Bab 36

38.2K 2.9K 210
                                    

Tumben cepet up date.. hehehe

Terus terusin kek gini gitu.. #kata readers fanatik

Hepi reading...


============================

"Jangan membuat pertemuan, Christopher. Kalau kamu tidak tertarik sejak awal."

"Mengapa kamu mengatakan begitu, Meghan?"

"Bisnis fintech memang baru untuk kita. Seperti analisaku, kerjasama ini akan menguntungkan kita nantinya. Tapi sikapmu tadi seperti hendak membakar bokong mereka."

Kupikir wajar saja kalau aku mengupas proposal kerjasama yang mereka tawarkan kepada Sagara, karena uangku yang akan aku tanam dalam bisnis ini.

Oke. Aku memang agak sedikit keras tadi.

Cuaca hatiku sedang suram hari ini. Sementara aku harus tampil prima untuk menjalankan roda kerajaan bisnisku. Kutub berlawanan dalam diriku membuat aku jadi kelelahan sendiri. Situasi apapun yang sedikit saja tidak menyenangkan, bisa langsung memantik emosiku keluar.

Aku menghela napas letih. Sendirian dalam ruang kerja, aku memejamkan mata rapat-rapat seraya menyandarkan kepala ke belakang kursi. Berharap bisa melepaskan sebentar saja kepenatan isi kepalaku sekarang.

Aku kesulitan hanya untuk meletakkan separuh kegundahan yang aku rasakan sekarang. Adukan kecewa, gelisah bercampur dengan kegelisahan begitu kuat sejak aku menemukan pintu kamar lama Ariana masih terkunci tadi pagi.

Aku merindukan Ariana. Teramat sangat. Aku ingin ia duduk di sebelahku menemani sarapan seperti biasanya dan memberikanku ciuman hangat sebelum aku berangkat kerja.

Kenyataannya, aku sarapan dengan perasaan kosong.

Aku hanya punya waktu malam ini dan esok pagi untuk bertemu dengan Ariana sebelum aku melakukan perjalanan ke Singapore hingga lusa.

Berita buruknya, aku masih punya dua pertemuan lagi untuk hari ini. Belum lagi ada indikasi lack information dalam laporan Risk Management yang dibuat oleh David sebagai risk owner dan di bawah pengawasan Meghan untuk proyek kerjasama antara Sagara yang diwakili langung oleh papa dengan Mr. Stevens. Padahal penandatanganan kontrak akan dilaksanakan minggu depan. Tentu saja papa menjadi marah besar mengetahui hal ini dan memintaku serta Meghan untuk segera merevisinya besok.

Di hari yang sama aku harus ke Singapore bersama Isabele dan Tony untuk pembicaraan bisnis lebih lanjut sebagai kandidat pemenang tender di sana.

Biasanya aku bisa melewati semua tekanan dalam pekerjaanku dengan mudah. Namun tidak untuk kali ini.

Aku merasa sedikit terengah, dan aku tahu karena apa..

Andai Ariana tidak mogok bicara dan tidak berjarak denganku mungkin aku tidak akan setertekan ini.

Oh My Goodness, sampai kapan Ariana akan memperlakukanku begini?

Aku tidak sanggup diacuhkan seperti ini.

Aku membutuhkan sosoknya selalu ada di sampingku..

Aku menghela napas kembali, lebih dalam..

Pikiranku yang mengelana hingga menembus awan kelabu di luar sana terputus oleh getaran ponsel di atas meja. Buru-buru tanganku meraih ponsel yang getarannya nyaris membuat diriku terlonjak dari kursi.

Mataku membaca nama yang tertera pada layarnya dan mendapati nama Detektif Jeremy mengambang di atasnya.

Jantungku seketika merenyut cepat.

[END] ChristopherWhere stories live. Discover now