3

219K 2.9K 82
                                    

  Dani segera kembali dengan kopi untuknya dan minuman pesanan Lucas. Mereka duduk bersamaan, Lucas juga tetap membawa catatan untuk proyeknya. Sembari menunggu makanan ia juga membuat ide baru. Tiba tiba saja Fani datang ke arah Lucas dan Dani yang sedang duduk.

  "Astaga Dani, kamu ngapain bawa Pak Lucas kesini" ujar Fani dengan seorang wanita dari balik tubuhnya

  Lucas tertawa kecil melihat pertengkaran Dani dan Fani. Mereka sering sekali bertengkar di hadapannya hingga masalah sekecil apapun. Tapi Dani tidak pernah menganggapnya serius itulah yang membuat Lucas selalu tertawa melihat moment ini.

  "Ehh mba Fani, ini keinginan Pak Lucas langsung bukan saya ajak ngopi"

  Selagi mereka bertengkar, Lucas penasaran dengan teman di balik tubuhnya Fani. Saat Fani bergeser, Lucas melihat wanita itu yang juga melihat ke arahnya. Mata mereka bertemu untuk beberapa saat.

  "Eh pak maaf saya selalu emosi melihat Dani" ujar Fani sudah lelah bercekcok dengan Dani

  "Eh memangnya saya gak emosi apa lihat wajah mba Fani"

  "Tidak apa, pertengkaran kalian membuatku tertawa"

  "Ohh iya pak, ini pengganti Rafa. Namanya Jessy" Fani bergeser agar wanita di belakangnya bisa bersalaman dengan Lucas

  Lucas baru sadar wanita yang tadi menatapnya adalah wanita yang tadi berciuman di atap bersama Ardi. Jessy langsung menundukan kepala saat bersalaman dengan Lucas. Ia terlihat malu melihatnya tapi tetap sopan untuk membalas jabatan tangan Lucas.

  "Senang bertemu denganmu Jessy, saya Albrecht Lucas Winston"

  "Sa.. Sa... Saya... Jessy Chrestella"

  Lucas merasakan tubuh Jessy bergetar dari salamannya tadi. Lucas juga dari tadi tidak menyinggung apapun. Ia malah biasa saja dengan kejadian tadi tapi tidak saat jam kerja juga.

  "Semoga kau betah disini Jessy, mungkin sulit untuk menyesuaikan disini"

  "Iya pak.." ujar Jessy

  "Ohh iya Fan, suruh Ardi ke meja saya sambil bawa salinanannya ya"

  Dengan terkejut Jessy mengangkat kepalanya sembari melihat Lucas. Lucas sendiri tidak ada niatan apa apa, ia hanya meminta salinan keuangan kemarin karena memang Ardi bekerja di bidang keuangan disini.

  "Siap pak"

  "Saya akan menghabiskan makanan ini terlebih dahulu"

  "Baik pak"

  Fani dan Jessy pergi meninggalkan Dani dan Lucas. Mungkin kejadian hari ini cukup membuat terkejut dan lumayan emmbuat Lucas kebigungan. Tapi ia tetap berusaha agar tidak membuat masalah besar atau kesalahan yang akan berdampak pada perusahaan barunya. Tanpa perlu menanyakan pada siapapun, Lucas sudah mengetahui wanita yang tadi di atap. Setelah selesai makan, Lucas berpamitan pada Dani dan pergi menuju ruanganya. Masih banyak pekerjaan yang harus ia urus sebelum waktu malam tiba.

  Sesampainya di meja, ia segera mencari pekerjaan yang belum selesai. Tidak lama seseorang mengetuk pintu ruangannya. Lucas sudah tahu pasti itu adalah Ardi. Ardi datang sendiri membawa banyak kertas ditangannya permintaan Lucas. Baru saja selangkah masuk, telpon Lucas berdering.

  "Di, tunggu di kursi itu saya harus menjawab telpon ini" ucapan Lucas sontak membuat Ardi panik, wajahnya berkeringat sangat deras tangannya bergetar

  "Ya Mihh?" tanya Lucas

  "Anakku, pulang nanti datang kerumah ya. Papih sudah membelikan daging sapi dan nanti Mamih memasaknya untukmu"

  "Untuk apa? Dirumahku juga banyak daging sapi"

  "Ini kan berbeda, kita rayakan keberhasilanmu karena berhasil membuat perusahaam baru"

   "Baiklah mungkin nanti malam aku sampai disana"

  "enttäusche uns nicht!" suara berat itu ternyata dari sang ayah

  "Ja Pih"

  Lucas mematikan ponselnya lalu menaruhnya kembali di tempat semula. Kemudian Lucas mempersilahkan Ardi untuk ke mejanya membawa salinan tersebut. Meletakannya secara hati hati di atas meja, Lucas segera membaca salinan tersebut.

  "Ini bulan apa?" tanya Lucas

  "De.. Des.. Desember Pak"

  "Lalu bulan Novembernya mana?" tanya Lucas lagi

  "I..ii...inii pak" Ardi menunjukannya dengan tanganya

  "Bulan Oktober mana?"

  "Se.. Se.. sepertinya tidak ada"

  "Itu tugasmu sekarang, bikin laporan bulan Oktober."

  "Ba.. Baik pak"

  "Jangan buang waktumu seperti tadi. Jika saya melihat itu lagi apalagi di kantor, saya tidak akan segan mengeluarkan kamu dari sini"

  "Ba.. Ba.. Baik pak"

  "Sudah kembali bekerja"

  Ardi segera keluar dari dalam ruangan sembari menundukan kepalanya. Setelah perkataannya tadi, ia segera melanjutkan pekerjaannya lagi. Waktu tinggal beberapa bulan lagi untuk pembukaan perusahan barunya. Lucas juga dibantu team buatannya harus gencar dalam promosi dalam negeri maupun luar negeri.

  Waktu cepat berlalu, hari sudah berganti menjadi malam. Lucas membereskan barang barangnya ia tidak mau ada yang tertinggal. Malam ini Lucas sudah berjanji untuk pulang ke rumah Mamih dan Papih. Mereka sudah menyiapkan santapan kesukaan Lucas yaitu daging sapi. Mereka merayakan atas keberhasilan Lucas dalam membuat perusahaan keluarganya lebih maju.

  "Lucas!!" ujar Angel sembari memeluk Lucas

  "Gimana Mih kabarnya" tanya Lucas

  "Baik nak, pasti kamu capek kita duduk makanannya sudah selesai"

  "Lucas.. How are you?" suara Winston yang berat sangat mudah dikenali

  "Gut Pih"

  "Komm her, lass uns zusammen essen"

  Mereka makan bersama dengan nikmat. Membicarakan kelanjutan dari Lucas dan juga kabar terkini perusahaan mereka. Ini pertama kalinya lagi Lucas datang ke rumah ini setelah ia diangkat menjadi CEO baru, Lucas tidak pernah datang ke rumah masa kecilnya ini.

DIRTY TALKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang