Sarla dan Pangeran

50 5 2
                                    

Sarla mengintip ke ruang pesta ini. Kue raksasa sudah di siapkan. Semua orang banyak yang sudah berkumpul. Raja dan Ratu duduk di singgahsananya. Sang Pangeran dan Puteri ngobrol dengan kawan-kawannya.

"Hmmm,,,kondisi stabil! Mungkin tak ada yang perlu di khawatirkan. Tapi aku harus tetap waspada!" Gumam Sarla.

Tiba-tiba ada yang memegang pundak Sarla. Perlahan-lahan Sarla menoleh ke arah belakang.

"Astaga, Kak Dinda!" Dan ternyata itu Dinda dan yang lain.

"Kondisi stabil?" Tanya Dinda pada Sarla.

"Iya! Kita harus tetap berjaga-jaga!" Ucap Sarla.

"Biar kami yang jaga. Kamu kesanalah ke pesta! Pangeran menunggumu. Lihat dia sepertinya sedang mencarimu." Ucap Dinda setelah melihat Pangeran celengak-celengok.

"Tapi,,,"

"Kamu di butuhkan di sana. Biar mereka tak curiga." Ucap Farah.

"Kalian nggak ikut?" Tanya Sarla sebelum pergi.

"Kami akan berjaga-jaga di sini. Nanti kalau ada yang mencurigakan kami akan menghubungimu. Cepat ganti gaun sana!" Dinda mendorong Sarla. Dan akhirnya Sarla menurut.

Beberapa menit kemudian. Sarla keluar dengan gaun merahnya. Membuat semua pandangan terpana padanya. Khususnya Sang Pangeran.

"Lihat Sarla! Cantik juga ya kalau pakai gaun." Ucap Dinda yang memperhatikan dari kejauhan.

Pangeran melongo lalu menghampiri Sarla.

"Apa benar ini kau Sarla?" Tanya Pangeran.

'yaiyalah! Emangnya siapa?! Kalau bukan karena kau seorang pangeran,,,pasti aku akan langsung meninjokmu setelah mengatakan itu!' batin Sarla

"Iya, ini aku pangeran." Ucap Sarla lembut.

'Hallah! Biasanya aja kasar!' ucap Vina dari aerophone kecil alias anting-anting detectivenya.

Sarla tak menggubris ejekan kawannya itu.

Pangeran masih memandang Sarla melongo. Sarla bingung harus apa? Harus bilang apa? Apa ia harus lari?

Tiba-tiba...

"Kak Sarla!!!!" Putri Felicia berlari menghampiri mereka. Membuyarkan lamunan sang pangeran.

"Eh? Tuan Puteri?"

"Kakak cuantik deh!" Puji putri Felicia.

"Jangan panggil kakak."

"Kan udah perjanjian!"

"Iya deh!" Sarla menyerah.

Di sisi lain.

Ada gadis meremas gelasnya dengan kesal. Ia adalah Lia.

"Awas saja kau, Sarla!" Lia pergi meninggalkan pesta.

"Eh daripada ngobrol terus! Mending kita mulai pestanya!" Putri Felicia menarik tangan Sarla dan Kakaknya ke depan kue ulang tahun.

Kue ulang tahun itu besar dan lebar. Namun nggak terlalu tinggi agar bisa tiup lilin. Hehe!

Skip

"Potong kuenya, Kak!" Putri Felicia paling semangat di sini.

"Ok-ok!" Pangeran Bara memotong kuenya. Lalu suapan pertama ke ayah dan ibunya.

"Sekarang aku!" Ucap Putri Felicia dengan PD nya.

Pangeran Bara akan menyuapkan ke putri Felicia dan putri sudah akan memakannya akan tetapi pangeran menggodanya dengan memutar balik kue itu dan di suapkannya ke Sarla yang daritadi menganga karena melamun.

"Up! Apa !" Sarla terkejut karena kue itu tiba-tiba masuk ke mulutnya.

Awalnya putri Felicia cemberut karena kakaknya menipunya akan tetapi Ia jadi girang setelah tahu kue itu untuk Sarla.

"Cieeee!!!! Kakak Bara dengan Kakak Sarla!!" Goda putri Felicia.  Sarla menatap pangeran Bara dengan heran dan kesal.

Tapi Ia menahan rasa kesal itu.

Semua bertepuk tangan gembira termasuk kedua orang tua pangeran.

"Ayo lagi! Lagi! Lagi!" Seru Putri Felicia.

"Nggak ah! Lalu yang lain makan apa!" Ucap Pangeran. Lalu Ia membagikan potongan-potongan kue itu.

Sarla masih dalam keheningan. Hingga suara aerophone anting-antingnya berbunyi.

"Cie-cie-cieeeeee!!!!!" Goda rekan-rekan detectivenya.

"Diam kalian! Pekik Sarla lirih!

"Apa nggak ada yang mencurigakan?" Tanya Sarla melalui jam tangannya setelah Ia menjauh dari keramaian.

"Sejauh ini nggak ada. Tap- ahhhhh!!! Tolong!! Sar-" Sambungan terputus.

"Sepertinya mereka dalam bahaya!" Sarla lari keluar ruangan. Hal itu di ketahui oleh Pangeran. Sehingga Ia mengikutinya.

"Di mana mereka?! Aku harus berubah dulu!" Sarla di tempat sepi.

Akan tetapi...

"Sarla?" Panggil seseorang dari belakang.

"P-pangeran?" Sarla gugup. Untungnya Ia belum berubah.

"Kamu mengapa lari dari pesta?" Tanya Pangeran.

"Anu pangeran,,,emmm,,,,ada keadaan darurat di rumah! Eh! Maksudku ada kepentingan mendesak di rumah. Maaf aku harus pulang sebentar. Boleh kan?"

"Sekarang? Tapi pestanya belum selesai." Ucap Pangeran sedih.

"Tapi pangeran,,,,maaf!" Sarla menunduk memelas.

"Baiklah nggak apa! Mau kuantar?" Pangeran menepuk pundak Sarla.

"Enggak, Pangeran! Pangeran masuk dulu aja! Semua nanti mencari pangeran loh!"

"Iya deh baiklah! Hati-hati ya,,,,dan cepat kembali jika selesai!" Pangeran masuk ke dalam lagi.

"Ok!"

"Aduuh! Hampir saja! Di mana nih teman-teman!" Sarla berganti pakaian detective.

Tiba-tiba...

"Hai detective!" Ucap seseorang dengan lembut yang di ada-ada dari belakang. Sarla menoleh dan,,,,,,,,

♥Prince Love Detective Girl♥Where stories live. Discover now