46. Prom Night 🌹

920 63 0
                                    

Chelsea memandang para duyung itu dengan kesal. Makhluk-makhluk ini menyusahkannya.

"Dengar, aku sedang tidak ingin bercanda. Katakan padaku dimana jalan kembali," Chelsea teringat Andre yang berlari ke arahnya malam tadi. Entah apa yang Andre lakukan sekarang, ia jadi khawatir.

"Maaf, Yang Mulia tapi kami tidak bercanda. Aku akan menujukan jalan kembali ke pantai Maldives." Ucap Jane.

Chelsea mengangguk, "Bagaimana cara ku ke sana?"

"Ombak akan mengantar mu."

Chelsea mengernyit, "maksudmu menghanyutkannku?"

Jane berpikir sebentar lalu mengangguk, "itu bahasa kasarnya."

Chelsea membelalakkan matanya. Yang benar saja ia akan dihanyutkan di laut seluas ini? Hei, dia masih manusia! Tentu saja dia bisa mati.

"Sang Pemintal Takdir mengirim mu kesini agar kau bisa bersiap jika bencana itu datang. Raja Cahaya tak akan tinggal diam, Ratu. Aku yakin dia akan melakukan sesuatu yang buruk. Kami, bangsa para duyung akan setia pada anda. Kami akan mendukung mu dalam setiap langkahmu. Kami juga bisa menjadi pasukan yang handal jika kau dalam keadaan terdesak, kami pasti datang. Kami mengabdi padamu, penguasa yang dipilih oleh Sang Pemintal Takdir." Jane dan duyung lainnya kembali membungkuk.

Sial, umpat Chelsea dalam hati melihat para duyung itu mengulur waktunya.

"Sang Pemintal Takdir mendatangi mimpi mu, benar?" Tebak Chelsea.

Jane mengernyit lalu mengangguk Chelsea menggerutu dari dalam hatinya. Bisa-bisanya Dewa Takdir berbuat curang padanya. Ia dipontang-panting ke sana kemari, hidupnya menjadi kacau dan berantakan sedangkan Dewa Takdir tak pernah menemuinya sama sekali.

"Dia datang padaku dalam bentuk ikan hiu dan mengatakan kalau kau akan datang padaku. Dia menyuruhku memberitahumu bahwa kau takdir Dunia Hitam."

"Sial!!" Umpat Chelsea lagi. Ia mengusap wajahnya panik. Panik karena takut Andre berbuat sesuatu yang buruk padahal ia berada di sini dengan keanehan yang tak masuk akal di sekelilingnya.

"Jika kau ingin kembali, aku akan mengantarmu. Beberapa sentrofos mengikutimu kemari, kami telah membunuh separuhnya. Maka biarkan aku menjagamu." Ucap Jane lagi.

Chelsea, dia sudah terjebak dalam permainan takdirnya. Ia berjanji jika ia bertemu Dewa Takdir, maka ia akan berteriak padanya sekencang mungkin.

"Antarkan aku kembali."

Jane pun mengangguk lalu mengulurkan tangannya meminta Chelsea masuk ke air. Gadis itu menarik nafasnya dalam-dalam lalu masuk ke air dengan menahan nafas. Ia benar-benar masuk ke air dengan mudah. Chelsea menyambut uluran tangan Jane.

Namun, tiba-tiba saja tangan Jane menyetrumnya dan membuatnya kejang-kejang beberapa saat sebelum ia pingsan begitu saja.

"Mari kita bantu Ratu."

___________________________

Chelsea bangun terbatuk-batuk ketika merasakan sesuatu yang menarik air dari dadanya. Mulutnya terasa penuh seakan ada jelly yang mengganjal. Gadis itu membuka mata dan langsung terbatuk kembali membuat lelaki di depannya menjauhkan wajah dan menghela nafas.

"Apa yang kau la-lakukan?" Tanya Chelsea geli merasa bibirnya hangat.

"Bodoh," Andre langsung memeluk gadis dengan seluruh tubuh yang basah itu.

Chelsea yang merasa kedinginan langsung membalas pelukan Andre yang memberinya kehangatan. Pusing dan rasa berat berlebih. Tiba-tiba melanda kepalanya membuat ia mengernyit.

Destiny Rules ✔ [1]Where stories live. Discover now