XIV

123 22 6
                                    

"Hei denger percepat mandimu! Jangan buang air!" Teriak Yoongi keras agar didengar Yon didalam kamar mandi. Yoongi pria itu sibuk membuat makanan ringan di dapur. Sekedar mie instan, bulgogi, serta kimci pemberian bibi sebelah kamar apartemen kumuh ini.

"Bajingan" Umpat Yoongi, lalu mengusap wajahnya kasar "begini rupanya cara ia bermain" Perkataan kini terus berada di otaknya. Banyak sekali yang ia pikirkan, tapi pikiran ia kini dominan dengan Yon, ia tahu kenapa gadis itu bisa disini. Apa aku harus ikut bermainnya? Pikir Yoongi bener-bener tak habis pikir.

Yoongi kembali menyusun makanan di tempat meja makannya, menaruh segala alat makan untuk ia pakai nanti dan jangan lupakan kini ia harus menyiapkan dua porsi, tentu saja gadis kecil yang sok tahu akan dunia ini. Setelah menyusun semuanya langkah kakinya kini menuju kamar mandi.

"Hei! Buka! Kau sudah selesai! Jangan buang airnya kau mempersulit hidupku jangan kau persulit juga dengan tagihan airnya!" Teriak Yoongi sembari menggedor pintunya. Bukan jawaban yang ia dengar melainkan shower yang masih ia denger.

"Segitu budeg nya apa emang suaraku tidak keras sampai dia tidak mau menjawabnya?" Kini Yoongi bingung setengah mati, kenapa tidak ada jawaban sama sekali dari gadis kecil itu. Hingga persekon berikutnya matanya membelak panik. Kembalinya ia gedor pintu tersebut dengan sangat keras.

"Hei! Idiot! Jangan melakukan hal gila disana" Teriaknya sembari mendorong daun pintu itu dengan keras. "Alice!" Dengan sekuat tenaga kembali ia mendorong daun pintu itu namun nihil. "Bajingan!!! Yak!" Kesalnya dengan sekuat tenaga kembali ia mendobrak pintunya. Dapat ia lihat shower terbuka begitu saja namun tidak ada orang yang memakainya. Buru-buru Yoongi mematikan shower lalu ke bathup dan dilihatnya gadis itu menenggelamkan dirinya.

Seakan tak habis pikir Yoongi langsung mengangkat gadis itu lalu dibaringkannya dilantai.

"Hei bangun! Bangun" Ucap Yoongi sembari menepuk-nepuk wajah gadis itu agar sadar, namun bukan mata yang terbuka melainkan wajah itu semakin pucat "sial" Dengan gemeteran Yoongi mencoba memberi pertolongan pertama menekan bagian dada gadis itu sekuat tenaga, lalu memberikan nafas buatannya. Tidak ada reaksi, Yoongi kembali menekan dada Yon kembali, lalu memberikan nafas buatannya kembali dan berikutnya ia dapat melihat hasilnya Yon mulai terbatuk-batuk mengeluarkan air dari mulutnya.

Nafas gadis itu memburu, dapat ia rasakan rasa perih menjalar di tenggorokannya, matanya berusaha ia buka kembali, dan dilihatnya Yoongi tengah khawatir sekali. Gadis itu mengerjap, berusaha memfokuskan kembali cahaya yang ia terima dari netranya yang sedikit meblur akibat air yang masih berada dimatanya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Yoongi gemeteran setengah mati "apa yang kau lakukan sialan! Kau berusaha mau mati! Hah! Jawab Alice!" Bentak Yoongi kasar terhadap Yon yang kini posisinya sudah duduk, pundak gadis itu dicengkram kuat sama Yoongi hingga Yon meringis kesakitan.

Melihat itu Yoongi langsung melepaskan cengkramannya, dan Yon ia hanya bisa menangis sesenggukan. Yoongi merasa muak melihat gadis didepannya namun bertingkah kasar dengannya juga tidak dapat menyelesaikan masalahnya, Yoongi yang sadar telah berbuat salah langsung mengambil handuknya dan menutupi tubuh gadis itu yang hanya bermodal pakaian dalam basah akibat bunuh dirinya sendiri.

Di gendongnya gadis itu menuju kamarnya, dan langsung menduduki gadis itu diranjang. Dapat dilihat gadis itu gemeteran entah akibat rasa takut atau dingin yang menyelimutinya. Yoongi berjongkok melihat kondisi gadis itu lebih jelas, rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya membuat Yoongi tidak mau harus menyelipkan beberapa rambut itu dibelakang telinga gadis itu. Kini dapat ia lihat netra gadis itu yang penuh akan rasa sedih dan takut dilamnya.

Yon berusaha berucap namun rasanya sulit sekali ia berbicara seperti ini "hiks.... Maa... Maaf... Maaf" Kini air matanya kembali mengalir "maaf" Rasa takut dan bersalah kini menyelimuti isi hati Yon ia tidak mengira bahwa Yoongi akan semarah ini. Mata kecewa Yoongi mirip seperti ayahnya yang menakutkan.

Yon tidak sanggup kontak mata dengan Yoongi ia menunduk menangis sederas mungkin. Jika ia melakukan hal ini yang ia terima adalah sebuah tamparan keras dari ayahnya, karena tidak sopan menundukkan kepalanya. Namun yang kini ia rasakan bukan sebuah tamparan melainkan elusan pipi yang amat lembut yang kini menghapus jejak air matanya. Mata Yon terbuka dan melakukan kontak mata langsung dengan Yoongi.

"Tidak perlu minta maaf, harusnya aku yang meminta maaf karena menyakitimu, maaf aku tidak bisa mengontrol emosiku, maaf Alice, dan jangan lakukan hal ini lagi karena itu akan membuatku merasa bersalah"

*

Perlahan namun pasti Yon mengunyah makanan yang diberikan Yoongi, rasa sakit di tenggorokannya masih dapat rasakan. Kini bukan hanya tenggorokannya yang sakit hidungnya pun ikut sakit akibat tersedak oleh air.

Sementara Yoongi kini duduk disamping gadis itu mengawasi agar makanan itu dimakan habis oleh gadis itu. Keheningan kini menyelimuti mereka berdua. Canggung, sekaligus ada rasa takut diantara mereka membuat dua manusia ini enggan berbicara terlebih dahulu.

Merasa muak, Yoongi menghela nafas frustasi, dan helaan itu mendapat atensi Yon.

"Bukannya kau harus mengucapkan sesuatu?" Tanya Yoongi memulai pembicaraan.

Yon hanya bisa diam mendengar ucapan Yoongi tangannya sedikit gemeteran, bibirnya mau berucap kata namun susah dikeluarkan "ma... Maaf" Katanya berucap pelan.

"Aku tidak butuh maaf mu, aku hanya ingin tahu kenapa kamu melakukan itu"

Yon semakin gelisah tangannya mulai menggaruk kulit di pergelangan tangannya, seperti ada afeksi tersendiri untuk menjelaskan kenapa iya berusaha ingin mati. Yoongi yang melihat itu buru-buru memberhentikan perbuatan Yon.
"Jangan nanti lecet, cukup luka tanganku ini yang luka untuk menyelamatkanmu"

Yon menatap kembali mata sayu Yoongi, dapat ia lihat mata hitam kelam di bola matanya "kenapa?"
Kini gadis itu menanyakan yang kini malah membuat Yoongi bingung setengah mati.

"Kenapa menyelamatkanku? Bukankah kau merasa terbebani dengan adanya diriku, aku ingin pulang"

Yoongi kembali berdecak kesal "dengan cara bunuh diri? Itu akan lebih menyulitkan diriku, aku tidak bisa membuang jasadmu itu. Lalu pulang? Kau mau pulang ke Tuhan, silakan tapi tidak di apartemenku, cukup dengan tempat kumuh ini tidak ada tambahan jasadmu atau roh mu yang akan bergentayangan, aku tidak suka" Kini Yoongi menghela nafas kembali ada rasa gelisah juga dilubuk hati Yoongi yang ia tidak rasakan, ia takut melihat seseorang mati lagi tepat di mata depannya, kini jakunnya naik turun menelan ludah untuk mengendalikan detak jantung yang mulai bergemuruh tidak nyaman "Alice banyak diluar sana yang lebih menderita darimu, tapi mereka tidak bunuh diri sebagai solusinya, kau terlalu muda untuk mati mengenaskan"

"Tapi tidak ada yang peduli lagi denganku"

"Aku! Aku peduli, jangan berbicara seperti itu, jangan seolah-olah kamu tidak dipedulikan, aku peduli. Ada banyak cara Alice, ada banyak cara untuk mengambil solusi dan itu bukan bunuh diri, solusi itu ada di kau sendiri, solusi untuk dirimu menjadi lebih baik, lebih banyak positif yang kau pikirkan, dan cobalah lawan depresimu itu, jika tidak sanggup masih ada aku untuk bantu kamu, teman-teman mu dan orang-orang yang mengkhawatirkanmu, kami ada untuk mu"

"Kau orang kedua yang berbicara seperti itu" Kini Yon tertawa datar matanya mengalir air matanya entah kenapa. Tangan Yoongi sudah menggenggam tangan Yon berharap memberikan kekuatan kepadanya.

"Alice jangan begini, jangan bunuh diri jangan melukai dirimu sendiri, jangan pokoknya, jika kamu memang ingin pulang peraturan yang pertama tidak boleh bunuh diri, melukai atau apapun yang berbahaya, jangan aku mohon, ini permohonanku Alice"

Yon kembali tersenyum lalu semua kembali menjadi gelap seketika, dan kini ia kembali membuka mata dan berada di tempat tidur dikamarnya.
Yon merasa seperti mendapati kekuatan yang membuat ia tersenyum secerah ini. Rasanya beban yang selama ia pikul hilang begitu saja.














Tbc





Akhirnya sekian lama aku kembali :)  maaf guys aku sempat kehilang akun ini dan akhirnya kembali lagi. Aku seneng banget :"). Senengnya rupanya masih ada yang nunggu cerita ini, omg rasanya kaget sekaligus senang, padahal dulu kayak gk berharap ditungguin  sama readers, eh malah aku buat gantung kalian, maaff guys :). Tapi sumpah ini cerita gabut sekaligus menyuarakan depresi aku :(. Btw pokoknya big thanks yang udh vote yang udh komen dan yang udh nungguin cerita ini big love for you guys<3

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Magic ShopWhere stories live. Discover now