66. The War 8: I can't say it🌹

937 66 2
                                    

Kricik.. kricik

Rantai emas itu menimbulkan suara yang cukup keras ketika Chelsea menyentakkannya ke lantai. Sihirnya sama sekali tak berpengaruh pada rantai emas ini. Oh, sungguh! Sekuat itu kah penyihir ini?

Chelsea membuka tangannya lebar-lebar seperti seseorang yang membuka pelukan. Rantai itu kembali bergemericik. Udara dingin pun mulai keluar dari tangan Chelsea. Menari-nari di sekitar tubuhnya. Membuatnya cukup kedinginan. Cahaya biru pun melingkupinya secara acak. Ruangan ini pun terlihat cukup jelas setelah cahaya biru itu semakin bergerak cepat hingga cahayanya lebih terang.

Hanya ruangan kosong. Tidak ada apapun di sini kecuali pintu yang berada jauh sepuluh meter di depannya. Chelsea menghela nafas lalu menyentakkan tanganya yang masih mengeluarkan es-es kecil akibat udara dingin yang ia buat.

Rantai emas itu pun membeku dalam sekejap. Chelsea membuat gerakan aneh pada tangan kanannya, udara kembali berhembus kencang. Daun-daun tiba-tiba berguguran di sekitarnya. Well, ia tak tahu dari mana datangnya daun itu. Ah, ia tak perlu memikirkan bagaimana kekuatannya bekerja. Ia hanya perlu membuat gerakan asal dan memikirkan apa yang ia inginkan. Semuanya akan terjadi.

Lagi, gadis cantik dengan mata tajam itu sekarang menyentakan tangannya. Membuat seluruh pergerakan daun menjadi lebih acak. Rantai yang membeku pun perlahan putus satu persatu dengan melelehnya es yang ia buat.

Sayangnya, setelah menunggu beberapa saat, rantai kembali menyatu. Ia kira rantai emas ini akan mudah diputuskan ternyata tidak.

Gadis bersurai putih itu terkulai lemas di lantai sambil menghadap langit-langit ruangan ini yang gelap. Ia lelah sedari tadi berusaha melepaskan diri namun tak kunjung berhasil. Hei, dimana Veron? Apa laki-laki itu belum keluar dari ruangannya?

Veron?

Chelsea menatap sekelilingnya dengan cemas. Satu menit menunggu, Veron tak kunjung menjawab panggilannya lagi.

Veron? Kau baik-baik saja? Tanya Chelsea lagi.

Ya.

Setelah mendengar jawaban dari Veron, Chelsea langsung berdiri kembali dengan semangatnya.

Bagaimana? Kau berhasil?

Ya. Tidak- belum maksudku.

Apa? Chelsea mengernyit mendengarnya. Apa yang sebenarnya Veron katakan?

Seharusnya kau menyarankan kecoa dari pada semut. Aku belum sampai ke pintu. Sepuluh meter bagi semut itu jauh, kau tahu?

Chelsea terkekeh seketika mendengarnya. Ia kira Veron tak berhasil menggunakan kekuatannya. Nah, sekarang ia tinggal menunggu Veron datang dan membantunya.

Well, jika kau menjadi kecoa bukankah kemungkinan ditemukan lebih besar?

Terserah. Aku akan segera datang padamu. Tunggu aku,

Tentu. Chelsea kembali menghela nafas lega.

Sebenarnya, ia tak tahu dimana dirinya sekarang. Mengapa mereka membuat tempat kurungan yang berbeda setiap orang? Bukankah itu malah semakin membuat warrior mereka kelelahan? Berjaga setiap ruang?

Oh, atau tak ada penjagaan di luar sana karena rantai emas ini? Yeah, itu bisa saja terjadi. Tapi, Chelsea yakin penyihir itu mengawasi setiap gerak-gerik mereka. Entah dari mana. CCTV, mungkin?

Sepertinya CCTV tak akan berfungsi dalam Dunia Hitam. Hei, Dunia Manusia dan Dunia Hitam itu berbeda dimensi. Belum pasti benda-benda dari dunia manusia dapat digunakan di dunia hitam. Begitu pula sebaliknya. Lagipula, tanpa benda-benda canggih seperti ponsel, para makhluk tetap bisa berkomunikasi dengan mindlink maupun matelink. Sungguh, menurut Chelsea komunikasi seperti itu lebih terjamin keamanannya.

Destiny Rules ✔ [1]Where stories live. Discover now