[ 𝒫𝑒𝓉𝒶 𝒜𝓃𝑔𝓀𝒶𝓈𝒶 ]
Terbitnya mentari buatku mau tak mau harus memutuskan rajutan mimpi yang sepanjang malam teruntai bagikan roll film kecil.
Suara ibu sebagai alarm paling termujarab kini terdengar. Mengisi seluruh penjuru rumah.
Tak ingin mendengar omelan lebih panjang, langsung saja aku bersiap-siap. Setelah selesai aku pun langsung bergegas ke arah dapur. Karena ibu kembali mengomel.
"Kamu ini lambat banget, enggak takut kesiangan? Coba ini loh contoh kaya Akhtara enggak pernah tuh ibu dengar ibunya teriak-teriak bangunin dia."
Sudah menjadi sarapanku setiap pagi, selalu dibandingkan dengannya. Bahkan setiap hari tak akan pernah absen diriku dan dirinya selalu dibandingkan seperti bumi dan langit. Padahal kami ini kawan karib katanya.
Mau dirinya sedang ada bersamaku atau pun tidak aku akan selalu di bandingkan dengannya. Bagaikan dia adalah kesempurnaan dan aku ini kehancuran.
Tentu siapa tidak geram dibuatnya.
"Aku berangkat!" ucapku.
"Eh, Las, tunggu!" ucapnya sambil mengejar langkahku.
"Heh!? Enggak tahu terima kasih banget sudah ditungguin malah ninggalin."
"Enggak ada yang minta ditungguin," jawabku sambil mempercepat langkahku tak terima kalau ia berjalan sejajar denganku.
"Ngambek?"
"Ngapain? Sudah biasa."
"Dasar baperan, tukang ngambekkan!"
Aku menghentikan langkahku dan membalikkan tubuhku sambil mentapnya dengan sinis.
Akhtara hanya memamerkan senyum tanpa dosanya. Membuatku semakin naik pitam.
Keadaan bus saat ini benar-benar sesak kursi terisi dengan manusia-manusia yang tengah memikul bebannya masing-masing.
"Nek, silahkan duduk di kursi saya, biar saya yang berdiri." Kini atensiku terarah padanya.
"Makasih ya, Nak."
Kalau ia seperti ini rasanya tak ada layaknya aku geram dan marah padanya. Rasa marahku sirna begitu saja. Aku merasa perbandingan yang selalu dibandingkan padaku tak ada yang salah.
Tak ada yang perlu disalahkan
Tak ada yang perlu dibenarkan
Kita tak dapat menentukan
Tak dapat memastikan
Hanya dapat menjalankan
KAMU SEDANG MEMBACA
Lawan Kawan Bintang
Fanfiction𝓓𝓲𝓪 𝓴𝓪𝔀𝓪𝓷 𝓷𝓪𝓶𝓾𝓷 𝓵𝓪𝔀𝓪𝓷. 𝓝𝓪𝓶𝓾𝓷 𝓵𝓪𝔀𝓪𝓷 𝓫𝓪𝓴 𝓴𝓪𝔀𝓪𝓷. [ᴘ ʀ ᴏ ᴊ ᴇ ᴄ ᴛ: 𝒫𝑒𝓉𝒶 𝒜𝓃𝑔𝓀𝒶𝓈𝒶]