xxiii. Ribet

3.7K 377 15
                                    


"Cie yang udah nggak digantung"

Jaemin tersenyum malu-malu waktu Jeno terus-terusan menggodanya. Setelah kemarin sore Mark menembak Jaemin dan diterima, Jeno menjadi orang nomor dua yang bahagia dari sekian banyak manusia patah hati atas resminya hubungan Jaemin dan Mark.

Pagi itu di kamar Jaemin, dua anak itu duduk di atas kasur memakan kripik kentang, sambil Jaemin tidak berhenti tersenyum dan berkata kalau bahagia. Mumpung mama dan papanya pergi kencan.

"Iya percaya lo bahagia"

"Kak Mark ganteng kan. Terus nembaknya juga asdfghjkl. Tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, huwaa" kata Jaemin. Sebenarnya lebih mirip ngomong sendiri, karena Jeno juga lebih sibuk ke handphone nya dari pada mendengar cerita Jaemin.

"Harusnya lo juga romantisin Renjun waktu nembak kemarin. Bukan malah nembak deket tangga. Mau lo pojokin?"

Jeno melotot. "Kok lo tau gue nembak Renjun deket tangga?"

Jaemin menyengir sampai gigi-giginya terlihat. "Hehe, gue... nggak sengaja liat sama Haechan"

Jeno melotot, lagi. Pantas saja Jaemin sudah tau lebih dulu kalau Jeno dan Renjun sudah pacaran sementara dirinya belum cerita apa-apa ke kembarannya itu.

"Heleh. Ngintip kan lo" tunjuk Jeno.

Lagi-lagi Jaemin menyengir. Memang niatnya bersama Haechan itu sebenarnya baik, ingin mengabadikan momen bersejarah sepanjang hidup Jeno. Tapi Jaemin tiba-tiba kehilangan kata-kata begitu mendengar jawaban Renjun waktu itu.

"Baru berani ngomong sekarang"

Waktu itu Jaemin langsung menoleh menatap Haechan yang juga menatapnya. Dua buntalan gula itu sama-sama melongo. Tidak menyangka kalau Renjun akan benar-benar menuruti saran keduanya untuk memojokkan Jeno.

"Kalo Jeno nembak, bilangin kenapa dia baru berani nembak sekarang, padahal itu bagong udah lama baperin lo"

Sungguh Jaemin tidak menyangka kalau sarannya bersama Haechan akan benar-benar Renjun laksanakan.

"Mm, sebenernya gue nggak sengaja liat sama si gembul, jadi kita abadikan" Jaemin menyengir di akhir.

Lagi-lagi Jeno melotot. Memiting kepala Jaemin sampai anak itu berteriak meronta-ronta minta dilepaskan.

"Jeno sakit goblog, badan lo kek bison bisa mati gue anying"

"Salah lo sendiri ngapain ngintip gue"

Jeno tidak melepaskan Jaemin, tapi malah berguling dan menindih tubuh kurus Jaemin. Menggelitiki perut Jaemin sampai dua anak itu terjatuh dari ranjang.

"Nono" rengek Jaemin.

Jeno melepaskan tangannya dari perut Jaemin. Badannya ditindih Jaemin. Tapi Jaemin juga tidak ada niat untuk beranjak dari atas tubuh Jeno.

"Traktir gue dong"

Satu jitakan mendarat mulus di dahi Jaemin, menimbulkan ringisan yang lalu kemudian disusul teriakan kesal. Selanjutnya teriakan Jeno yang terdengar, karena Jaemin menggigit lengan Jeno sampai hampir menembus kulitnya.

"Yaampun, Nana. Dikasih makan apaan sih lo sama mama gigi lo tajem bener?"

"Dikasih makan paku. Puas lo"

Jaemin bangun dari atas tubuh Jeno, bibirnya mengerucut. Tapi lalu tertarik membentuk senyuman. Jeno sampai dibuat bingung dengan perubahan ekspresi Jaemin yang tiba-tiba.

Jeno ikut duduk disamping Jaemin, menyenderkan punggungnya ke kaki ranjang. Tapi lalu dibuat kaget karena Jaemin yang tiba-tiba menubruknya sampai mereka kembali berguling ke lantai, dan berteriak di depan telinga Jeno.

"Jeno, gue mau ketemu kak Mark"

...

kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang