FS ~ 4

102 9 2
                                    

" mau mampir ke rumah gak Kei?" tanya Devan setelah sampai di depan rumahnya.

" nanti deh Dev, gw cape" Kei memberikan helmnya pada Devan.

Ia berlari memasuki gerbang rumahnya yang berada di sebrang rumah Devan.

Ceklek pintu rumah terbuka dan Keira langsung masuk. Melihat keadaan rumah nya yang sangat sepi membuat Keira merindukan ibunya, ibunya selalu menyambut Kei ketika pulang sekolah, walaupun ibunya seorang dokter tapi ia selalu meluangkan waktunya untuk Keira.

"sigh, selalu kaya gini ya? Sepi." Keira langsung menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

Keira merebahkan diri di atas Queen Size nya. Memandang langit-langit kamarnya yang berwallpaper galaksi dan ada hiasan planetnya. Dinding kamarnya berwarna biru tua layaknya langit di malam hari. Dan Keira jarang sekali membuka jendela nya, membuat cahaya di kamarnya sangat redup. Suasana kamarnya redup sama seperti hatinya sekarang. Ngomong-ngomong suasana hatinya, ia jadi ingat tentang kejadian tadi di toilet sekolah.

Setelah selesai makan keira pamit pada Elina untuk ke toilet, dan ia juga menyuruh Elina untuk kembali ke kelas duluan.

Keira masuk ke salah satu bilik kamar mandi, bersamaan dengan beberapa kaka kelasnya dibelakangnya yang langsung berdiri didepan wastafel.

" eh lu tahu gak Keira anak kelas Xl yang deket banget sama Devan?" tanya salah satu kaka kelasnya yang ia kenal bernama Angel.

" oh dia, tahu kok gw" jawab teman sebelahnya sambil memoleskan bedak pada wajahnya.

" kok Devan bisa betah ya deket-deket sama tuh bocah? Padahalkan Keira gak cantik, buluk dan tepos juga, ya intinya mah masih mendingan gw kemana-mana sih"

" hahahaa bisa aja lu. Gw juga kepo sih sebenernya, secara Devan itu ganteng pake banget, mostwanted juga, dan dia juga tajir. Hmm jangan-jangan Keira pake susuk"

Angel yang mendengarnya pun langsung tertawa " parah lo, kalo sampe Keira denger bisa sakit hati ogeb" lalu mereka berdua keluar dari toilet.

Keira yang mendengar seluruhnya pun hanya membuang napas lelah. Sejujurnya ia sudah sering mendengar banyak cacian dari orang-orang yang tidak menyukainya. Awalnya ia bisa menganggap remeh dan mudah melupakannya, tapi lama-kelamaan manusia pasti memiliki titik jenuh dan mulai berpikir negatif tentang dirinya sendiri.

" sigh " Keira menghembuskan napasnya dengan berat. Ia bangkit dari kasur dan menuju ke cermin.

Keira melepaskan seragam sekolahnya, ia hanya meninggalkan celana pendek berwarna hitam dan tanktop putih. Ia mengamati pantulan dirinya di cermin full body.

'apa gw terlalu buruk kalo ada di samping Devan?' batinnya bertanya-tanya. 'badan gw gak sekurus itu dan muka gw juga bisa dibilang lumayan lah yaa, terus apa yang salah sama gw?'

Keira memiliki tubuh yang lumayan tinggi untuk ukuran wanita Indonesia tingginya sekitar 165 cm, tubuhnya juga berbentuk S line dan ia memiliki wajah yang oval lalu ia memiliki mata yang indah, hidungnya yang kecil tetapi mancung itu membuat wajahnya semakin terlihat indah bak dewi ditambah dengan bibir kecilnya yang merah muda. Lantas apa yang sebenarnya orang lain pikirkan tentang dirinya?

Apakah itu bentuk rasa iri? Sehingga secantik apapun parasnya tetap terlihat buruk dimatanya.

Oh ayolah kalian harus sadar, mulutmu harimau mu. Kata-kata yang keluar dari mulutmu bisa saja membangun motivasi seseorang, tapi suatu saat juga bisa menghancurkan seseorang.

Menyakiti mental seseorang itu sangat buruk daripada menyakiti secara fisik. Karna menyakiti mentalnya sama saja dengan membunuh nya secara perlahan. Membuatnya stress hingga depresi lalu bisa saja di akhiri dengan bunuh diri. Apa itu yang kalian inginkan dengan mencaci nya?

Friendshit [ Devan x Keira ] Where stories live. Discover now