13

302 19 5
                                    

"pak?. Pak?." Panggil Sarah, saat Joe menatapnya tanpa berkedip dan mulut sedikit mengangga.

"Eh iya Sarah ada apa?. " Tanya Joe gelagapan, sebab ia tengah menatap bidadari yang sangat cantik sekali dihadapannya. Gadis yang biasanya tampil dengan kerapian, dan anggun dan judes, kini menjadi sosok gadis yang glamour dan bagaimana yah menyebutnya melebihi kata sempurna..

"Apakah ada yang salah dengan saya". Tanya Sarah keheranan.

"Tt-tidak ada, kamu cantik". Puji Joe. Sarah langsung merona saat mendengarkan ucapan Joe. Tiba tiba hatinya teringat Hans, ia menginginkan Hans yang mengatakan itu padanya. Lalu ia dengan cepat mengelengkan kepalanya saat memikirkan Hans.

"Kamu kenapa Sarah?, Apakah ucapan saya berlebih.". Tanya Joe saat melihat Sarah mengelengkan kepalanya.

"Saya tidak apa pak, hanya tidak terbiasa pergi ke pesta". Jawab Sarah Sembarangan. Joe langsung tersenyum manis kearah Sarah saat mendengarkan ucapan Sarah.

"Oh, tenang saja, selama disanah teruslah berada di dekat saya, agar kamu tidak grogi" ucap Joe dan Sarah menganggukkan kepalanya.

Sementara ditempat lain.

"Huh kok kamu yang jemput saya?".
Ucap anggela saat melihat Sean yang datang menjemputnya rumahnya, ia pikir Hans akan menjemputnya karena Hans bilang ia harus menunggu dirumah dan nanti akan di jemput.

Flashback off

Setelah mendapatkan telepon dari Hans anggela langsung berlari ke luar dari ruangannya, dan berjalan sambil melihat jam.

"Uhh masih 7 jam lagi". Ucapnya terburu-buru.

Lalu ia masuk ke pusat perbelanjaan terbaik di Jakarta .

Anggela terburu-buru mencari Jaz terbaik untuk Hans semua mall ia masuki untuk mencari baju untuk Hans, hingga ia menemukan sebuah jas dengan harga 500 juta.

"Mba saya membeli ini?". Ucap anggela, dan karyawan di mall itu tersenyum miris, mereka berpikir untuk apa gadis sederhana membeli jas dengan harga tinggi seperti itu, dan dari mana mereka membayarnya.

"Mba yakin?".  Tanya karyawan itu.

"Sangat yakin". Ucap anggela kesal pada karyawan itu karena meremehkannya, meskipun ia sebenarnya juga tak mampu membelinya, tapi apa daya ia harus mendapat jas semahal itu untuk bosnya itu.

"Tenang aja saya membawa kartu kredit, dan saya mampu membayarnya". Ucap anggela lagi saat karyawan itu terlihat ragu membuka jasnya dari tempatnya.

Lalu ia dengan buru-buru keluar dari mall, itu ia malas melihat karyawan mall disanah yang suka memandang orang untuk membeli produk disanah.

"Mentang mentang mall bagus, seenaknya saja memandang pelanggan". Omelnya lalu ia memanggil taksi dan pulang kerumahnya.

Saat ia menatap jam tangan, "Astaga waktuku sisa 3 jam lagi, aku harus cepat mengantar ini ke kantor" ucapnya lalu dengan ceoat ia menyuruh sopir taksi untuk membawanya kekantor.

Saat sampai ia masih tergesa-gesa menuju ruangannya Hans.

"Kamu sudah dapat jasnya?". Tanya Hans saat anggela sampai di ruangannya.

"Sudah pak, ini". Ucap anggela sambil mengangkat barangnya.

"Letakan diatas meja. Kamu bersiaplah dan nanti akan dijemput" ucap Hans,   seketika anggela hampir melompat karena Hans mengatakan akan menjemputnya.

A PART OF THE LOST STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang