52. Aca dan Dillah

14.4K 636 70
                                    

Aku memutari halaman kamar UGD tempat Gattan periksa, bang Reino sesekali melihatku. Aku benar-benar panik, aku takut, aku gelisah, khawatir campur aduk jadi satu.

Rasanya ingin masuk ke dalam ruangan melihat Gattan di tangani. Aku tidak bisa diam menunggunya disini, tapi aku tidak bisa apa-apa.

Aku tidak mau Gattan meninggalkan dunia ini, meskipun aku nanti harus berpisah dengannya.

Apa benar aku akan kehilangan Gattan? Aku tidak mau melepasnya untuk orang lain. Karena mungkin itu akan membunuh perasaanku... secara mendadak.

Mungkin selama ini Gattan tertekan, dia gak mau hidup bersamaku. Dan melepas adalah cara terbaik, dia akan jauh lebih bahagia saat tidak bersamaku.

Waktu berlalu begitu lama jika di tunggu, banyak orang berlalu di depanku tapi semua bagaikan angin. Aku benar-benar tidak mengerti mengapa aku harus segelisah ini, yang jelas aku merasa bersalah, meskipun ini semua adalah sebuah kecelakaan.

"Bang Ren, Gattan biasanya service mobil dimana?" Tanyaku mengagetkan bang Reino yang sedang melamun.

"Di bengkel mas Arif deket pasar swalayan, kenapa emang Li?"

"Aku boleh minta nomer teleponnya gak? Aku mau masukin mobil Gattan ke bengkel"

"Kenapa harus kamu Li?? Itukan mobil Gattan, lagian tadi kan kamu bilang di mobil mau pisah dari Gattan. Lagian ini kesalahan Gattan, untuk apa dia masih mengejar-ngejar perempuan lain. Kamu gak perlu ngelakuin semua itu Li..."

"Bang, sebelumnya aku mau ngucapin terima kasih, karena tadi udah mau ajak aku bareng' kalo misalnya aku tadi gak berenti aku gak mungkin tau kondisi Gattan yang begini, aku mau ketika Gattan sembuh nanti dia gak perlu memikirkan hal lain, kecuali pemulihannya. Sekarang aku masih istrinya dan aku juga berhak melakukan ini"

Bang Reino menggeleng, tiba-tiba ada suster yang menghampiriku.

"Keluarga pak Gattan Fauzi ?"

"Iya sus ada apa?"

"Ibu istrinya?"

Aku menggeleng.

Suster dan bang Reino bingung.

"Jadi siapa keluarganya" tanya suster lagi.

Bang Reino menunjukku "iya sus ini istrinya"

"Ibu, bisa ikut saya untuk mengurus administrasi pak Gattan?"

"Oh, iya bisa-bisa" Aku berjalan mengikuti suster.

Sebenarnya aku bingung mau dapat uang dari mana? Untuk biaya rumah sakit Gattan dan juga bengkel mobil. Kerusakan mobil Gattan cukup parah dan biayanya juga mahal.

Sedangkan aku belum gajian.

Mungkin pak Daniel bisa bantu aku, Iya! Pak Daniel.

Bang Reino mengantar Vira pulang, dan akan kembali lagi katanya.

Pak Daniel --- berdering...!!!

"Pak Daniel... Assalamualaikum" Sapaku memulai pembicaraan.

"Kenapa Li?"

"Pak... Maaf sebelumnya, saya telepon bapak malam malam begini..."

"Nggak kok, gak papa.. kenapa emangnya Li?"

"Pak, boleh gak? Kalau saya meminta gaji saya? Saya janji pak ini terakhir kali saya meminta begini pak... Saya butuh uang banget pak"

"..."

"Pak? Gak boleh ya pak? Yaudah maaf pak sudah ganggu waktu pak Daniel"

"Li!"

"Iya?"

Aku Patung BagimuWhere stories live. Discover now