Menginjakkan Kaki

701 8 2
                                    

Candu menjemput dalam langkah pertama ku di sebuah kota yang terbuat dari jiwa ternyaman, hati yang damai dan rasa rindu disertai cinta


Ketika ku menginjakkan kaki di tempat ini yakni sebuah kota kecil yang dikenal karena berbagai keistimewaannya di dalamnya. Beban pikiran seakan lenyap ditelan keriuhan music jalanan disetiap jalan, alunan nada langkah kaki dari kuda delman, dan ramainya pedagang kaki lima yang bisa ditemui disetiap sudut kota. Memang keindahan kota tersaji atas seni di berbagai sudut dan kota yang langka karena masih ditemui budaya khasnya di tengah era milenial saat ini. Langkah kaki ku berirama seakan meninggalkan stasiun dan menuju ke mobil jemputan ku dari hotel.

"Selamat pagi pak, dengan Pak Bagus ?" Sapa supir hotel padaku

"Pagi juga, iya betul. Bapak yg dari hotel ya?" jawabku.

"Iya pak, mari pak silahkan masuk." Katanya sambil membukakan pintu mobil.

"Oke terima kasih." Aku pun masuk ke dalam mobil

Ini pertama kalinya aku menjajakkan kaki di kota istimewa ini namun seolah candu menghampiriku hanya dengan pandangan pertama.

"Pak, kalau boleh tau sudah berapa kali ke sini?" tanya supir

"Saya sih baru kali ini, memang kenapa pak?"

"Tidak apa kok pak, kata orang kota ini ini romantis dan katanya lagi siapapun yang pernah datang ke kota ini akan merasa rindu dengan suasana disini dan ingin kembali lagi dan lagi." Jelasnya.

"Hmm begitu, ada benarnya juga sih. Saya bisa merasakannya." Kataku.

"Bapak terlihat bukan wisatawan, bapak mau bertemu keluarga ya atau jangan jangan kekasih ya." Canda supir.

Aku tersenyum saja sambil menggelengkan kepala "Haha, saya ini kesini hanya keperluan bisnis pribadi saja kok pak. Lagian keluarga saya ada di Jakarta dan untuk seorang kekasih kayaknya belum ada deh sampai detik ini." Jelasku.

"Masa gaada pak? Seorang seperti bapak pasti gampang dapetnya harusnya."

"Hmm, nyatanya seperti itu kok pak."

"Akhirnya kita sampai pak di hotel, sejam dijalan kalau sampai ngobrol kayak gini ga berasa ya pak." Katanya.

"Oh sudah sampai, oke terima kasih ya pak atas sedikit infonya." Kataku sambil memberi tip padanya.

Aku pun menuju ke dalam hotel dan menuju ke receptionis untuk segera check in.

"Pagi pak, ada yg bisa saya bantu?" kata petugas resepsionis padaku.

"Ya pak, saya mau check in sebelumnya sudah booking lewat aplikasi atas nama Bagus"

"Oke mohon ditunggu sebentar ya pak." Kata resepsionis kembali.

Aku berdiri di depan meja resepsionis sambil menunggu proses check in hotel. Tiba tiba tatapan ku tertuju kearah wanita dengan rambut sepundak terurai di sebelahku yang akan melakukan proses check in juga.

"Mba, saya mau check in untuk 4 hari ke depan ya." Kata wanita itu.

"Baik bu, sebentar ya kita proses dulu."

"Baik mba." Sautnya kembali.

Dia berdiri tepat di sebelahku jarak kita hanya sekitar dua meter namun aku tidak begitu jelas melihat wajahnya karena dia memakai kacamata. Merasa dirinya dilihat oleh ku dia pun menoleh kepadaku dan tersenyum kearahku. Tak sempat aku membalas senyumannya tiba tiba ada yang memanggilku.

"Pak, pak." Panggil petugas resepsionis kepadaku.

Aku terkaget mendengarnya "Iya mas, sudah selesai prosesnya?" jawabku spontan.

Candu CaraniWhere stories live. Discover now