bab 13

44.4K 1.8K 13
                                    

Sepulang dari rumah keluarga Nathan Keira langsung memasuki kamarnya, sejak keluar dari rumah itu dia terus diam dan hanya tersenyum paksa pada orang yang menyapanya. Ya, hatinya sakit karena perkataan Nathan yang sangat keterlaluan menurutnya. Meskipun sangat ingin melawan tapi apa daya Keira tak berani meskipun hanya menatap mata tajam lelaki dingin itu. Nyalinya selalu ciut saat bertatap muka secara langsung dengan Nathan oleh karena itu ia selalu diam dan mengalah. Toh melawan pun tak akan ada hasilnya, yang ada ia akan mendapatkan masalah yang mebih besar. Hal yang paling di takutinya yaitu di usir atau di ceraikan secara sepihak oleh lelaki itu.

Tanpa dengan pandangannya tertuju pada buku harian yang ada di atas bantal, senyuman terukir jika ada buku tempatnya berkeluh-kesah. Perlahan tangannya membuka lembaran kertas dan berhenti pada halaman kosong. Kemudian menulis sesuatu yang di rasakannya, mulai dari harapan hingga hilangnya harapan itu.

Dear hati

Ada rasa yang tumbuh dengan sendirinya pada hati yang tengah kesepian ini. Rasa yang begitu besar dan tak mau pergi dari dalam hati agar memberi ku ketenangan, tapi apa daya ku jika hati ini sudah berlabuh dengan nyaman.

Lalu apa ini, sekarang hati ini merasakan cinta dan sangat besar hingga aku tak mampu membuat cinta itu berhenti agar tidak berkembang semakin besar. Adakah obat pemusnahan cinta ? Jika ada aku ingin membelinya, agar cintaku padanya segera hilang dan tak bertumbuh semakin besar.


Kini keira kembali merenungkan nasibnya yang begitu buruk mengingat ayah kandung dari calon anaknya sangat jahat dan tak berperasaan. Bahkan tanpa segan lelaki itu menyebutkan anaknya tidak bernyawa ketika di lahirkan nanti. Biasanya seorang ayah akan selalu menunggu kehadiran anak mereka dengan tidak sabar, tapi apa yang di katakan Nathan dia seperti sangat berharap anaknya tidak bernyawa lagi ketika di lahirkan ke dunia. Harapan keira untuk mendapatkan lelaki itupun menghilang begitu saja, dan hanya berharap bisa tetap tinggal di rumah itu untuk sementara sampai ia melahirkan. Setelah itu akan pergi tanpa di minta dan tak akan pernah muncul lagi di depan orang-orang yang tak menyukainya.

" Kamu sabar ya sayang, bunda janji setelah kamu lahir ke dunia yang sangat kejam ini. Kamu nggak akan pernah merasakan sakit lagi karena perlakuan ayah kamu, bunda juga janji kamu akan selalu hidup dengan banyak kasih sayang dari bunda. Kamu sabar sebentar lagi sampai kamu lahir ya " isak tangis Keira pecah setelah berbicara dengan calon buah hatinya

Jiwa raganya terasa sangat hancur tak berbentuk saat mengingat perkataan kasar suaminya. Ia selalu lapang dada saat orang menghina dirinya, tapi jika anaknya yang di berikan kata-kata jahat. Ia tidak akan bisa menerima semua itu begitu saja.

Sudah beberapa hari sejak kejadian di rumah orang tuanya, Nathan merasa jika Keira semakin banyak diam dan melamun. Wanita muda itu juga jarang memperlihatkan dirinya pada Nathan. Saat Nathan ada di rumah, Keira benar-benar menghindar. Bahkan kerap bersembunyi agar tidak terlihat, saat menyiapkan masak ia benar-benar bangun lebih pagi dari biasanya. Bahkan mencuci baju ia lakukan saat mlam hari, seperti sekarang ini. Tepat jam 12.45 malam, Keira tengah sibuk mencuci baju lalu menyetrika.

"Kenapa di kerjakan malam hari?" pertanyaan Nathan benar-benar membuat Keira terkejut bukan main, bahkan ia terlonjak kaget hingga setrika yang di pegang hampir terjatuh.

"Besok ada kegiatan kak." bohongnya

Ia bingung harus menjawab apa, jadi dengan sangat terpaksa Keira harus berbohong. Tidak mungkin dirinya menjawab karena sedang menghindar.

pregnancy that brings suffering (Fizzo)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora