22

43.4K 1K 14
                                    

  "Pak kami sudah berada di bandara" ucap Zak

  "Tunggu disini macet"

  "Baik pak"

  Lucas menutup ponselnya lagi, ia sedikit panik saat jalanan masih macet panjang. Hari pertama ia akan berangkat ke Jerman begitu sulit, ia bangun kesiangan karena melakukan packing, ia tidak sempat sarapan ditambah ia terjebak di kemacetan. Lucss sudah membawa pakaian satu koper untuk disana selama satu minggu, dan beberapa sepatu di dalam kopernya. Akhirnya mobil yang ditumoangi dirinya bisa jalan menuju bandara. Waktu tinggal 30 menit lagi sebelum keberangkatan. Sesampainya disana Kakang membantu menurunkan koper Lucas yang terbilang cukup besar. Setelah itu ia berjalan menuju tempat yang di janjikan bersama Zak.

  "Pak sini!!" teriak Fani

  "Semuanya sudah siap?" tanya Lucas

  "Siap sudah pak"

  "Baiklah sekarang kita hanya tinggal menunggu"

  "Pak gede amat kopernya" tukas Zak

  "Lah terus kenapa kalian kecil?" tanya Lucas balik

  "Ya inikan sesuai untuk 3 hari kedepan" jawab Jessy

  "3 hari darimana? 5 hari"

  "HAH?!!" jawab mereka bersaman

  "Kita ada banyak kegiatan disana"

  "Aduh pak berarti ini kurang dong" ujar Zak

  "Kan bisa beli disana"

  "Mahal gak pak?" bisik Zak

  "Biasa aja"

  Setelah menunggu selama setengah jam, akhirnya mereka bisa berangkat menuju Jerman. Perjalanan mereka cukup lama dan sangat melelahkan. Lucas duduk bersama Zak dan Fani bersama Jessy. Ini pertama kalinya bagi Jessy dan Zak untuk pergi ke Jerman. Fani sebelumnya pernah dibawa oleh Lucas mengunjungi Jerman, untuk memilih tempat yang strategis untuk perusahaanya.

  Di dalam koper miliknya, Lucas sengaja membawa baju musim dingin. Sesuai ucapan temanya disana, di Jerman sendiri sebentar lagi akan turun salju. Dipastikan disana akan sangat dingin, sebagian pakaian Lucas juga musim dingin.

  "Pak saya masih penasaran" ujar Zak tiba tiba membuat Lucas menghentikan kegiatannya yang sedang membaca

  "Tentang apa?"

  "Tentang Ardi pak, kenapa dia tiba tiba di pecat"

  "Ohh itu dia sangat tidak sopan pada wanita dan juga saya. Karena saya memegang penuh kekuasaan saya mengeluarkannya"

  "Tenang pak, saya tidak akan mengecewakan bapak" ujar Zak

  "Bagus kalau begitu"

  "Bapak punya rumah di Jerman?" tanya Zak

  "Bukan saya, tapi itu milik orangtua saya"

  "Berarti bapak gak akan di hotel?"

  "Tidak juga, saya di hotel. Rumah itu bagus dan besar tapi saya tidak berani sendirian"

  "Nah iya pak lebih baik kita di hotel"

  "Pak, Pak, Pak Lucas" panggil Jessy

  "Ada apa?" tanya Lucas

  "Kita sampai di Jerman kapan ya pak?"

  "Baru aja kita naik, udah nikmati saja"

   Mereka menikmati perjalananya menuju Jerman. Lucas berasa seperti seorang ibu yang membawa ketiga anaknya jalan jalan. Di atas awan ini Lucas tidak bisa memainkan ponselnya, ia hanya bisa mendengar musik kesukaanya. Hingga waktu malam hari, Lucas belum bis menutup matanya sedangkan yang sudah tertidur kecuali Jessy. Terlihat Jessy sedang membaca sebuah buku yang ia bawa sejak di bandara.
Lucas penasaran apa yang membuat Jessy belum tidur. Lucas mencoba memanggilnya secara pelan pelan.

  "Ssttt Jess... Jessy.." bisik Lucas

  Jessy segera menoleh setelah mendengar Lucas memanggilnya.

  "Iya Pak?"

  "Sedang apa?"

  Jessy meangkat bukunya agar Lucas bisa membaca judul buku tersebut. Ternyata itu buku novel dalam bahasa inggris. Lucas pernah membaca novel itu dulu, sekarang sudah lupa apa yang di ceritakan dalam buku tersebut.

  "Kemarilah" ujar Lucas

  "Ada Zak Pak disana" bisik Jessy

  "Zak, Zak pindah sana sama Fani. Kita tukeran dulu sebentar" dengan beraninya Lucas membangun Zak begitu saja

  Zak juga tampaknya masih mengantuk, tapi ia tetap mengikuti perintah Lucas. Ia berdiri dari duduknya, Lucas memanggil Jessy agar duduk disampingnya dan Zak bisa duduk sebelah Fani. Setelah mereka bertukar, Zak tertidur kembali disamping Fani. Jessy dan Lucas kini sudah duduk berdua, Jessy sendiri tidak tahu kenapa ia di suruh pindah.

  "Pak kenapa saya disuruh disini?" tanya Jessy

  "Karena kita tidak tidur, jadi semacam menemani lagi sepanjang malam" ucap Lucas

  Lalu mereka kembali sibuk dengan kegiatannya.

  "Ohh iya, bagaimana kabar Jessy dan Ardi?" tanya Lucas serius

  "Kami? Dia terus mencoba menghubungi saya tapi tetap saya tolak. Setelah kejadian itu saya tidak mau berbubungan lagi dengannya"

  "Bagus, lagian masih banyak pria yang lebih baik dibanding Ardi"

  "Betul pak, terus bapak sendiri?? Tidak ada rencana menikah misalnya?" pertanyaan Jessy membuat Lucas tertohok

  "Tidak sepertinya, saya masih takut"

  "Takut?"

  "Sudahlah tidak usah dibahas"

  Awalnya Jessy penasaran karena Kakang pernah bilang tentang Lucas yang tidak mau menikah. Tapi saat tadi ia hampir mengetahuinya, Lucas segera memberhentikan pembicaraanya dan juga menyudahinya.
-
-
  22.00 chapter 23

DIRTY TALKUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum