[ 𝒫𝑒𝓉𝒶 𝒜𝓃𝑔𝓀𝒶𝓈𝒶 ]
Memiliki teman yang memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terkadang tak begitu menyenangkan.
Seperti saat ini, dirinya begitu memaksa diriku untuk bercerita masalahku dengannya. Dan itu membuatku benar-benar geram dibuatnya.
"Aku tidak apa-apa."
"Aku mengenalmu bukan baru kemarin ataupun dua-tiga hari yang lalu. Aku mengenalmu dari kita masih bermain gundu."
Kemarahanku kini semakin memuncak.
"Tetapi tak semua bisa aku bicarakan denganmu. Adakalanya aku lebih memilih memendam dari pada bersuara," ucapku dengan nada suara yang meninggi. Tak kuasa membendung amarahku aku langsung berlari meninggalkannya yang masih duduk di halte.
"Kalau tak kuat nanti ceritakan saja. Mau hari ini atau pun esok tak masalah." Teriaknya tak kuhiraukan. Terus saja aku berlari meninggalkannya.
Tok...
Tok...
Tok...
Tak kuhiraukan. Niat awalnya memang begitu. Namun lama kelamaan ia meleparnya dengan brutal. Mau tak mau kutanggapi apa maunya. Dari pada jendela kamarku yang jadi taruhannya.
"KENAPA SIH?!"
"Santai, tenang mbak. Kayanya ini enggak ada gunanya lagi ya?" ucapnya sambil melihatkan alat komunikasi yang terbuat dari kaleng tersebut.
Tiba-tiba aku menangis. Kini air mataku tak dapat lagi dibendung.
"LAH?! LAH? KOK MALAH NANGIS!?"
Semakin ditanya tangisku semakin jadi.
"Coba lihat ke atas," ucapnya lembut sambil menujuk ke arah langit.
Sambil menangis aku tetap mengikuti perkataannya. Melihat panorama langit malam yang ditaburi bintang-bintang.
"Enggak mau! Malas, banyak bintangnya!" ucapku.
"Kenapa harus bintang? Padahal yang terbentang lebih luas itu langit, yang lebih terlihat itu warna hitamnya."
"Aku lelah, Ra. Dibanding-bandingkan denganmu! Ingin marah tapi kenapa? Ingin menyangkal tapi apa? Lelah di perintah, harus ini harus itu tak ku mengerti," ucapku.
"Perihal hal itu kamu memang harus bisa mendengarkan semua masukkan dari orang-orang, namun sudah menjadi hakmu untuk memilih hal yang mana yang ingin kamu ambil yang mana tidak. Maka dari itu kamu harus bisa mengenal dirimu dengan baik dan menyaring yang ada. Tak mengambil secara mutlak dan tak mengabaikan secara keseluruhan."
Tak ada yang perlu disalahkan
Tak ada yang perlu dibenarkan
Kita tak dapat menentukan
Tak dapat memastikan
Hanya dapat menjalankan
KAMU SEDANG MEMBACA
Lawan Kawan Bintang
Fanfiction𝓓𝓲𝓪 𝓴𝓪𝔀𝓪𝓷 𝓷𝓪𝓶𝓾𝓷 𝓵𝓪𝔀𝓪𝓷. 𝓝𝓪𝓶𝓾𝓷 𝓵𝓪𝔀𝓪𝓷 𝓫𝓪𝓴 𝓴𝓪𝔀𝓪𝓷. [ᴘ ʀ ᴏ ᴊ ᴇ ᴄ ᴛ: 𝒫𝑒𝓉𝒶 𝒜𝓃𝑔𝓀𝒶𝓈𝒶]