Haechan" hehe. Lucas menyengir

"Jangan bilang kak Lucas suka sama Haechan" selidik Jaemin memgacungkan tusuk cimolnya pada Lucas. Matanya menyipit untuk mendukung penyelidikannya.

"Kepo" balas Lucas menyingkirkan tangan Jaemin. "Pokoknya harus dikasih ke Haechan. Awas aja kalo nggak nyampe. Gue doain lo gak jadi jadi sama Mark"

Lalu Jaemin sudah bersiap untuk melemparkan hpnya yang tergeletak di meja pada kepala Lucas yang sudah kabur itu. Tapi tidak jadi, sayang hpnya. Nanti kalau rusak, belum tentu papanta mau membelikannya lagi.

"Kak, kalo sampe lo nyakitin temen gue awas aja. Gue kasihin lo ke peliharaannya om Yuta" teriak Jaemin mengalihkan atensi penghuni kantin.

Dan karena merasa sedikit malu, akhirnya Jaemin beranjak untuk pergi dari area kantin. Sekalian sebentar lagi sudah bel.

...

Habis ini markmin kok tenang aja :)
Btw makin kesini makin nggak jelas aja:')

kembar Where stories live. Discover now