xvi.

4.2K 439 51
                                    

Malam itu Jeno dan Jaemin makan malam berdua bercahayakan lilin lilin yang memancarkan sinarnya samar.

"Romantis ya"

"Pala lo romantis, gue dari tadi salah mulu mau ambil lauk"

Lalu Jeno tertawa.

Jadi malam ini kebetulan mama papa si kembar ini lagi pergi entah kemana. Katanya jalan-jalan, kan mereka ada pasangan, kata papa Jaehyun. Padahal tadi anak-anaknya mau ikut, tapi langsung di larang papa Jaehyun. Kasian

"Jen pake senter kenapa sih" lagi-lagi Jaemin mengeluh. Sumpah ya, Jaemin itu mau makan dengan tentram. Tapi karena tadi listrik yang tiba-tiba mati, sekarang mereka harus candlelight dinner. Padahal makannya cuma sayur asem dan bakwan.

Belum lagi Jeno yang Jaemin minta untuk mencari lampu elektrik belum juga bergerak. Katanya, "pake lilin biar romantis"

"Mata lo kiyer romantis"

Lalu setelahnya mereka tetap melanjutkan makan dengan lilin. Jaemin sudah misuh dari awal makan sampai habis dua piring.

Selesai makan mereka duduk berdua di depan tv. Nonton layar tv. Iya, kan mati listrik, jadi mereka duduk nonton layar tv saja.

Jeno main handphone, berbalas pesan dengan Renjun. Jaemin duduk di sebelah Jeno menyenderkan kepalanya ke pundak Jeno. Tangan dan mulutnya sibuk makan kripik singkong yang tadi dibeli mamanya sebelum kencan.

"Jen"

Jeno yang dipanggil berdehem. Tapi juga tidak mengalihkan pandangannya dari layar handphone. Senyumnya juga tidak luntur dari lima belas menit yang lalu mereka mulai duduk.

"Kalo gue tembak kak Mark gimana ya?"

"Ya mati lah, bego"

Lalu Jeno mendapat pukulan bantal di wajahnya. Pelakunya Jaemin. Kenapa saudaranya ini senang sekali membuat Jaemin naik darah. Lagi pula anak kecil pun juga tau kalau ditembak akan mati. Tapi kan maksudnya bukan tembak yang itu.

Jaemin kembali menyadarkan kepalanya ke pundak Jeno. Mukanya jadi masam. Padahal kemarin waktu Jeno akan menembak Renjun dan meminta pendapat padanya, Jaemin dengan senang hati membantu.

"Emang lo bisa?"

Kepala Jaemin mendongak. Bisa? Bisa menembak kak Mark? Sebenarnya sih bisa-bisa saja. Tapi sepertinya nyali Jaemin tidak sebesar itu, walaupun kelihatannya Mark memang memiliki perasaan yang sama dengannya. Tapi, tapi itu hanya pemikiran Jaemin. Dan sepertinya pemikirannya itu salah.

"Tapi, tapi tadi gue-"

Jeno diam mendengarkan. Mengabaikan dua pesan Renjun hanya untuk mendengar kelanjutan kalimat Jaemin.

"Tapi kenapa?"

Bahu Jaemin mengedik. Sialan pikir Jeno. Sudah ditunggu lama tapi akhirnya hanya menggantung.

"Jeno" Jaemin kembali bersuara. "Gue lihat kak Mark sama kak Mina tadi di tempat parkir"

Kepala Jeno menengok. "Hah?"

.

.

Selesai pelajaran sore tadi, Jaemin berjalan bersama Haechan ke tempat parkir yang letaknya di selatan deretan kelas dua belas. Agak jauh dari deretan kelasnya yang berada di tengah.

Sewaktu melewati ruang kelas IPA 5, Jaemin tidak sengaja menengok. Sebenarnya bukan tidak sengaja, hanya saja dibuat seperti tidak sengaja agar modusnya tidak terlihat jelas. Ya siapa lagi kalau bukan kakak kelas bule pujaan hatinya.

Kebetulan sekali sore itu kelas kak Mark kesayangan Jaemin itu ada jam pelajaran tambahan. Tapi karena berbarengan dengan adik-adik kelasnya yang pulang mereka istirahat sebentar lima belas menit.

Tapi beruntung karena Jaemin masih bisa melihat kakak Mark-nya di kelas. Yang duduk berhadapan dengan perempuan yang kalau Jaemin tidak salah lihat itu Kang Mina, teman sekelas Mark.

"Aku suka kamu, kamu mau jadi pacarku?"

Tubuh Jaemin berhenti berjalan dan menegang. Untung saja tempatnya berhenti berhalangan tembok, jadi Jaemin tidak akan terlihat dari dalam.

"Mmm, gimana ya?"

Suara perempuan yang Jaemin sangat yakin suara dari Mina-karena mereka hanya berdua di kelas-menyahut setelahnya. Haechan menepuk pundaknya.

"Udah yok pulang" ajak Haechan.

Jaemin mengangguk. Berjalan meninggalkan kelas yang sudah mulai ramai lagi. Menurut Jaemin, tidak ada salahnya juga kalau Mark dan Mina pacaran. Mereka lumayan cocok. Meski menurut Jaemin tetap lebih cocok dengan Jaemin.

"Lo tuh harusnya jangan kaku-kaku. Nembak anak SMA kaya nembak anak SD. Ditolak ya mampus"

"Ya makanya saya minta tolong ke kamu"

...

Saya kembali setelah sekian lama :)

kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang