Special Chapter - Angin Musim Semi

721 93 29
                                    

Wonjin dan Jungmo berjalan bersama menyusuri pinggir sungai dibawah langit berwarna jingga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wonjin dan Jungmo berjalan bersama menyusuri pinggir sungai dibawah langit berwarna jingga. Keduanya sedang mendapat jatah libur, dan memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar taman kota.

Mereka barusaja membeli ice cream, Jungmo rasa chocolate sementara Wonjin rasa vanilla. Menikmati angin musim semi, dan cuaca yang cukup hangat, berhasil membuat mood keduanya naik.

"Mogu, bentar lagi kita intership."

"Iya, lo ngambil di Daegu kan?"

Wonjin mengangguk. "Iya, gue pengen cari suasana baru. Lagian appa juga ngasih ijin."

"Kalo itu udah jadi keputusan lo, gua bisa apa njin!"

"Kenapa lo gak intership bareng aja? di Daegu, sama gue? Kita disana bisa sewa apartemen, nanti bayarnya kita bagi dua?"

Tawaran Wonjin memang cukup menggiurkan, sayangnya Jungmoo tidak cukup berani mengambil resiko tersebut.

"Gak deh, gua di Seoul aja! Mama bisa heboh kalo tau gua ngambil intership di luar kota, gak bakalan diijinin!"

"Iya juga sih ya, elo kan anak satu-satunya. Tuan Muda Goo Jungmo, si anak mama!" ejek Wonjin.

"Katain aja terus!"

Wonjin terkekeh geli, lalu menjulurkan lidahnya. Bermaksud menggoda. "Anak mama, huweee..."

"HAM WONJIN! DIEM GAK LO!"

Tawa Wonjin makin meledak, tanpa sadar ia berjalan terlalu pinggir, dan Jungmoo tentu menyadarinya. Ia buru-buru menghampiri Wonjin, meraih pinggangnya- menahan tubuh Wonjin yang hampir tercebur ke sungai.

"Hati-hati!"

Wonjin berkedip beberapa kali, tubuhnya masih berada di dekapan Jungmo. Tangannya meremat, lalu Wonjin mendongkak perlahan, menatap rahang Jungmo, pahatan yang tak kalah sempurna dari sang mantan pacar. Wonjin mau tidak mau, harus mengakui kalau Jungmo semakin hari semakin tampan.

Ah, sial!

Ada apa dengan irama jantungnya yang mulai menggila? Ham Wonjin! Sadarlah! Tidak seharusnya jantungmu berdetak cepat!

Jungmo sendiri mengerutkan keningnya, ia melepas tangannya, menatap wajah Wonjin. "Lo sakit? Kenapa muka lo merah gitu, njin?"

Pertanyaan Jungmo berhasil membuat Wonjin gelagapan, ia menepuki pipinya agar rona itu segera hilang, namun bukannya hilang- justru semakin merah.

Melihat kelakuan aneh Wonjin, Jungmo menahan kedua tangan Wonjin- menghentikan Wonjin menepuki kedua pipinya. Justru menggantinya, dengan kedua telapak tangannya yang besar.

Wajah Wonjin benar-benar tenggelam ketika ditangkup oleh Jungmo. Pemuda bermarga Goo tersenyum tipis, lalu mencubit kedua pipi gemuk Wonjin. "Pipi lo lembut, kenyal-kenyal, gua suka!"

Goo Jungmo sialan!

Wonjin memaki di dalam hati, mendapat perlakuan seperti ini mana bisa jantungnya tidak bergemuruh ribut? Haish, ini harus segera dihentikan!

"Apaan sih lo! Emangnya gue kue beras, kenyal-kenyal segala!" protes Wonjin, menepis tangan Jungmo dari pipinya.

"Lo emang gemesin, njin. Apalagi pipi lo, rasanya pengen gua unyel-unyel terus!"

"Jangan unyel-unyel pipi gue sembarangan! Emangnya lo pacar gue, heh!"








5 detik.








Wonjin mengatupkan bibirnya, merutuki mulutnya yang sembarangan bicara. Sedangkan Jungmo ikut terdiam, berusaha mencerna arti ucapan pemuda Ham.

Sampai akhirnya sebuah senyum tipis menghiasi wajah Jungmo.

"Ya udah, ayo kita pacaran!"




Wonjin benar-benar mati kutu. Sialan, ia tidak tahu harus menghadapinya seperti apa.


"J-jangan bercanda deh! Pake ngajakin pacaran segala!" balas Wonjin gugup.

"Gua gak bercanda, ayo kita pacaran, njin!"

"T-tapi.."

Jungmo meraih tangan Wonjin, menautkan jemari mereka. "Kita udah lama temenan, njin! Gak ada salahnya buat kita nyoba hubungan baru 'kan?"

"Gue....." Wonjin diam lagi, ia nampak ragu.

"Ham Wonjin, kasih gua kesempatan buat jagain lo, jadi orang yang selalu ada buat lo. Gua emang gak yakin bisa kayak Minkyu yang selalu romantis sama lo, bisa sepinter Minkyu yang jadi patner belajar lo, bisa--"

Ucapan Jungmo terputus kala Wonjin memeluknya, melingkarkan tangannya di pinggang Jungmo.

"Lo gak perlu kayak Minkyu, Mo. Please, jadi diri lo sendiri.." lirih Wonjin.

Wonjin lalu melepas pelukannya, lalu menatap Jungmo malu-malu.

"Lo gak perlu jadi siapapun buat jadi pacar gue, Mo."

Senyum Jungmo mengembang, apa ini artinya.... Wonjin mau?

"Lo mau jadi pacar gua, njin?"




Wonjin menghela nafas dalam, lalu menatap kedua manik mata Jungmo. "Ya, Goo Jungmo. Gue mau jadi pacar lo!"

Lalu keduanya terkekeh, dan kembali berpelukan.

Ya. Wonjin merasakan perasaan hangat yang sudah lama ia rindukan, sekaligus debaran menyenangkan dalam hatinya.

Well, sepertinya Wonjin sudah menemukan angin musim seminya- yang akan menyembuhkan hatinya yang sempat terluka.

Goo Jungmo, dialah orangnya.

















18 Juli 2020
Special Chapter - Angin Musim Semi.

Eh, masih adakah yang menyimpan work ini di Library kalian?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eh, masih adakah yang menyimpan work ini di Library kalian?

Ya, siapapun yang masih menyimpan. Aku kembali dengan sebuah kejutan.

Well, aku sebenarnya gak berniat bikin Spesial Bab kayak gini, tapi ya tiba-tiba kangen Wonjin aja gitu.

Udah kubilang, Wonkyu tuh karam!! Minkyu sibuk sama mba Doyeon :) Siapa disini yang nonton web dramanya? Ya, aku :)



Okelah, segini aja.

Sampai jumpa lagi.

E.Yulli

Four Seasons - Winter ( Minkyu X Wonjin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang