Terbagi

623 84 54
                                    

Minkyu tahu kalau saat ini dia terlihat brengsek karena memaksa mencium kekasihnya bahkan disaat ia tahu kalau Wonjin tengah terganggu oleh sesuatu yang bahkan ia tidak tahu itu apa.

Tapi lebih daripada itu, ia ingin memastikan sesuatu yang salah pada dirinya.

Minkyu yakin bahwa ia masih menyayangi Wonjin seperti hari-hari sebelumnya, tapi entah kenapa akhir-akhir ini ia merasa sedikit berbeda ketika melihat Wonjin.

Begitu pula saat ini, sejak Minkyu diberi tahu bahwa Wonjin sedang tidak enak badan oleh Jungmo, biasanya hatinya akan menyuruhnya untuk segera memeriksa keadaan Wonjin, tapi hari ini pikirannya seolah tidak sejalan dengan hatinya.

Minkyu bahkan memilih untuk meminta maaf dulu pada Hyungjun, lalu ia baru menemui Wonjin.

Dan begitu ia masuk ke kamar kekasihnya, matanya langsung menangkap wajah sembab Wonjin; menandakan sudah terjadi sesuatu padanya. Namun lagi-lagi yang ia heran, kenapa hatinya seolah tak ingin peduli?

Ada apa dengan perasaannya pada Wonjin?

Minkyu berusaha untuk memberi perhatian pada Wonjin, menanyakan siapa yang membuatnya menangis namun kekasihnya itu seolah enggan menjawabnya; hingga Minkyu memilih menciumnya bahkan ketika Wonjin mati-matian menolaknya.

Sampai pada titik ia merasakan sesuatu yang basah, menyadari bahwa Wonjin menangis disela ciuman mereka dan itu membuat Minkyu ingin memaki dirinya sendiri.

Sama seperti Wonjin yang berteriak mengatakan bahwa ia membencinya, Minkyu juga merasakan hal yang sama. Ia membenci dirinya sendiri karena sudah menyakiti Wonjin, demi menemukan jawaban apa yang salah pada dirinya.

"Aku minta maaf.." lirih Minkyu.

"Aku gak mau maafin kamu!" jawabnya.

Minkyu melepas pelukannya, menatap wajah Wonjin yang memerah karena tangisannya. "Aku gak bermaksud nyakitin kamu."

"Kamu sudah!"

Minkyu bangun dari posisinya, lalu duduk disamping Wonjin yang masih berbaring dengan selimut yang ditariknya untuk menutupi tubuh mungilnya. "Aku pasti terlihat seperti laki-laki brengsek kan?" pelan Minkyu.

Ia melirik Wonjin yang sepertinya enggan memberinya jawaban.

"Maaf sudah menciummu tanpa izin." sambung Minkyu.

Lalu Minkyu merasakan pergerakan dari Wonjin. Kekasihnya itu ikut duduk disampingnya, lalu melingkarkan tangan mungilnya di pinggang Minkyu. "Aku sakit.."

Minkyu tahu.

Perkataan Wonjin mengandung arti lain, kekasihnya itu tidak benar-benar sakit secara fisik, tapi ada suatu hal yang berhasil menyakiti kekasih kesayangannya, namun Minkyu tidak cukup peka bahwa dialah yang menyakiti Wonjin.

"Siapa yang bikin kamu nangis sampe wajah cantik kamu jadi sembab kayak gini, hm?" tanya Minkyu.

"Kamu.." lirih Wonjin.

Lalu Wonjin mulai menatap matanya. "Aku masih menjadi satu-satunya buat kamu, kan Kyu?"

Minkyu bungkam.

Pertanyaan itu amat sederhana, namun entah kenapa Minkyu justru kesulitan untuk menjawabnya, seolah ada hati lain yang perlahan mengisi hatinya hingga Minkyu bimbang.

"Kamu~" pemuda itu menggantung kalimatnya.

"..satu-satunya untukku."

Lalu senyuman cantik itu perlahan menghiasi wajah kekasihnya, membuat Minkyu ikut tersenyum dengan perasaan hangat sekaligus bimbang.

Four Seasons - Winter ( Minkyu X Wonjin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang