𝐵𝑜𝓃𝓊𝓈 : 𝓚𝓲𝓷𝓲 𝓚𝓾 𝓡𝓪𝓳𝓾𝓽 𝓚𝓮𝓶𝓫𝓪𝓵𝓲

250 59 35
                                    


b o n u s   p a r t

[ 𝒫𝑒𝓉𝒶 𝒜𝓃𝑔𝓀𝒶𝓈𝒶 ]


Genangan-genangan air dengan pantulan lampu jalan berwarnakan kuning mempercantik panorama kota di malam hari. Hawa dingin menusuk raga, rasanya tak dihiraukan oleh orang-orang yang kini berjalan-jalan entah karena kesibukannya atau seperti diriku dan Akhtara yang hanya sekadar ingin jalan-jalan dan memanjakan lidah yang sudah lama kelu dengan rasa makanan zaman dulu.

Hawa dingin khas sang malam dan hawa khas setelah hujan kini menjadi satu. Pemberi hiasan malam yang begitu tenang tapi membuat hati bergerutu.

"Harinya dingin banget, yakin mau makan di tempat beratapkan langit?" tanyaku.

"Iya, semakin dingin semakin nikmat, pesannya sama kaya dulukan?"

Aku mengangguk, "Memang masih ingat dulu pesan apa?" tanyaku sambil menaikkan satu alisku.

"Kamu meragukan seorang Akhtara ya?"

"Enggak-enggak, sudah pesan sana! Lapar ey," ucapku sambil terkekeh geli dan langsung duduk di salah satu bangku di sana.

Setelah selesai, Akhtara langsung duduk di bangku depanku. Sambil menyodorkan makananku, wajahnya kini tampak kesal.

"Si ibu, masih ingat banget sama aku, sampai-sampai utang gopek aja masih diingat!"

Tawaku kini pecah, "Kamu sih habisnya, dulu sering banget bawa lari jajan ibunya!"

"Itu mending ya, dari pada bawa anak orang lari," jawabnya kesal sambil menyuap makanannya.

"Ra, ngomong-ngomong soal utang, aku masih ada utang sama kamu." Ucapanku sukses membuatnya membulatkan matanya sempurna.

"Sejak kapan atuh? Yang ada aku yang punya utang sama kamu, Las. Yang sering pinjam uang buat beli cimol di depan sekolahkan aku."

"Iya kamu juga punya utang sama aku, Ra."

"Lah gitu? Yasudah aku anggap utang kamu sama aku lunas, jadi utang aku ke kamu juga lunas... selesai."

"Enggak bisa, Ra. Ini utang pendengaran dan pembicaraan," cercahku.

"Ribet banget, Las. Lupain aja."

"Kamu nyuruh aku selalu merasa bersalah?" tanyaku.

"Enggak lah, kan aku bilang lupain aja," jawabnya.

"Kalau tidak mau sekarang tidak apa. Mau nanti, besok atau lusa tak masalah," ucapku.

Ia terdiam sebentar, membiarkan rasa makanan yang ia makan tercerna dengan baik.

"Balas dendam nih ceritanya," ia terkekeh sebentar, "jadi harus dari mana seorang Akhtara ini bercerita?"

"Alasan kenapa pindah?" ucapku.

Aku tahu membuka pembicaraan seperti ini membuat keadaannya semakin dingin. Namun, biarkan saja, biar dinginnya tak lama tersembunyi dan tak menjadi penipuan.

"Hubungan ayah dan ibuku sudah lama tak berjalan baik. Setiap harinya dulu sering bertengkar. Aku sering mendapatinya walaupun keduanya selalu pandai menutupi. Ayah dan ibumu juga mencoba selalu membuatku nyaman agar aku tak berpikir jelek. Memberikan aku rasa hangat seperti yang kamu dapatkan. Maaf bila kamu tak rela akan hal itu."

"Dimana puncaknya saat itu, hubungan ayah dan ibuku sudah tak dapat dipertahankan. Tak ada lagi rasa seperti dulu. Leyap tak tersisa karena hal yang tak sejalan. Aku? Aku waktu itu tak dapat membantah. Tak dapat membuat mereka tak ambil keputusan. Memberikan andil di sana aku tak mampu. Hehehe... mungkin saat ini pun bila kembali diajukan aku tak bisa apa-apa juga."

"Dan pada akhirnya aku ikut dengan ayahku. Ayahku memutuskan untuk pindah ke luar kota. Aku memutuskan untuk tak pamit denganmu karena aku malas kamu akan membanjiriku dengan banyak pertanyaan yang saat itu tak bisa ku jawab."

Rasanya hawa dingin yang menusuk raga kini semakin memuncak sampai ke hati. Mata kini memanas tak dapat membendung bendungan air yang siap meluap.

"Ra, hiks... k-kalau t-tak hiks... kuasa jangan dikekang. Nangis aja enggak apa," ucapku sambil menyeka air mataku yang kini semakin deras.

Terdengar suara gelak tawa dari lawan bicaraku, "Terima kasih Las, nanti aku nangis tetapi untuk saat ini aku tidak ingin, karena saat ini aku senang bisa bersama kawan lamaku. Jangan nangis gih! Jelek!"















bagian spesial teruntuk kalian yang juga spesial

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bagian spesial teruntuk kalian yang juga spesial

Lawan Kawan Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang