15

61.7K 1.2K 13
                                    

  "Pak mereka semua menyarankannya berangkat sekarang, bagaimana pak?" tanya Zak dalam telpon

  "Sekarang masih jam 8, kalian berangkat jam 10 kan?"

  "Katanya agar mereka bisa makan dulu"

  "Ohh kalau itu tidak apa terserah kalian, tapi pastikan mereka baik baik saja"

  "Siap pak"

  "Saya ada perlu dulu sebentar"

  "Baik pak, hati hati kami semua menunggu disini"

  "Iyaa"

  Lucas mematikan ponselnya dan langsung mengendarai mobilnya ke kediaman kedua orangtuanya. Semua karyawannya sudah berkumpul di kantor tapi mereka memutuskan untuk ke bandara dua jam sebelum keberangkatan. Lucas tidaak melarang, biarkan semua karyawan tidak terbebani apapun karena sekarang hari libur. Setelah sampai di rumah, Lucas segera turun dari mobilnya. Disana ia bertemu Kakang, supir kedua orangtuanya.

  "Ehh Mas"

  "Ehh Kang, kemana aja?" tanya Lucas

  "Ada ah, mas sendiri?"

  "Saya sibuk biasa kang, si Papih sama Mamih ada?"

  "Ada atuh mas, mereka nunggu di dalam"

  "Baiklah"

  Lucas segera masuk untuk bertemu kedua orangtuanya. Pagi hari ini sudah tercium harum makanan kesukaan dirinya. Lucas berjalan menuju dapur tidak ada siapapun. Melihat ke arah meja makan, ternyata semua ini masakan kesukaan dirinya. Berbagai olahan masakan daging ada disini, tidak lupa ditemani oleh beberapa sayuran.

  "Lucas.." ucap Winston berjalan mendekati Lucas

  "Selamat ya Lucas, kamu sudah memanggakan papih dan mamih" Angel memeluk anaknya sembari mencium kedua pipi putranya

  "Jangan berlebihan seperti itu mih" Lucas tersenyum

  "Sebelum pergi bagaimana jika kita makan bersama dulu?"

  "Tentu saja, bagaimana bisa aku menolak semua makanan ini"

  "Thats right, lets go eat!" ucap Winston

  Lucas segera duduk setelah melihat Angel dan Winston duduk. Mereka banyak berbicara tentang banyak hal, pekerjaan dan bahkan percintaan. Angel dan Winston sangat sedih putra satu satunya belum ada tanda tanda ingin menikahi seorang wanita. Semenjak dahulu ia bersama Luna, Lucas belum mau lagi mencari wanita.

  "Lihat dirimu nak, kamu seperti anak muda saja." Angel tersenyum karena melihat anaknya berpenampilan layaknya anak muda

  "Aku memang masih muda"

  "Jadi masih nih??" ujar Angel bercanda

  "Iya.. Nanti aja masih banyak waktu" Lucas seolah tahu apa yang dimaksud oleh Angel

  "If you serious about that, i will punch you so hard!"

  Lucas hanya tertawa, setahun terakhir ini Lucas berkata pada kedua ornagtuanya tidak mau menikah. Lucas masih takut jika ia menaruh harapan pada seorang wanita lagi. Ini semua karena masalalunya yang begitu menyakiti hatinya hingga saat ini. Umurnya sudah 25 tahun mungkin sebentar lagi berkepala tiga, tidak ada niatan dari hati Lucas untuk mencari wanita. Jam sudah menunjukan pukul 9, Lucas haarus segera jalan ke bandara.

  "Aku harus segera berangkat" ujar Lucas

  "Secepat inikah?" ucap Angel

  "Hanya beberapa hari, ohh iya bolehkah aku pinjam kakang hari ini"

  "Of course, ohh here" Winston melemparkan sesuatu pada Lucas

  Lucas segera menangkapnya, itu adalah kotak kecil. Lucas mengira ini pasti jam tangan, tapi ia salah. Di dalamnya terdapat sebuah kunci, Lucas tidak tahu ini kunci apa.

  "What is this??" tanya Lucas

  "Hadiahmu" ujar Angel

  Mereka bertiga segera keluar dari dalam rumah, di depan rumah sudah ada motor berwarna hitam lengkap dengan helm nya. Motor itu terlihat sangat mahal, Lucas memang tidak memiliki motor di rumahnya. Mungkin ini hadiah untuknya agar dirinya terlihat seperti remaja lagi.

  "Ohh wow!! Ini sangat bagus, makasih Mih, Pih" Lucas memeluk kedua orang tuanya

  "Baguslah kalau kamu suka, tapi karena kamu harus ke bandara taruh aja ini disini"

  "Iya tentu saja, kalau begitu aku harus ke bandara"

  "Iya hati hati, Kakang udah di dalam mobil tuh"

  "Good bye my son!!"

  Lucas segera pergi menuju bandara dengan sang supir Kakang. Benar saja perjalanan menuju bandara sangat macet, Lucas mulai sedikit panik. Ia tidak mau ketinggalan pesawat dan juga membuat mereka semua menunggu. Kemacetan ini semakin membuat Lucas panik pasalnya sudah setengah 10 ia masih di perjalanan. Terdengar suara ponsel Lucas berdering.

  "Pak, bapak dimana?" tanya Zak

  "Sebentar lagi saya sampai, hanya saja jalan masuk ke bandaranya sangat macet"

  "Tadi emang banyak sekali orang yang pergi dari bandara"

  "Sekitar 10menit lagi mungkin saya sampai"

  "Saya akan emmbiarkan mereka masuk dulu ke dalam pesawat, saya akan menunggu bapak disini"

  "Baiklah tunggu saya"

  Lucas kembali menutup ponselnya, berbarengan dengan mobilnya berjalan. Akhirnya setelah menunggu cukup lama mobilnya bisa berjalan menuju bandara lagi. Waktu tinggal 10menif, Lucas segera turun dari mobil mengendong tas dan membawa satu koper baju. Lucas disana juga akan mengadakan pertemuan dengan seseorang.

  "Mas topi!!" ucap Kakang

  "Ohhh iya, makasih Kang. Saya pergi dulu"

  Setelah berada di dalam bandara, ia kebingungan karena tidak bisa menemukan rombongan karyawanya. Lucas menelpon Zak untuk mempertanyakan keberadaanya.

   "Zak kau dimana?"

  "Saya di dalam pak, bapak dimana?"

  "Saya diluar"

  "Baiklah saya akan kesana, tunggu saya pak" ucap Lucas

  Sembari berjalan membawa koper miliknya ia melihat ke arah kanan dan kiri, siapa tahu melihat Zak. Lucas terus memainkan ponselnya membalas beberapa chat dari rekan rekannya. Seorang pria tiba tiba menabrak Lucas dari depan yang menyebabkan ponselnya terjatuh.

  "Pak Lucas?!!!" ucap pria tersebut

  "Udah jangan bicara, ayok kita segera berangkat"

  "Pak, hampir saja saya tidak mengenali bapak. Pak Lucas tampak berbeda jika diluar kantor."

  Lucas tidak menjawabnya dan berjalan untuk naik ke dalam pesawat. Tampaknya Zak terkejut melihat Lucas, pasalnya ini kali pertama ia melihat Lucas berpakaian begitu santai. Hanya dengan menggunakan celana pendek serta baju kaos tidak lupa menggunakan topi bisa membuag Zak tidak menyadari itu Lucas.
Akhirnya setelah drama tadi, mereka semua bisa terbang menuju Bali. Lucas menutup matanya hingga sampai di Bali.

 

DIRTY TALKWhere stories live. Discover now